Malam Pertama

19 1 0
                                    

     Happy Reading 😊

   Khai dan Rigel saling melempar senyuman, tentu saja dengan wajah Khai yang merona merah dan itu membuat Rigel semakin bergairah.

  "Khai bolehkah aku meminta hakku malam ini?" Tanya Rigel dengan lembut penuh harap. Melihat kilatan gairah di mata Rigel, membuat Khai tidak tega. Khai pun mengangguk pasrah dengan apa yang Rigel inginkan.

  Setelah mendapatkan izin dari Khai, tanpa menunda lagi Rigel mulai melepaskan ikatan handuk kimono Khai, dan melemparkannya ke sembarang arah. Khai hanya bisa pasrah sebab sudah menjadi kewajibannya untuk melayani suaminya, sedangkan Rigel sibuk melepaskan baju santainya dengan terburu-buru dan setelah semua lepas tubuhnya dan tubuh Khai dalam keadaan polos tanpa sehelai benang sedikitpun.

  Tapi karena Rigel takut kedinginan, akhirnya dia menarik selimutnya untuk menutupi tubuh polos mereka. Kini mereka pun melakukan hubungan suami istri dan mereka telah bersatu menjadi suami istri yang sesungguhnya. Hanya ada desahan juga erangan dan decapan yang memenuhi ruangan kamar hotel itu.

  Malam itu menjadi malam yang panjang bagi Khai dan Rigel, ruangan itu menjadi saksi bisu bersatunya dua insan yang kini sedang di mabuk cinta dan menuntaskan hasrat mereka. Pada akhirnya mahkota yang Khai jaga telah dia serahkan pada suaminya, Rigel.

  Rigel sangat bersyukur karena Khai bisa menjaga kesuciannya untuk dirinya dan kini Khai sudah menjadi milik Rigel seutuhnya.

  "Makasih sayang, karena sudah menjaga kesucian kamu untukku. Aku ingin menjadi suami istri yang sesungguhnya, Khai . Bukan hanya becanda semata saja."

  Merasa lelah karena melayani gairah Rigel yang seakan tidak ada habisnya, Khai hanya mengangguk dan bersandar di dada bidang Rigel. Akhirnya mereka berdua tertidur karena telah melakukan olahraga malam yang cukup menguras tenaga.

                                        ***

   Sudah satu minggu Khai dan Rigel berada di Paris. Saat ini mereka sedang makan malam di tempat restoran tempat yang Rigel pesan untuk makan malam romantis mereka, sebab besok mereka akan pulang ke Jakarta jadi Rigel mengajak Khai untuk menikmati makan malam romantis.

  "Kamu yakin gak mau tambah lagi liburannya, Khai?" Tanya Rigel. Semenjak kejadian malam itu, hubungan Khai dan Rigel semakin membaik dan mesra.

  "Enggak ah, ini saja sudah kelamaan. Memang kamu gak kangen kampus, gak kangen sama teman-teman kamu, Rigel? Kalau aku sih kangen banget," ucap Khai sambil memakan makanannya.

  "Iya sih, kangen lah. Oh ya, sayang sampai waktu yang tepat untuk mengumumkan pernikahan kita. Untuk sementara saat di kampus kita panggil nama kita masing-masing, bagaimana?" Tanya Rigel sambil menatap ke arah Khai yang membuat Rigel meralat perkataannya.

  "Kamu jangan salah paham sayang, ini hanya sementara sampai kita sudah menemukan waktu yang tepat untuk memberitahukan pada semua orang di kampus," lanjut Rigel.

  Khai yang melihat ketakutan Rigel membuatnya terkekeh geli, baru kali ini Khai melihat raut wajah ketakutan Rigel.

  "Ya ampun Rigel, aku gak apa-apa kok. Tenang saja aku gak akan marah demi kebaikan kita," ucap Khai tersenyum padanya membuat Rigel merasa lega sebab Khai tidak keberatan dengan idenya.

  "Makasih banyak sayang sebab kamu gak keberatan dengan ideku, terima kasih banyak atas pengertiannya." Rigel tersenyum dan memegang tangannya lalu mengecupnya dengan lembut. Melihat perlakuan Rigel membuat Khai tersipu malu. Ia sangat bahagia karena perlakuan manis Rigel padanya beberapa hari ini.
 
  Matahari telah bersinar cerah. Namun, terlihat dua insan masih setia dengan tidur lelapnya. Sementara yang lain sudah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
  •

MUARA CINTA KHAIDEEJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang