Amnesia

2 1 0
                                    

     Happy Reading 😊


   "Mama, kakak mau ketemu papa," ucap Jasmine karena memang dia sangat merindukan ayahnya yang sudah satu minggu lebih tidak bertemu dengannya.

  "Nanti ya sayang, kan Papa masih ada tugas di luar kota. Jasmine lupa ya," ucap Khai, dia terpaksa berbohong karena tidak ingin putrinya semakin sedih. Mungkin kalau saatnya tiba Khai akan memberikan penjelasan yang mudah di mengerti oleh gadis kecil seusia Jasmine.

   Dengan wajah yang masih di tekuk Jasmine pun hanya mengangguk dan raut wajah sedihnya masih terpancar di wajah mungil gadis kecil itu karena sejujurnya dia masih merindukan ayahnya yang sudah seminggu tidak memberikan kabar padanya.

  "Padahal kakak kangen Papa, Ma. Kakak gak apa-apa meski Papa gak bawain kakak boneka Barbie yang ada rumahnya yang penting kakak bisa ketemu Papa. Kakak kangen banget sama papa, hiks ..." Isakan Jasmine kembali terdengar namun Khai tidak bisa berbuat apa-apa, bukan dia tidak kasihan pada putrinya justru dia sangat sedih melihat Jasmine begitu merindukan ayahnya tapi mau bagaimana lagi semua sangat sulit bagi Khai. Dia hanya bisa berdoa semoga suaminya secepatnya tersadar dari koma dan mereka kembali berkumpul  bersama seperti biasanya becanda dan tertawa bersama-sama.

                                       ***

   Akhirnya setelah penantian panjang dari komanya selama dua minggu Rigel pun tersadar. Entah kenapa ada yang aneh saat Rigel terbangun, dia seperti orang yang linglung dan yang pertama dia tanyakan adalah ibunya bukan anak atau istrinya.

   "Bunda mana, Ra?" Tanya Rigel dengan suara lemahnya dan saat itu hanya ada Tiara yang menemaninya. Ayah ibunya sedang pergi ke kantin untuk sarapan.

  "Lagi ke kantin, kak. Sebentar lagi pasti sudah kembali lagi, Ara panggilkan dokter dulu ya." Tiara pun langsung mencari dokter yang menangani Rigel tanpa persetujuan dari kakaknya karena gadis itu sangat bahagia melihat kakaknya bisa melewati masa kritisnya dan kini dia kembali sadar dari komanya.

  Sekembalinya dari kantin Karinda dan Rama sangat terkejut melihat putranya tengah di periksa oleh dokter, mereka sangat bahagia melihat Rigel sudah kembali sadar.

  Tiara sudah memberitahu pada Khai dan saat mendengar kabar baik itu Khai langsung bergegas ke rumah sakit di temani orang tua dan juga putrinya Jasmine.

  Setibanya di rumah sakit, Khai dengan langkah cepat bergegas menuju ruang rawat suaminya diikuti oleh orang tuanya dan putrinya yang tengah di gendong oleh Galih yang merupakan Opa dari Jasmine.

   Tak lama dia pun sudah berada di depan ruang rawat yang Karinda beritahukan tadi agar Khai tidak harus repot-repot mencari ruang rawat Rigel suaminya.

  Khai memasuki ruang rawat itu dengan perasaan campur aduk dia begitu sangat merindukan suaminya itu.

   "Mama ayo masuk," ajak Jasmine karena dia melihat ibunya masih berdiri di depan pintu ruang rawat suaminya itu.

  Khai memasuki pintu ruang rawat Rigel dengan mata berkaca-kaca, Khai sangat bahagia karena suaminya kembali lagi. Rigel tersadar dari komanya dan Khai sangat bersyukur sebab ketakutan yang selama ini dia takutkan tidak menjadi kenyataan.

  Sementara itu dari brankar Rigel memperhatikan Khai dengan kening mengkerut, entah apa yang sedang pria itu pikirkan.

  "Kenapa perutmu sangat besar, Khai? Kamu hamil anak siapa yang kamu kandung Khai?" Pertanyaan Rigel tadi membuat Khai mematung yang lainnya ikut terdiam lalu menatap Rigel yang kebingungan dan masih saja menatap Khai dengan tatapan penuh tanda tanya.

   "Ini anak kam-"

  "Papa...!" Panggil Jasmine yang kini sudah turun dari gendongan Opa nya lalu berlari menghampiri Rigel dengan begitu gembira.

  "Papa? Kamu panggil aku Papa, kamu siapa gadis kecil?" Tanya Rigel, bukan mendapat sambutan pelukan hangat Jasmine malah di kagetkan dengan pertanyaan ayahnya membuat gadis kecil itu menoleh pada ibunya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Melihat itu Khai langsung menghampiri Jasmine dan memeluknya agar putrinya itu lebih tenang.

  Saat Karinda akan melontarkan perkataan pedas pada putranya, tiba-tiba dokter datang dan memanggil keluarga Rigel karena dokter baru saja mendapatkan hasil pemeriksaan  yang mereka lakukan pada Rigel.

  Karinda dan Rama serta Khai mengikuti dokter untuk menjelaskan sesuatu sedangkan Jasmine kini di bawa keluar oleh orang tua Khai untuk di bawanya ke kantin agar dia lebih tenang.
  Di ruang rawat dengan suster yang sedang memeriksanya, Rigel di buat bingung oleh beberapa fakta yang mengejutkan baginya. Melihat Khai hamil dan kenapa gadis kecil itu memanggilnya Papa, padahal dia tidak ingat gadis kecil itu.

  Ya Rigel mengalami amnesia sebagian karena benturan keras di kepalanya membuat dia kehilangan sebagian ingatannya.

  Di ruang dokter Khai dan mertuanya tengah mendengar penjelasan dokter kalau Rigel saat ini tengah mengalami amnesia. Namun, hanya sebagian saja memori ingatannya yang hilang dan mungkin saja menganggap dirinya masih berusia remaja 16 tahun.

  "Lalu bagaimana dokter? Apa itu permanen?" Tanya Khai yang kini tengah memeluk menantunya yang menangis. Jujur Khai tidak sanggup menerima mengingat Rigel melupakannya sebagai istri.

  "Tidak dia akan pulih secara perlahan tapi saya tekankan pada kalian jangan memaksakan dia untuk mengingat semuanya secara langsung karena itu akan sangat berbahaya. Luka di kepalanya masih belum benar-benar sembuh. Dia harus check up secara teratur paling tidak seminggu sekali. Satu lagi pesan saya biarkan dia mengingat semuanya secara perlahan jangan terlalu di paksakan, kalian mengerti kan dengan apa yang saya katakan." Dokter pun mencoba memperingatkan kepada Karinda, Rama dan Khai.

  Mereka mengangguk meski rasanya sangat sedih tapi mereka akan mencoba merahasiakan pernikahannya dan Jasmine mungkin Khai akan mengajak Jasmine tinggal di rumah orang tuanya sampai Rigel benar-benar pulih dan bisa mengingat mereka lagi.

  Setelah keluar dari ruangan dokter yang menangani Rigel. Khai pun pamit pada ayah dan ibu mertuanya untuk pulang saja ke rumah dan nanti dia akan menceritakan semuanya pada ibu dan ayahnya juga dia akan memikirkan alasan untuk Jasmine saat putrinya itu bertanya tentang ayahnya.

  Dengan berat hati Karinda mengizinkan Khai tinggal bersama kedua orang tuanya semua dia lakukan agar Khai tidak sedih karena mungkin Rigel akan menolak kenyataan yang akan dijelaskan orang tuanya itu. Demi kesehatan dan juga keselamatan Rigel mereka memutuskan untuk merahasiakan pernikahannya lebih dulu untuk sementara waktu.

   "Karinda dan Rama kembali memasuki ruang rawat Rigel. Namun, kali ini mereka hanya berdua tanpa Khai yang memang sudah pulang bersama kedua orang tuanya juga Jasmine. Di dalam ruangan itu Rigel hanya sendirian karena Tiara belum kembali, dia belum sempat meminta izin ke kantin saat kedua orang tuanya pergi ke ruang dokter yang menangani kakaknya.

  

MUARA CINTA KHAIDEEJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang