Happy Reading 😊
"Oh begitu, terus kapan kamu menyusul punya bayi?" Tanya Rigel.
"Ya bagaimana nanti saja, aku gak berharap banget. Kasihan istri aku kalau harus di paksa cepat-cepat hamil. Dia masih nyaman sama kariernya, iya kan sayang?" Ucap Hendi yang dibalas anggukan oleh Vanya.
Sementara mereka asik mengobrol dan Khai tengah asik menyusui si mungil putri kecilnya dengan di temani Rigel. Rigel terus tersenyum bahagia karena istri dan putrinya sudah berada di sampingnya dalam keadaan sehat.
••
•
Kini Khai sudah di bawa pulang ke rumah setelah 3 hari di rawat di rumah sakit pasca melahirkan putri pertamanya. Keluarga pun tengah berkumpul di kediaman keluarga Rigel untuk melihat si mungil yang kadang menangis saat di gendong oleh Karinda dan Jihan.
"Aduh cucu nenek kok gak mau di gendong sih, kan neneknya ingin gendong," ucap Karinda sambil menimang cucunya yang mungil dan menggemaskan itu.
"Mungkin dia belum kenal kita Karin jadi saat kita gendong dia nangis. Oh ya, diberi nama siapa Putri kalian Rigel, Khai?" Tanya Jihan.
"Jasmine Queenara Nama panggilannya Jasmine, iya kan sayang," Ucap Rigel dengan antusias dan di jawab anggukan oleh Khai yang kini tengah duduk di sofa bersama Rigel.
"Wah nama yang cantik seperti babynya cantik dan imut," ucap Karinda tersenyum bahagia.
"Hi Jasmine, cucu nenek yang cantik," sambung Karinda sambil menatap cucunya itu.
"Wah kayaknya dia setuju di beri nama Jasmine Queenara, lihatlah dia tersenyum sangat manis dan tangisannya juga berhenti," ucap Jihan sambil sesekali mencium kening cucunya.
"Kita iri nih, masa cuma istri-istri kita yang bisa menimang cucu pertama, sedang kita gigit jari. Iya kan, Ram?" Protes Galih dan meminta persetujuan Rama.
"Iya kami juga ingin menimang cucu kami Rigel, Khai. Kamu harus memberikan ayah Rigel junior, jangan pilih kasih dong, Nak." Kini giliran Rama yang protes membuat Rigel dan Khai saling melirik karena permintaan ayahnya.
"Tapi ayah, Khai baru saja melahirkan loh! Masa harus kasih kalian cucu lagi sih, kan gak mungkin setidaknya tunggu Jasmine berusia satu atau dua tahun deh," ucap Rigel yang masih sangat setia memanjakan istrinya dengan mengelus-elus rambutnya.
"Iya ayah Khai kan baru melahirkan baby Jasmine, jadi mana mungkin bisa kasih ayah cucu sekarang. Apa ayah gak kasihan sama Khai." Khai mencoba memberi pengertian pada ayah mertuanya itu.
"Iya deh, maafkan ayah karena terbawa suasana jadi sedikit emosi melihat bunda kalian terus menimang baby Jasmine," ucap Rama sambil mengusap tengkuknya yang tidak gatal.
"Dasar ayah kalian, dia memang begitu Khai suka kebawa emosi tidak jelas," ucap Karinda.
"Ya sudah kalian istirahat, ayo bunda antar kalian ke kamar untuk menidurkan Jasmine di box bayinya," ucap Karinda yang menghampiri Khai lalu mengikuti Khai dan Rigel. Setelah sampai di kamar mereka Karinda menidurkan baby Jasmine di box bayi.
Setelahnya Karinda meninggalkan Rigel dan Khai untuk beristirahat. Setelah bundanya keluar dari kamar Rigel menutup pintu dan berbaring di samping Khai yang lebih dulu berbaring di sana. Kamar yang tadinya hanya bernuansa serba putih kini berganti menjadi pink dan banyak lagi warna cat yang di tambahkan di kamar itu. Namun, Rigel tidak keberatan karena itu semua untuk putrinya buah cintanya bersama Khai.
"Sayang terima kasih ya, karena kamu sudah menghadirkan malaikat kecil kita. Kini sudah ada seorang putri kecil dalam kehidupan kita, jujur aku masih tidak percaya ini semua seperti mimpi untukku," ucap Rigel yang mendekap Khai dan Khai pun bersandar di dada bidang miliknya.
"Kamu bahagia Rigel?" Tanya Khai sambil mengeratkan pelukannya pada Rigel.
"Tentu saja aku sangat bahagia sayang, aku begitu sangat bahagia. Kamu tahu Jasmine adalah hadiah paling terindah untukku, aku sangat sangat bahagia Khai," jawab Rigel lalu mengecup puncak kepala Khai dengan penuh kasih sayang. Khai tersenyum dia tidak menyangka kalau hubungannya dengan Rigel akan sampai pada tahap ini. Di mana dia membangun keluarga kecil yang bahagia, setidaknya itu yang Khai harapkan dan dia menjadi ibu dari bayi mungilnya buah cintanya dari Rigel.
"Rigel aku harap kita akan terus seperti ini saling menyayangi dan saling melengkapi. Baby Jasmine semoga dia akan tumbuh dengan baik dan dia juga akan selalu menjadi alasan kuat untuk kita tetap seperti ini selalu saling menyayangi dan mencintai," ucap Khai.
"Tentu saja sayang, aku akan terus menyayangi kalian berdua karena kalian sumber kebahagiaanku sampai kapanpun. Sekarang kita tidur yuk, ini sudah malam kamu pasti lelah," ucap Rigel dan mengecup kening Khai dengan lembut dan memejamkan matanya, begitu pun dengan Khai dan mereka akhirnya tertidur dalam hangatnya dekapan kasih sayang.
Saat mereka menikmati hangatnya dekapan yang mereka ciptakan, tiba-tiba terdengar suara tangisan baby Jasmine yang membuat Rigel dan Khai langsung terbangun karena kencangnya tangisan baby Jasmine.
"Jasmine!" seru Khai, dia pun menghampiri putri kecilnya yang sedang menangis.
"Uluh uluh, cup cup cup cup princessnya Mama lapar ya, Nak." Khai lalu menggendong putrinya dan duduk di sofa lalu menyusui baby Jasmine dan benar saja saat diberikan ASI Jasmine langsung terdiam dan dengan semangatnya menyedot ASI ibunya.
"Sayang si mungil lapar ya? Baru jam 02.00 sudah lapar lagi dia," tanya Rigel, pria itu pun duduk di samping Khai yang sedang memberikan ASI pada putrinya.
"Iya dia kelaparan, sudah kamu tidur lagi masih malam besok kan kamu ke kantor nanti kesiangan loh," ucap Khai sambil mengelus-elus rambut putri kecilnya yang lembut.
"Aku cuti beberapa hari sayang ingin menemanimu dan si mungil. Lihatlah putri kecil kita rakus sekali minum ASI nya, sekarang aku punya saingan nih," ucap Rigel sambil menatap baby Jasmine, namun membuat Khai bingung saat mendengar perkataan Rigel.
"Saingan? Maksud kamu apa Rigel?" Tanya Khai dengan menatap wajah suaminya.
"Iya saingan, biasanya kan itu cuma punya aku tapi sekarang jadi punya Jasmine juga, hehehe. Kira-kira kapan jatahku masa Jasmine terus yang di kasih," Goda Rigel.
Rigel yang terus melihat Jasmine yang sedang asik dengan ASI nya, membuat Khai mengerti dan tersadar dengan apa yang Rigel katakan.
"Astaga Rigel, kamu ini! Masa cemburu sama putri kamu sendiri sih, bukannya selama ini kamu sudah puas sebelum baby Jasmine lahir. Ini juga masih milik kamu kok sampai kapanpun. Jasmine paling hanya sampai usianya 6 bulan saja sayang," ucap Khai tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah konyol suaminya.
"Hehe begitu ya, maaf ya Jasmine sayang papa cemburu sama kamu, jangan marah ya sama papa," ucap Rigel terkekeh sambil mengelus tengkuknya yang tidak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUARA CINTA KHAIDEEJAH
RomantizmPACAR ADALAH MUSUH! MUSUH ADALAH PACAR! Begitulah prinsip dua orang yang saling bermusuhan ini. Jika ada tempat di mana membenci dan membutuhkan dapat dirasakan secara bersamaan maka di sanalah Khai dan Rigel akan di tempatkan. Seperti Tom and...