Menerima Tawaran Renata

4 1 0
                                    

     Happy Reading 😊

    "Iya benar kata Hendy, aku kira kalian liburan bareng," sambung Vanya yang sempat berpikir seperti apa yang Hendy pikirkan, hanya saja Vanya tidak berani langsung bertanya pada mereka.

  "Enggaklah, Van. Lagi pula mana mungkin aku liburan sama dedemit! Gak banget," ucap Khai meski sedikit tidak enak karena bicara tidak sopan pada Rigel. Namun, agar mereka semua tidak curiga akhirnya Khai pun bicara di depan teman-temannya.

  "Eh, ada Renata. tumben gak ikut nimbrung ngobrol, Ren?" Tanya Rigel yang sudah duduk di sebelah Renata.

  "Abisnya aku gak mengerti kalian ngomongin soal apa, jadi dari pada gak nyambung ngobrolnya mendingan diam saja deh," jawab Renata sambil tersenyum pada Rigel.

  "Uuhh ... Senyumnya manis banget sih, Ren. Pepet saja terus jangan kasih kendor," teriak Hendy dan dia pun tertawa.

  "Berisik kamu tokek!" Ketus Rigel sambil melotot ke arah Hendy.

  "Hahaha ... takut aku lihat mata kamu. Habis kayak mau keluar kalau melotot kayak begitu. Eh, kamu jangan bilang tokek lagi dong kan aku sudah taubat sekarang. Aku sudah punya Beb Vanya," ucap Hendy dengan bangganya.

  "Bodo amatlah! Renata lagi baca apa?" Tanya Rigel sambil melihat buku yang Renata baca.

  "Baca tentang organ makhluk hidup," jawab Renata yang sedikit gugup saat berdekatan dengan Rigel.

  "Oh, berarti Renata tahu dong, bentuk hati manusia seperti apa?" Tanya Rigel yang terus menggoda Renata tanpa tahu kalau Khai kini terlihat emosi melihat Rigel yang terus-menerus menggoda Renata.

  "Sabar ya Khai, Rigel mah memang begitu. Lihat yang bening sedikit sedikit sudah mau nempel saja," ucap Vanya membuat Khai semakin kesal pada Rigel.

  "Awas kamu ya, Rigel! Lihat saja nanti di rumah," batin Khai sambil menatap sinis ke arah Rigel yang masih asik mengobrol dengan Renata tanpa mempedulikan Khai yang kini sudah terlihat marah padanya.

  "Aku balik ke kelas dulu, dadah Renata yang manis nanti kita ngobrol lagi ya," ucap Rigel tidak lupa sebelum pergi ia mengedipkan sebelah matanya pada Khai. Namun, Khai malah melengos melihat ke arah lain. Setelah itu Rigel dan Hendy pergi meninggalkan kelas Khai menuju ke kelasnya karena memang pelajaran akan segera di mulai.

  Setelah selesai dengan mata pelajaran mereka. Rigel dan Hendy kembali ke kelas Khai. Namun, Khai sudah tidak ada di kelasnya hanya ada Renata dan Vanya juga beberapa temannya yang sedang bersiap untuk pulang.

  "Rigel cari siapa? Kalau mencari Khai dia sudah pulang saat bel berbunyi tadi, katanya sih buru-buru ada keperluan penting," ucap Vanya seolah mengerti siapa yang di cari oleh Rigel.

  "Mengapa Khai tidak bilang, tadi katanya mau pulang bareng," Batin Rigel dengan sebelah alisnya yang terangkat.

  "Hei Rigel, Renata minta tolong tuh. Kok malah bengong sih," ucap Vanya.

  "Oh ya, memang mau minta tolong apa, Ren?" Tanya Rigel.

  "Antarkan aku ke toko buku, Rigel mau ya? Kamu bawa mobil kan?" Tanya Renata berharap.

  "Emm ... Bagaimana ya." Rigel terlihat bingung sebab ia ingin mengejar Khai.

  "Sudah anterin sana, Rigel. Itung-itung pedekate," ledek Hendy.

  "Berisik kamu, Hen. Urusin saja cewek kamu sana!" Ketus Rigel yang kesal sebab Hendy terus saja mengompor-ngompiri membuat Renata salah paham.

  "Rigel, mau gak anterin aku? Kalau gak mau juga gak apa-apa, aku bisa naik taksi," ucap Renata sambil mengambil tasnya.

MUARA CINTA KHAIDEEJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang