EPS 33

3 0 0
                                    

Dua tahun sudah berlalu sejak peristiwa yang mengguncang hidup Alya dan keluarganya. Sejak saat itu, banyak hal telah berubah. Alya kini telah lulus dari sekolahnya, dengan segudang pengalaman dan pelajaran yang telah membuatnya lebih dewasa dan bijaksana. Namun, di balik semua itu, ada satu hal yang masih membekas di hatinya: keberadaan Bima.

Selama dua tahun terakhir, Alya terus menyimpan data tentang Bima yang ia dapatkan dari sekolah dulu. Data itu ia simpan rapi di dalam laci meja belajarnya, menunggu waktu yang tepat untuk digunakan. Kini, dengan tabungan yang telah ia kumpulkan, Alya merasa saatnya telah tiba. Dia siap mencari Bima ke Jakarta.

Persiapan Alya untuk pergi ke Jakarta tidaklah mudah. Dia harus meyakinkan orang tuanya yang ada di penjara bahwa ia ingin mencoba hidup mandiri dan melakukan survei kampus di sana. "Aku ingin mencari pengalaman baru dan melihat berbagai pilihan kampus di Jakarta," kata Alya dengan tegas pada ayah dan ibunya. Orang tuanya, yang kini lebih protektif setelah kejadian sebelumnya, awalnya merasa khawatir. Namun, Alya berhasil meyakinkan mereka bahwa ini adalah langkah penting untuk masa depannya.

Dengan izin yang sudah didapat, Alya mulai merencanakan perjalanannya. Dia memeriksa kembali data Bima yang ia miliki: alamat terakhir yang diketahui, nomor telepon yang mungkin sudah tidak aktif, dan informasi lainnya yang bisa membantunya dalam pencarian. Hatinya berdebar-debar, campuran antara kegembiraan dan kecemasan, namun tekadnya sudah bulat.

Pagi itu, Alya berangkat dengan kereta menuju Jakarta. Di sepanjang perjalanan, pikirannya penuh dengan kenangan tentang Bima. Bagaimana Bima selalu membuatnya merasa nyaman, bagaimana mereka tertawa bersama, dan bagaimana kehadiran Bima selalu membuat hari-harinya lebih cerah. Meski sudah dua tahun berlalu, perasaan Alya terhadap Bima tidak pernah pudar. Tidak ada yang tahu tentang rencana Alya yang ini, itu membuatnya sedikit gugup.

Sesampainya di Jakarta, Alya merasa sedikit canggung di tengah hiruk-pikuk ibu kota yang berbeda jauh dari Cirebon. Namun, dia tidak membiarkan rasa gugup menguasainya. Dengan peta di handphonenya dan tekad yang kuat, Alya mulai mencari jejak Bima. Dia mengunjungi alamat yang ada di datanya, bertanya kepada orang-orang sekitar, dan bahkan mencoba mencari informasi di sekolah-sekolah yang mungkin pernah dikunjungi Bima.

Hari-hari berlalu, dan pencarian Alya tidak selalu berjalan mulus. Kadang ia merasa putus asa, merasa bahwa usahanya mungkin sia-sia. Namun, setiap kali perasaan itu muncul, Alya mengingat kembali senyuman Bima dan semangatnya kembali bangkit. Dia tahu bahwa pencarian ini bukan hanya tentang menemukan Bima, tetapi juga tentang menemukan bagian dari dirinya sendiri yang hilang.

Suatu sore, setelah berhari-hari mencari tanpa hasil, Alya duduk di sebuah kafe kecil di pinggir jalan, mencoba mengumpulkan kembali semangatnya. Sambil menikmati secangkir kopi, pikirannya melayang-layang, mencoba mengingat semua detail kecil yang mungkin terlewatkan. "Aku tidak akan menyerah," gumamnya pada diri sendiri. "Aku akan menemukan Bima, bagaimanapun caranya."

Dengan semangat yang diperbarui, Alya melanjutkan pencariannya. Dia mengunjungi tempat-tempat yang lebih jauh, bertemu dengan lebih banyak orang, dan tidak berhenti bertanya. Setiap petunjuk kecil yang ia dapatkan menjadi harapan baru, membawa Alya semakin dekat dengan tujuan akhirnya.

Dalam pencariannya, Alya juga mulai menemukan sisi lain dari dirinya. Dia belajar menjadi lebih mandiri, lebih tegas, dan lebih berani dalam menghadapi tantangan. Pengalaman ini tidak hanya membawanya lebih dekat kepada Bima, tetapi juga membantu Alya tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat.

Alya duduk di dalam kereta yang membawanya ke sisi lain Jakarta, matanya menatap keluar jendela, tapi pikirannya melayang jauh. Dia memikirkan kemungkinan pertemuan dengan Bima. Bagaimana jika dia benar-benar menemukannya? Apa yang harus dia katakan? Bagaimana reaksi Bima? Pikiran-pikiran ini terus berputar di kepalanya, membuat hatinya berdebar kencang.

Your NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang