Kebahagiaan di Pagi Hari

4 1 0
                                    

   Happy Reading 😊

   "Sayang kamu kok malah cemberut memangnya kenapa?" Tanya Rigel yang kini sedang di kantin tapi khai tidak menjawab dia masih cemberut.

   "Honey, kayaknya ini urusan rumah tangga jadi kita lebih baik pergi saja, dari pada nanti kena imbasnya lagi kayak waktu itu," ajak Hendi pada Vanya untuk meninggalkan kantin.

  "Hei, kalian mau kemana? Bantu aku dong untuk membujuk Khai," ucap Rigel yang melihat Hendi dan Vanya akan pergi.

  "Enggak mau ini kan urusan rumah tangga kalian, aku gak mau kena imbasnya lagi," jawab Hendi dan pergi meninggalkan Rigel sendirian bersama Vanya.

  "Sabar Rigel, maklumi saja namanya juga ibu hamil pasti sensitif pasti harus ekstra sabar. Mungkin Khai lagi ngidam yang belum kesampaian jadi begitu, harus semangat menangani ibu hamil jangan mau enaknya saja," ucap Vanya sebelum pergi mengikuti Hendi membuat Rigel mendengkus kesal karena Vanya dan Hendi terus menerus menggodanya.

  "Sayang kamu mau apa sih kok dari tadi cemberut begitu, ngomong dong. Jangan cemberut terus kayak begitu." Rigel yang di buat kebingungan oleh aksi ngambek istrinya itu hanya bisa menghela nafas.

  "Emm ... Itu anu Rigel aku ingin di peluk," ucap Khai dengan suara manja.

   "Ya ampun, sayang kenapa tidak bilang dari tadi sih buat aku khawatir saja. Aku kira kamu kenapa," ucap Rigel menghela nafas lega. Rigel pun terkekeh saat mengetahui keinginan sederhana istrinya yang hanya ingin di peluk olehnya.

  "Malu, kan ada Hendy sama Vanya," jawab Khai dengan wajah polosnya membuat Rigel kembali terkekeh karena merasa gemas dengan tingkah istrinya.

  "Ya sudah aku peluk sekarang jadi manja banget begini sih! Dedenya atau Mamanya ini yang manja," goda Rigel tersenyum lebar sedangkan Khai dia menikmati pelukan suaminya itu tanpa mempedulikan orang di sekitarnya yang menatap iri pada sepasang suami istri itu.

                                     ***

    Bulan berlalu dengan cepat kini waktu wisuda pun telah tiba. Khai lulus menjadi seorang dokter begitu pun dengan Vanya, meskipun harus melewati satu proses lagi agar Khai dan Vanya benar-benar menjadi seorang dokter. Rigel dan Hendi mereka kini menjadi seorang pembisnis eksekutif muda meskipun dengan cara melanjutkan bisnis keluarganya masing-masing dan usia kandungan Khai pun sudah memasuki bulan ke tujuh. Perut Khai sudah membuncit dan untuk sementara Khai hanya bisa berdiam diri di rumah dan menunda keinginannya untuk menamatkan pendidikan terakhirnya untuk menjadi dokter.

  Sementara Rigel, dia mulai bergabung dengan perusahaan milik ayahnya.

  "RIGEEL!" Teriak Khai memanggil suaminya dengan teriakan dashyatnya sehingga Rama, Karinda dan Tiara mendengarnya sedangkan Rigel hampir tersedak makanan yang baru saja hampir Rigel kunyah.

  "Dengar tuh Bun, pasti Khai baru bangun tidur. Melihat Rigel gak ada di sampingnya Khai begitu deh, teriak-teriak dan pasti saat Rigel menghampiri ngomel-ngomelnya gak cukup sebentar," ucap Rigel mengadu pada Karinda sambil bergegas melangkahkan kakinya menuju kamarnya membuat Rama, Karinda dan Tiara tertawa terkekeh mendengar pengaduan Rigel. Setelah berkata seperti itu Rigel memasuki kamarnya dan dia mendapati Khai sedang duduk di ranjangnya. Rigel menghampiri istrinya itu dan duduk di sampingnya.

  "Iya sayang, kenapa? Aku lagi sarapan di bawah sama ayah bunda dan Tiara," ucap Rigel selembut dan semanis mungkin agar pada istrinya.

  "Kenapa gak bangunin aku, aku juga ingin sarapan bersama kalian," ucap Khai dengan lembut membuat Rigel tersenyum lebar.

"Aku gak tega bangunin kamu sayang, kamu seperti sangat kelelahan jadi aku tidak mau kamu sakit kalau aku bangunin kamu pagi-pagi," ucap Rigel sambil tersenyum.

  "Makanya kalau main kira-kira dong, Rigel. Semalam aku sampai kewalahan harus melayani kamu dan mengimbangin permainan kamu, dan itu membuat aku cukup kelelahan dan aku tertidur pulas," Rajuk Khai dia pun cemberut karena sedikit kesal sementara Rigel hanya terkekeh saat mendengar istrinya merajuk karena ulahnya semalam yang membuat Khai kewalahan. Namun bagi Rigel saat merajuk seperti itu, Khai terlihat sangat menggemaskan.

  "Maaf sayang, habis meski sedang hamil. Tubuhmu menggoda imanku, sampai adikku gak puas kalau hanya sebentar," ucap Rigel kembali terkekeh melihat Khai kembali membulatkan matanya.

  "Dasar cowok mesum! ya sudahlah aku mau mandi dulu." Khai menatap Rigel dengan tatapan kesal karena ketidakpekaan suaminya itu.

    "Kenapa hanya diam saja? ayo, bantu aku gak peka banget sih, gak tahu apa tubuhku rasanya seperti remuk dan ini semua karena ulahmu!" Ketus Khai yang kini melihat Rigel masih terpaku menatap ke arahnya dan beberapa detik kemudian Rigel mengerti, dia langsung membantu istrinya itu.

  "Baiklah sayang, sini aku bantu," jawab Rigel sambil membantu menarik tangan Khai pelan-pelan.

   "Dengar ya Rigel sebelum aku selesai mandi kamu tidak boleh kemana-mana! Tunggu aku sampai selesai mandi, ngerti!" Setelah mengatakan itu Khai bergegas memasuki kamar mandi.

  Setelah melihat Rigel mengangguk kepalanya tanpa protes sedikit pun. Rigel menjatuhkan bokongnya di sofa sambil sesekali ia memainkan ponselnya untuk menunggu istrinya selesai membersihkan diri.

  "Aku senang semenjak Khai hamil dia lebih manja dan meski kadang posesif. Tapi aku suka dengan Khai sekarang yang manja dan lebih cerewet dari pada Khai yang kasar dan sering ngajak berdebat, aku lebih suka Khai sekarang," Batin Rigel dia pun kembali memainkan ponselnya sambil menunggu Khai selesai mandi.

  "Kak Rigel, ayah nungguin katanya mau berangkat bareng gak?" Tanya Tiara yang tiba-tiba masuk sehingga mengagetkan Rigel yang sedang fokus melihat ponselnya.

  "Kamu ini dek, kalau masuk ketuk pintu dulu kenapa, bikin kaget saja. Bilang sama ayah aku perginya agak siangan mau nemenin kakak iparmu dulu yang manjanya lagi kumat membuat Tiara tertawa lebar saat mendengar kakak iparnya mulai mengerjai kakaknya dengan kemanjaannya.

  "Rasain kamu kak, iyalah berani berbuat harus berani bertanggung jawab," ucap Tiara menggoda kakaknya sambil tertawa terkekeh, saat Tiara tertawa tiba-tiba Khai keluar dari kamar mandi mengenakan handuk kimononya.

  "Ada apa, Ara? Kok tertawanya begitu amat?" Tanya Khai karena merasa aneh saat keluar dari dalam kamar mandi, dia melihat Tiara sedang tertawa sedangkan Rigel terlihat sangat kesal.

  "Enggak ada apa-apa kok kak. Manjanya yang lama ya, biar kakakku yang super duper menjengkelkan ini tahu," ucap Tiara.

   "Enggak tahu tiba-tiba ingin kayak begini," jawab Khai dengan suara manjanya.

  "Iya tapi kan ini masih sangat pagi dan aku harus menyusul ayah ke kantor, sayang," ucap Rigel. Khai melepaskan tangannya duduk di sofa sambil menundukkan kepalanya dan itu membuat Khai bingung.

  "Kamu kenapa, sayang? Kok malah menangis?" Tanya Rigel yang merasa heran karena tiba-tiba Khai menundukkan wajahnya dan menangis terisak. Rigel mengangkat dagu Khai, ia terkejut saat melihat pipi Khai yang sudah basah karena air mata yang mengalir di pipinya.

MUARA CINTA KHAIDEEJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang