Mahasiswa Baru

5 1 0
                                    

     Happy Reading 😊

  Khai membuka matanya, dia menatap wajah teduh Rigel ketika sedang tertidur. Khai tersenyum mengingat kejadian semalam, ia pun mulai turun dari ranjangnya dan memungut gaun dan dalaman yang berserakan di lantai akibat ulah Rigel yang membuang pakaian mereka ke sembarang arah. Khai bergegas mengambil handuk untuk menutupi tubuhnya dan menaruh baju-baju ke dalam keranjang baju kotor, setelah itu Khai masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah terasa sangat lengket. Beberapa menit kemudian Khai sudah terlihat segar dan sudah rapi dengan dress pendek dan polesan make up naturalnya yang membuatnya terlihat semakin cantik.

  "Rigel bangun, sudah jam 06:00 ayo cepat bangun kita harus kuliah," bisik Khai dan mengecup pipi Rigel yang sudah mulai menggeliat dan membuka matanya. Dia pun tersenyum pada Khai yang sudah terlihat cantik, bidadarinya itu kini duduk di sampingnya.

  "Hoam, pagi sayang," sapa Rigel lalu duduk dan merentangkan kedua tangannya.

  "Pagi, sudah sana mandi. Aku kan ada kelas pagi," ucap Khai sambil menyerahkan handuk yang ia pegang kepada Rigel. Dengan tersenyum Rigel mengambil handuknya untuk menutupi tubuhnya yang masih polos. Rigel bergegas beranjak dari tempat tidur dan mencium puncak kepala Khai dengan penuh kasih sayang sebelum memasuki kamar mandi. Khai hanya tersenyum melihat Rigel yang kali ini tidak membuat ulah lagi dengan menggodanya.

  "Rigel aku ke bawah dulu, aku mau membantu bunda untuk membuat sarapan," ucap Khai setengah berteriak sambil keluar dari kamarnya.

  "Iya, tapi tolong siapkan pakaianku dulu," sahut Rigel dari dalam kamar mandi. Khai mengambil kaos dan juga celana jeans  untuk Rigel. Setelah itu Khai langsung turun ke bawah dan menghampiri ibu mertuanya di dapur yang sedang sibuk berperang dengan alat dapur di bantu asistennya.

  "Pagi Bun," sapa Khai dengan wajah yang sudah kembali segar dan menantunya itu sudah ceria kembali.

  "Pagi sayang, bagaimana sudah sembuh sakit?" Tanya Karinda  pada menantunya itu.

  "Sudah, pagi ini masak apa buat sarapan Bun?" Tanya Khai.

  "Hanya membuat sandwich, ayam goreng dan nasi goreng," jawab Karinda tersenyum senang karena menantunya sudah kembali ceria.

  "Apa ada yang bisa Khai bantu, Bun?" Tanya Khai dengan senyuman manis.
  "Enggak ada sih sayang. Tapi kalau kamu gak keberatan tolong kamu bawa makanan ini ke meja makan ya, sayang. Sebentar lagi kan sudah mau pada turun buat sarapan," ucap Karinda yang sangat menyayangi dan menyukai menantunya itu, meski dari keluarga yang cukup kaya namun menantunya itu tidak menjadi pemalas. Khai selalu membantunya meski hanya sedikit. Tapi Khai membantunya dengan tulus tanpa mencari muka di depannya.

  "Oke Bun," sahut Khai dan dia pun membawa beberapa makanan ke meja makan dan menatanya di sana.

  "Rigel sudah bangun belum, Khai?" Tanya Karinda karena dia belum melihat putranya turun untuk sarapan.

  "Sudah Bun, tadi saat Khai tinggal turun ia sedang mandi, nanti Khai panggil deh kalau sudah waktunya sarapan," jawab Khai dan Karinda pun mengangguk tanda mengerti apa yang diucapkan oleh Khai.

  "Pagi Bun, pagi kak Khai," sapa Tiara yang kini sedang berdiri di depan pintu dapur.

  "Pagi adikku yang manis," sahut Khai dengan senyuman manisnya.

  "Pagi sayang," sambung Karinda.

  "Kak Khai ada yang bisa Ara bantu?" Tanya Tiara yang melihat Khai membawa makanan dari arah dapur.

   "Kamu bantu bunda saja, Ra. Bawain peralatan makan dan jus," sahut Karinda yang tengah menuangkan jus jeruk ke lima gelas.

  "Baik Bun," Ara menghampiri Bundanya dan membawa nampan yang berisi lima gelas jus jeruk.

MUARA CINTA KHAIDEEJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang