Bertengkar

4 1 0
                                    

      Happy Reading 😊

  "Kenapa ngomongnya begitu sih? Kan sudah sampai di rumah, sayang. kata bunda kamu belum makan apa-apa dari tadi siang," ucap Rigel lembut.

  "Aku bilang apa peduli kamu, Rigel! Mau aku makan atau gak, mau aku sakit atau mati itu bukan urusan kamu, ngerti kamu!" Bentak Khai yang membuat Rigel terkejut karena melihat mata istrinya itu membengkak.

  "Kenapa jawabnya kasar sih? Mata kamu kenapa bengkak, Habis nangis ya? Kenapa nangis, Khai?" Tanya Rigel dengan polosnya dan Khai pun melempar ponselnya yang masih terlihat aplikasi IG milik Renata yang baru saja ia membukanya. Rigel mengambil ponsel yang Khai lemparkan kepadanya dan membukanya, dia terkejut saat melihat fotonya  bersama Renata ada di IG milik Renata. Padahal Renata sudah janji tidak akan menggugahnya ke jejaring sosial.

  "Aku bisa jelasin, Khai. Ini gak seperti yang kamu pikirkan, sayang."

  Rigel menghampiri Khai yang kembali meneteskan air matanya. Dia pun melarang Rigel untuk mendekatinya.

  "Jauh-jauh dari aku! Aku gak mau kamu dekatin aku saat ini. Saat kamu menggoda Renata aku masih bisa terima, Rigel. Tapi setelah aku tahu kalau kamu pergi sama dia di banding mencari aku rasanya sakit, Rigel. sakit banget rasanya karena ternyata kamu lebih mementingkan cewek lain dari pada aku istri kamu sendiri. Aku akui Renata itu lebih cantik gak kayak aku. Kalau memang kamu sudah bosan sama aku, aku gak apa-apa, Rigel. Lagi pula aku tahu kamu menikah sama aku karena permintaan nenek Hasna, bukan karena kemauan kamu. Jadi kalau memang kamu mau pi_" tiba-tiba kalimat Khai terjeda karena kini Rigel melumat bibir Khai dengan lembut membuat Khai bungkam seketika.

  "Jangan ucapkan kata perpisahan, Khai. Kamu tahu kan aku cinta banget sama kamu. Aku sayang banget sama kamu. Kamu hanya salah paham dan tentang foto itu, Renata tadi mengambilnya refleks saja. Aku gak suka sama dia, Renata mau secantik apapun cuma kamu cewek yang aku cintai dan sayangi, Khai. Lagi pula ini keinginanmu kan, apa perlu besok aku umumkan kalau kita sudah menikah. tentang pergi berdua itu karena kebetulan aku juga sedang mencari buku untuk bahan skripsi, tadinya aku mau mengajak kamu tapi kamu sudah pulang duluan dan kebetulan Renata mau ke toko buku. Jadi sekalian bareng sama dia," ucap Rigel dengan memeluk tubuh Khai erat, sedangkan Khai masih membisu mendengar penjelasan dari Rigel.

  "Aku senang tahu gak, kalau kamu cemburu kayak gini. Itu berarti kamu benar-benar cinta sama aku, besok aku akan bilang kesemua orang kalau kita sudah menikah," ucap Rigel sambil tersenyum.

  "Jangan! maksud aku jangan besok, Rigel. Aku belum siap, tunggu sampai waktu yang tepat dan aku sudah siap," ucap Khai sambil melepaskan pelukannya dengan Rigel.

  "Terus bagaimana dong, nanti kalau kamu cemburu lagi dan salah paham lagi bagaimana? Bisa-bisa barang-barang aku habis kamu buang-buang dan hancur kayak gini," ucap Rigel sambil mengangkat kedua tangannya di depan dada, dan Khai pun memukul dada bidang Rigel.

  "Aww ... sakit Khai," pekik Rigel sambil memegangi dadanya.

  Khai kini bersandar ke dada bidang Rigel dengan manja membuat Rigel tersenyum dan bernafas lega karena kesalahpahamannya dengan istrinya sudah bisa dia selesaikan.

  "Kamu tahu, sayang. Aku takut saat melihatmu seperti itu. Aku takut kehilangan dirimu, karena kamulah sumber kebahagiaan semua orang dan kamu adalah belahan jiwaku. Aku tidak akan sanggup jika harus kehilangan kamu, Khai. Jangan seperti ini lagi, ya! Kamu harus percaya padaku bahwa cinta dan sayangku hanya untuk kamu," ucap Rigel membuat Khai mengeratkan pelukannya. Rigel tahu jika seperti ini istrinya itu pasti sedang menangis, dan ia pun melepaskan pelukannya dan melihat Khai ternyata benar saja Khai sedang menangis.

  "Sssttt ... sudah sayang, jangan menangis lagi. Aku tidak suka air matamu terbuang sia-sia karena aku." Rigel pun menghapus air mata Khai yang sudah menetes di pipinya.

MUARA CINTA KHAIDEEJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang