Bertemu Evan

5 1 0
                                    

      Happy Reading 😊

   "Kita jalan-jalan ke taman sayang, nanti kakak boleh makan es krim rasa apa saja yang kakak inginkan."

  "Hole benalkan, Ma? Asik kakak senang banget." Gadis kecil itu terlihat sangat senang dan antusias.

  "Iya sayang, itu hadiah karena putri Mama ini sudah mau belajar bersabar. Ya sudah, ayo kita berangkat sudah sore ini," ajak Khai, Jasmine mengangguk dengan antusias dan dia pun menggandeng tangan Mamanya dengan sesekali bersenandung senang khas anak-anak.

  "Mau kemana?" Tanya Jihan melihat cucunya sudah tampil cantik.

  "Mau jalan-jalan sama Mama, Oma. Mau dibeliin es klim lasa vanilla," jawab Jasmine dengan sangat menggemaskan.

  "Oh ya sudah hati-hati ya, sayang. Jagain dedek sama Mamanya jangan bikin Mama capek."

  "Siap Oma." Jasmine mengangkat tangan kanannya ke depan dahinya memberi hormat pada neneknya.

  "Hati-hati ya Khai, jangan terlalu capek kalau perlu biar supir mengantar kamu." Jihan memberikan saran karena khawatir pada putrinya itu.

  "Enggak usah Ma, dekat kok cuma ke taman yang di ujung komplek sini jadi gak akan kecapean. Ya sudah, Khai pergi dulu ya, Ma." Khai pun pamit dia dan putrinya menuju ke taman dengan berjalan kaki. Namun, itu tidak membuat kebahagiaan yang Jasmine rasakan menghilang justru dia sangat menikmati berjalan kaki bersama Mamanya.

  Tidak membutuhkan waktu lamabakhirnya Khai dan Jasmine sampai di taman.

  Saat memasuki taman yang cukup ramai Khai langsung mencari keberadaan Evan dan dia melihat pria itu tengah duduk di kursi yang tidak jauh dari jalan masuk ke taman itu.

  "Mama kakak mau beli es klim sekalang."

  "Sebentar dulu ya sayang, kita temui dulu Om Evan. Setelah ini kita beli es krim kesukaan kamu," jawab Khai sambil menggandeng tangan putrinya.

  "Om Evan mana Ma? kakak juga lindu ketemu Om Evan." Jasmine sangat senang saat Khai mengatakan bahwa dia akan bertemu Evan. Pria yang selalu menemaninya bermain selain ayah dan Om Hendi.

  Tanpa menjawab, Khai langsung membawa putrinya ke tempat Evan yang kini sedang menunggunya.

  "Om Evan ...!" Panggil Jasmine saat dia melihat Evan tengah duduk sambil memainkan ponselnya. Namun saat mendengar panggilan dari Jasmine Evan menoleh dan dia melihat gadis kecil yang kini tengah berlari ke arahnya. Melihat itu Evan pun tersenyum dan beranjak dari duduknya untuk menghampiri gadis kecil itu.

    "Om Evan." Jasmine langsung memeluk pria itu saat dia berjongkok di depannya.

   "Hi cantik, apa kabar?"

  "Kabar Jasmine tidak baik, Om. Papa sakit telus Om tidak pelnah main lagi ke lumah." Jasmine melepaskan pelukannya pada Evan. Bibirnya mengerucut tanda dia sedang merajuk pada pria dewasa di hadapannya itu. Khai hanya menggelengkan kepalanya melihat putrinya yang merajuk pada Om nya itu dan itu terlihat sangat menggemaskan di mata Khai dan juga Evan.

   "Maaf sayang, tiga bulan ini Om mengadakan seminar ke luar kota dan baru saja kembali ke sini kemarin," jawab Evan yang terlihat menyesal karena tidak memberitahu Jasmine.

  "Om kan bisa telepon kakak kalau gak bisa datang ke lumah."

  "Iya sayang, maaf."

  "Sudah kak jangan drama begitu sekarang ada Om Evannya di sini nanti Om nya pergi lagi loh, kalau kakak marah sama Om Evan."

  "Jangan dong kan kakak belum ajak Om main ke lumah Oma," jawab Jasmine membuat Khai dan Evan tertawa melihat tingkah menggemaskan gadis kecil itu.

  "Iya Om gak akan pulang dulu mau main ke rumah Oma kakak. Oh ya sebagai permintaan maaf dari Om, ayo Om belikan es krim untuk kakak sepuasnya."

  Mendengar ajakan menggiurkan Evan, Jasmine tidak menyia-nyiakan lagi dengan antusias dia pun setuju.

   "Mau Om."

  "Oke kamu tunggu di sini dulu ya, Khai. Aku mau beliin gadis kecil yang bawel ini es krim, kamu mau juga Khai?" Tanya Evan.

  "Boleh rasa strawberry ya."

  "Siap, ayo kak kita beli es krim," Ajak Evan.

  "Ayo Om, Mama jangan kemana-mana ya, duduk di sini saja bial gak capek," ucap Jasmine yang selalu memperhatikan ibunya.

  "Iya sayang, ingat makan es krimnya jangan banyak-banyak ya, nanti pilek." Khai memperingatkan karena putrinya gampang terserang pilek jika terlalu banyak makan es krim atau minuman yang dingin.

  "Siap Mama, ayo Om kakak sudah gak sabal ingin makan es klim lasa vanilla."

  Akhirnya Jasmine dan Evan pergi menuju tempat penjual es krim. Melihat keakraban Jasmine dan Evan membuat Khai teringat dengan suaminya dan tanpa terasa dia meneteskan air matanya.

  "Mas kapan kamu bisa mengingat kami lagi? Sudah dua pekan aku tidak bertemu denganmu Mas, jujur aku sangat merindukanmu. putrimu juga begitu sangat merindukan dirimu."

   Air mata Khai semakin deras mengalir di pipinya untung saja putrinya dan Evan masih sibuk di tempat penjual es krim, jadi dia bisa menangis mencurahkan rasa rindunya meski kini dia harus menerima kenyataan bahwa suaminya tidak ingat padanya.

  Saat melihat Evan dan Jasmine akan kembali, Khai segera menghapus air matanya. Khai tidak ingin putrinya melihat dia menangis. Terlebih ada Evan bersamanya tidak mungkin Khai mengatakan semua yang terjadi pada dirinya kepada sahabatnya itu.

  "Mama ...!" Teriak Jasmine senang dengan membawa dua cup es krim di tangannya. Khai hanya tersenyum saat melihat putrinya menghampirinya.

  "Lihat kakak punya es klim lasa vanilla dan coklat enak loh, Ma." Jasmine memperlihatkan dua cup es krim.

  "Banyak banget sayang es krimnya, memang es krimnya akan habis sama kakak sendirian?"

  "Habis dong, Mama mau?"

  "Enggak usah sayang, itu buat kakak saja."

  "Iya itu buat kakak saja karena Mama sudah Om belikan yang rasa strawberry." Evan ikut menjawab lalu pria itu memberikan satu cup es krim yang Khai pesan tadi. Jasmine mengangguk lalu kembali memakan es krimnya dengan lahap karena setelah beberapa hari ibunya tidak membelikan es krim kesukaannya hanya ada es krim rasa Oreo dan black forest di kulkas milik Omanya.

   "Es klim kakak sudah habis, Ma. Kakak boleh main plosotan kan, Ma."

  "Tentu saja boleh sayang, tapi sebentar saja ya, ini sudah jam lima sore jadi gak boleh lama-lama dan kakak harus hati-hati main perosotannya." Khai memberikan nasehat pada putrinya.

  "Oke Ma." Khai mengusap lembut kepala putrinya yang sedang asik memakan es krimnya lalu Khai pun ikut menikmati es krimnya.

   Setelah beberapa menit Jasmine sudah menghabiskan dua cup es krimnya. Jasmine lalu pergi ke tempat permainan perosotan dan mulai bermain bersama teman-teman sebayanya yang juga sedang asik bermain perosotan.


MUARA CINTA KHAIDEEJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang