Happy Reading 😊
"Terima kasih sayang karena kamu sudah menjadi suami dan juga menjadi ayah yang siaga untuk bayi kita," Ucap Khai tersenyum dan menatap Rigel dengan senyuman termanisnya.
"Enggak sayang, tidak usah berterima kasih padaku karena itu semua sudah menjadi kewajibanku dan itu semua tidak ada bandingannya dengan apa yang akan kamu berikan padaku seorang anak yang akan menjadi penerusku kelak saat dia sudah dewasa. Kamu tahu sayang aku sangat beruntung mempunyai istri sepertimu yang selalu sabar menghadapi tingkahku yang mungkin sangat menyebalkan dan mungkin dalam keadaan apapun tetaplah seperti itu, selalu sabar untuk terus di sampingku dan mendampingiku," ucap Rigel dan mengecup singkat bibir mungil Khai lembut dan tak lupa juga Rigel mencium kening Khai dengan penuh kasih sayang.
"Pasti sayang, aku pasti akan menemanimu untuk membesarkan calon anak kita sampai kelak dia dewasa dan mempunyai kehidupan sendiri. Semoga Tuhan selalu mempersatukan kita dalam ikatan pernikahan," ucap Khai dengan senyum yang tak luntur dari bibir ranumnya.
"Amin, mari kita tidur sayang sudah malam besok kan kita mau cek kedokter sekalian USG, aku sudah tidak sabar mengetahui calon jenis kelamin calon bayi kita." Rigel pun memeluk Khai dari belakang membuat Khai tersenyum karena posisi tidur seperti itu sangat nyaman bagi Khai setelah kehamilannya membesar dan Rigel pun mengelus perut Khai yang sudah membuncit dengan gerakan lembut seolah menenangkan bayinya agar ikut tidur dan Khai sangat suka dengan cara Rigel mengelus perutnya dengan lembut.
"Akhirnya tidak butuh waktu lama, Rigel dan Khai beranjak ke alam mimpi yang mungkin sangat indah mereka tidur terlelap dengan posisi miring dan tangan Rigel masih berada di perut istrinya itu. Semoga saja hari esok akan menjadi hari yang lebih membahagiakan bagi pasangan muda ini.
••
•
Khai dan Rigel sedang duduk berhadapan dengan dokter Aleta, untuk memeriksa kandungan Khai.
Setelah dokter Aleta memeriksa kandungan Khai, dia pun menjelaskan apa saja yang harus dilakukan Khai agar kandungannya selalu sehat dan mendapatkan posisi yang terbaik untuk bayinya. Setelah selesai dokter Aleta meminta Khai untuk berbaring di brankar yang ada di ruangan itu.
Dokter Aleta adalah dokter kandungan pribadi Khai yang dipilihkan oleh ibu mertuanya Karinda karena kebetulan dokter Aleta teman baik ibu mertuanya.
"Baiklah Khai, kamu berbaringlah di brankar itu! Hari ini aku akan memeriksa jenis kelamin calon bayi kalian. Baik kita mulai USG ya." Khai kini sudah berbaring di brankar di dampingi oleh Rigel yang menggenggam erat tangan Khai.
"Baiklah apakah kalian sudah siap untuk mengetahui jenis kelamin bayi kalian? Ayo kita lihat bersama-sama," ucap dokter Aleta. Mendengar perkataan dokter Aleta Rigel dan Khai hanya mengangguk, dia terlihat tegang dan berkeringat dingin yang keluar mewakili ketegangannya.
Dokter Aleta memulai mengoleskan sesuatu seperti gel dan menaruh alat untuk menghubungkannya ke layar monitor ke perut buncit Khai. Kini mata Khai dan Rigel membulat seakan tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Dokter Aleta menjelaskan dengan detail gambar yang kini terlihat di layar monitor.
"Putri kita Rigel, lihatlah dia begitu mungil," ucap Khai yang mulai menitikkan air mata. Ya Rigel dan Khai akan memiliki seorang putri. Rigel pun ikut menitikkan air matanya, dia tidak peduli jika nanti dia akan di bilang cengeng karena perasaannya saat ini campur aduk ada rasa bahagia, gugup dan juga rasa antusias ingin sekali melihat buah hatinya lahir dan melihat dunia. Setelah selesai dokter Aleta kembali membahas tentang jenis kelamin dan jadwal kegiatan rutin Khai, selama hamil dan Aleta meminta Rigel agar selalu siaga dan tidak ingin membuat Khai stres apalagi menanggung banyak beban pikiran karena akan berpengaruh pada kehamilan Khai. Rigel mengangguk tanda mengerti dia siap menjadi suami yang siaga untuk menjaga istri dan calon bayinya.
Setelah selesai cek kehamilan dan melihat hasil USG Rigel semangat pulang ke rumahnya dengan membawa hasil USG nya. Karinda yang memang menunggu dan tidak sabar untuk melihat hasil USG calon cucu pertamanya terlihat sangat bahagia saat mendengar suara panggilan dari menantu kesayangannya itu.
"Bunda!" Teriak Khai yang sudah berada di depan pintu masuk utama. Karinda yang saat itu akan pergi ke dapur langsung berlari menghampiri ke arah sumber suara itu terdengar, dengan senyum lebar dia berlari ke arah Khai.
"Khai sayang, akhirnya kamu pulang juga, Nak. Bunda sudah tidak sabar menunggu kabar terbaru dari calon cucu baru bunda." Karinda langsung menggandeng tangan menantu kesayangannya itu dan mengajaknya masuk tanpa mempedulikan putranya yang mengikutinya dari belakang. Kini Rigel dan Khai tengah duduk di ruang keluarga bersama Karinda yang duduk di samping Khai.
"Bagaimana, Khai? Apa jenis kelaminnya, sayang?" Tanya Karinda yang sudah tidak sabar lagi untuk mendengar cerita menantunya saat pemeriksaan tadi. Dia juga sudah tidak sabar untuk mengetahui jenis kelamin calon cucunya itu.
Sementara Khai dia menatap Rigel yang sedang menonton acara TV dengan santainya.
"Emm ... itu Bun ... Anu itu, tapi bunda gak bakalan marahkan? Khai takut bunda kecewa dengan hasilnya." Khai menatap was-was ke arah suaminya lalu ke arah ibu mertuanya.
"Enggaklah sayang ngapain bunda marah, apapun jenis kelamin calon bayi kalian bunda pasti akan menyayanginya. Yang paling penting ibu dan bayinya sehat," ucap Karinda membuat Khai bisa bernafas lega.
"Emm ... jenis kelaminnya perempuan, Bun. Dia sehat dan bunda tahu dia sangat kecil, detak jantungnya bagaikan irama membuat kami yang mendengarnya sangat bahagia, Bun. Bunda tahu aku dan Rigel sudah tidak sabar lagi menunggu kelahiran putri pertama kami, Bun." Khai menjelaskan dengan senyum sumringah.
"Bunda juga sama sayang, sudah tidak sabar menunggu kelahiran cucu pertama bunda. Ya sudah, Rigel ajak istri kamu istirahat sana kasihan pasti Khai kecapean." Karinda tersenyum lebar mendengar calon cucu dan menantunya dalam keadaan sehat.
"Tapi aku gak capek Bun. Aku bisa bantu Bunda masak makan malam," ucap Khai yang bergegas beranjak dari duduknya.
"Eiitt, mau kemana sayang? Bunda kan sudah bilang di suruh istirahat, itu artinya ya istirahat! Iya kan, Bun," ucap Rigel sambil mengedipkan matanya pada Khai.
"Sudah ya, sayang bunda masih ada Tiara. Dia sebentar lagi juga akan pulang. Jadi turuti suamimu, sudah sana istirahat! Jangan mikirin bunda karena bunda masih punya Tiara jadi kamu gak perlu khawatir masih ada anak gadis bunda dan asisten." Setelah selesai berbicara Karinda pun pergi meninggalkan Rigel dan Khai.
Sementara itu Rigel kini merangkul pinggang Khai dan mengajaknya pergi ke kamar untuk beristirahat.
![](https://img.wattpad.com/cover/370974536-288-k333250.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MUARA CINTA KHAIDEEJAH
RomancePACAR ADALAH MUSUH! MUSUH ADALAH PACAR! Begitulah prinsip dua orang yang saling bermusuhan ini. Jika ada tempat di mana membenci dan membutuhkan dapat dirasakan secara bersamaan maka di sanalah Khai dan Rigel akan di tempatkan. Seperti Tom and...