Berkumpul Bersama

9 1 0
                                    

    Happy Reading 😊

   "Tidak Rigel, tidak seperti itu maksudku. Tadi pagi aku melihat kamu dan Renata -" Khai menggantung perkataannya saat melihat tatapan Rigel.

   "Kamu jangan salah paham, Khai. Aku dan Renata tidak ada hubungan apa-apa. Aku hanya menganggapnya sebagai teman saja. Sudahlah kita tidur, jangan bahas itu lagi ya. Kamu tahu kan aku sangat lelah mencarimu dan sekarang aku butuh istirahat, kita istirahat dulu lagi pula sudah larut malam juga," ucap Rigel, ia membenarkan posisi kepala Khai dan membaringkannya di dada miliknya dan mengecup puncak kepala Khai dengan lembut. Khai yang mendapatkan perlakuan manis terus menerus dari Rigel membuatnya tidak berhenti tersenyum. Sikap manis dan lembut seperti inilah yang selalu Khai dambakan dari Rigel padanya, sedangkan Rigel mulai memejamkan matanya karena dia merasa lelah dan mengantuk.

  Khai kini merasa tenang dalam pelukan hangat Rigel dan akhirnya mereka pun terlelap dalam tidurnya menuju ke alam mimpi yang mungkin akan terasa sangat indah.

  Mungkin hari esok akan menjadi hari baru untuk hubungan Khai dan Rigel. Semoga mereka bisa merasakan kebahagiaan dan hari esok dan seterusnya.
  •

  •

  •

  Rigel membuka matanya karena malam sudah beranjak pagi. Namun, saat Rigel merabah tempat tidur di sebelahnya dia tidak menemukan Khai di sampingnya. Rigel pun langsung terbangun dia terlihat sangat begitu khawatir saat tidak menemukan istrinya.

  "Sayang kamu dimana? Teriak Rigel sambil duduk di ranjang dan matanya terus melihat ke sekeliling ruangan kamar itu, dia terlihat begitu khawatir. Namun, saat ia akan beranjak dari tempat tidurnya, Rigel mengurungkan niatnya. Rigel tersenyum  lebar saat melihat istrinya keluar dari kamar mandi saat mengenakan mini dress selutut berwarna hitam dan berdiri di depan meja rias. Dia tersenyum sambil menatap istrinya yang memang terlihat sangat cantik.

  "Kamu sangat cantik sayang," bisik Rigel yang sudah berada di belakang Khai dan memeluknya dari belakang dan Rigel pun mengecup leher jenjang milik Khai dan berlama-lama di sana sehingga meninggalkan bekas di leher Khai. Karena perlakuan Rigel itu kepadanya Khai sempat mendesah sebab terbuai oleh cumbuan Rigel. Namun, saat Rigel memutar tubuhnya, Khai mendapatkan kesadarannya dan mendorong pelan tubuh Rigel agar melepaskan dekapannya pada Khai.

  "Ini sudah pagi sayang, kamu mandi sana! Aku akan membantu bunda membuat sarapan," ucap Khai dengan lembut dan mengambil handuk lalu memberikannya pada Rigel, sedang Rigel  mengusap tengkuknya karena agak malu dengan sikap mesumnya tadi, padahal ini masih pagi. Rigel bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sedangkan Khai setelah bersiap ia pergi menuju dapur dengan wajah cerianya untuk membantu ibu mertuanya menyiapkan sarapan pagi.

  "Pagi Bun," sapa khai membuat Karinda menoleh dan memerjap-merjapkan kedua matanya seakan tidak percaya karena Khai ada di hadapannya setelah kemarin Khai menghilang seharian.

  "Khai, ini benar kamu sayang?" Tanya Karinda seakan-akan tidak percaya bahwa yang ada di hadapannya Khai.

  "Iya Bun, ini Khai memangnya siapa lagi?" Canda Khai dengan tawa kecilnya.

  "Bukan begitu sayang tapi kemarin kamu pergi dan sampai malam kami tunggu kamu belum pulang. Apa Rigel yang membawamu pulang, Khai?" Tanya Karinda. Khai mengangguk manja membuat Karinda menjadi gemas saat melihatnya.

  "Kemarin seharian kamu pergi kemana, Khai? Kenapa bisa pergi tanpa pamit, apa Rigel yang sudah membuatmu marah?" Tanya Karinda sambil menatap lekat wajah menantunya itu yang kini sudah terlihat gugup karena bingung mau menjawab apa.

  "Itu Bun. Aku ... aku-"

  "Pagi Bun, sudah ada kak Khai juga."

  Tiara datang dengan menyela perkataan Khai dengan wajah ceria dan Khai bisa bernafas lega sebab kedatangan Tiara sudah menyelamatkannya dari pertanyaan ibu mertuanya itu, jadi Khai tidak harus menjawabnya.

MUARA CINTA KHAIDEEJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang