Bikin Adem

1 1 0
                                    

     Happy Reading 😊

   "Iya papa, Jasmine maafin. Papa jangan cemburu lagi ya," ucap Khai dengan menirukan suara anak kecil membuat Rigel terkekeh geli mendengar perkataan Khai yang menirukan suara anak kecil. Sementara itu setelah kenyang baby Jasmine kembali tidur pulas. Khai pun kembali menaruh Jasmine kembali di box bayi setelah itu ia menyusul Rigel yang sudah berbaring di ranjangnya.

  "Kemari sayang," panggil Rigel sambil merentangkan kedua tangannya.

  "Kamu ini kenapa Rigel? Jangan macam-macam, aku baru beberapa hari melahirkan loh! Jadi tunggu setidaknya sampai tiga bulan kalau kamu sayang sama aku." Khai mencoba memperingatkan lalu berbaring di ranjangnya.

  "Hah! Tiga bulan? Astaga, kenapa lama sekali! Jadi selama tiga bulan aku harus puasa dong. Oh my God ini benar-benar cobaan yang berat, Yang." Rigel yang terkejut mulai menepuk-nepuk keningnya mendadak kepalanya menjadi sangat pusing.

   "Aku yakin kamu pasti bisa sayang sabar, ya. Tapi awas kalau nanti kamu jajan di luar sana!" Ancam Khai sambil menatap tajam ke arah Rigel membuat Rigel bergidik ngeri karena tatapan tajam Khai yang mengerikan.

   "Iihh ... seram amat sih, Yang. Gak dong sayangku mana berani aku macam-macam di luar sana. Oke deh aku pasti nunggu sampai jatahku kembali aku dapatkan, tapi _"

  "Tapi apa? Jangan minta yang aneh-aneh Rigel!"  Khai memperingatkan.

  "Enggak kok cuma mau bibir manis kamu saja sayang," ucap Rigel dengan nada menggoda.

    Apa!!

  "Ayolah sayang sedikit saja boleh ya!"

  "Please ya ... ya ..." Rengek Rigel sambil mengedip-ngedipkan matanya.

  "Hmm ... Tapi ingat batasannya, Rigel." Khai pun hanya bisa pasrah. Rigel menganggukkan kepalanya dengan semangat, tanpa menunda waktu lagi Rigel langsung melumat bibir Khai dengan rakusnya. Khai mendorong pelan tubuh Rigel membuat Rigel mendengkus kesal.

   "Kenapa?" Tanya Rigel dengan suara seraknya.

  "Pelan dong, Rigel. Apa kamu ingin membunuhku," protes Khai karena dia merasa akan kehabisan nafas saat Rigel menciumnya dengan begitu rakusnya.

   "Hehe maaf, Oke aku akan melakukannya dengan lembut, sayang." Rigel kembali mendekatkan wajahnya ke wajah Khai dan kembali menciumnya dengan lembut. Entah berapa lama mereka berciuman sampai akhirnya mereka tertidur setelah melepas tautan bibir mereka. Rigel memeluk tubuh Khai dengan posisi nyaman mereka saat tidur.

                                   ***

    Rigel, Khai dan Jasmine kini sudah rapi dengan pakaian serba putih. Rigel dengan baju santainya sedangkan Khai dengan dress putihnya begitu juga dengan Jasmine. Mereka sedang duduk di ranjang dengan manis.

    "Wah putri Princess papa sudah wangi banget ya," puji Rigel lalu mencium kening mungil Jasmine.

   "Kalau Mamanya, wangi gak?" Tanya Khai yang kini memeluk Rigel dari belakang dengan manja.

   "Bagaimana menurut Jasmine, sudah wangi belum mamanya?" Tanya Rigel pada putri kecilnya untuk menggoda Khai membuat Khai cemberut.

   "Iihh ... kamu mah begitu, sudah tidak sayang lagi ya, sama aku," Rajuk Khai yang kini duduk di samping Rigel.

   "Cie yang cemburu, ingat yang kamu bilang sayang. Gak boleh cemburu sama putri kita." Rigel mengingatkan dan kembali menggoda istrinya itu, tapi saat melihat istrinya semakin menekuk wajahnya. Rigel berbisik sesuatu yang membuat pipi Khai merona merah.

    "Dan yang harus kamu tahu, wangi tubuhmu adalah candu untukku kalau bukan aroma wangi tubuhmu yang membangkitkan gairahku tidak akan ada baby Jasmine sekarang," sambung Rigel dengan berbisik di telinga Khai dan mengecup kening Khai dengan lembut membuat wajah Khai kembali merona dan tersipu malu karena mendengar kata-kata manis Rigel.

   "Jangan lama-lama ngecupnya, di liatin baby Jasmine tuh, nanti dia baper," ucap Khai dan kembali merangkul Rigel dari belakang dengan kedua tangannya, kini giliran Khai yang mengecup pipi Rigel sekilas membuat Rigel kembali tersenyum.

   "Terima kasih Tuhan, kamu telah memberikanku kebahagiaan yang tiada batasnya dan terima kasih telah menghadirkan dia bidadari dalam hidupku. Semoga selalu seperti ini," Batin Rigel.

  Pagi hari keluarga Rigel sedang berkumpul di ruang keluarga setelah sarapan kecuali Rama dan Tiara karena Rama harus pergi ke kantor dan Tiara harus kuliah. Kini tinggal Khai dan Rigel bersama Karinda yang sedang asik menimang baby Jasmine.

  "Sayang kenapa kamu tidak pergi ke kantor hari ini?" Tanya Khai yang bersandar di pundak Rigel sambil memperhatikan Karinda yang sedang asik bermain dengan cucunya.

  "Tidak sayang, mungkin lusa aku baru bisa kembali bekerja. Aku sedang ingin menemani istriku yang manis ini dan juga putriku yang menggemaskan," jawab Rigel lalu dia mengecup pipi Khai dan mendekap tubuhnya dengan erat.

   "Rigel lepasin ah, jangan seperti ini malu sama Mama," ucap Khai sambil melepaskan tangan yang melingkar di perutnya.

  "Memang kenapa? Kan cuma peluk saja gak ngapa-ngapain, Mama pasti maklumilah kalau putranya lagi kangen sama istrinya." Rigel tetap tidak melepaskan pelukannya malah dia semakin mengeratkan pelukannya.

   "Kangen  ... kangen, orang ketemu setiap hari juga. Dasar tukang gombal," ucap Khai sambil mencium hidung Rigel, membuat Rigel meringis kesakitan.

   "Aww ... sakit sayang kenapa kamu senang sekali mencubit hidungku sih." Rigel melepaskan pelukannya dan mengusap hidungnya yang memang terasa sakit akibat cubitan dari istrinya.

   "Habis aku gemas sama hidung kamu yang kayak perosotan TK, ayolah jangan marah sayang," ucap Khai sambil tersenyum pada suaminya itu.

   "Enggaklah sayang bagaimana mau marah kalau lihat senyum  semanis ini." Rigel mulai mengeluarkan jurus gombalnya dan gombalan Rigel kali ini sontak membuat pipi Khai merah merona seperti buah tomat.

  "Ekhem, mesra-mesraan mulu nih kalian. Jasmine sudah bobo mau di gendong atau mau di taruh di box bayi di kamar kalian?" Tanya Karinda sambil menggendong baby Jasmine.

   "Biar di gendong saja, Bun. Aku lagi malas di kamar, lagi pula sebentar lagi Vanya dan Hendi mau kesini. Katanya mau ketemu baby Jasmine,"  jawab Khai.

   "Oh si tokek buntung mau kesini rupanya?" Rigel berkata sambil menghampiri baby Jasmine.

   "Rigel gak boleh begitu, masa nama orang di ganti-ganti begitu nanti orangnya marah loh." Khai mencoba memperingatkan sambil mengambil baby Jasmine dari gendongan Karinda.

   "Enggak akan marah dia sayang, itu kan panggilan sayang aku sama Hendi jadi dia gak akan keberatan," sahut Rigel.

  "Njir keberatanlah gue, bro! Sekarang aku kan sudah punya istri masa kamu masih panggil aku tokek buntung sih! Dasar dedemit." Hendi yang tak terima dengan panggilan Rigel padanya membalas dengan mengatai Rigel kembali.

   "Maaf Tante, tadi ada pelayan Tante baru pulang dari pasar jadi sekalian saya bantuin dan saat nanya Tante, katanya ada di ruang keluarga," ucap Hendi lalu mencium punggung tangan Karinda begitu juga dengan Vanya.

 

  

MUARA CINTA KHAIDEEJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang