Ada Yang Aneh

6 1 0
                                    

       Happy Reading 😊

     Sementara itu di tempat lain, di sebuah taman kampus. Khai sedang duduk melamun, ia memikirkan kejadian tadi malam saat ia dan Rigel sama-sama egois dengan emosi dan amarah mereka  tanpa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin lebih dulu.

  "Seharusnya aku tidak seperti ini, seharusnya aku mengalah bukan hanya mementingkan egoku saja. Aku tahu Rigel tidak sepenuhnya salah. Renata lah yang terlalu agresif dan ini juga salahku karena tidak mau mengakui hubunganku dengan Rigel, jadi itu membuat Renata bersikap seperti itu karena yang ia tahu Rigel masih jomblo. Aku yang terlalu emosi saja, sudahlah aku yang harus meminta maaf pada Rigel nanti," gumam Khai dan mengambil ponselnya dari dalam tasnya, namun ia kaget karena ponselnya tertinggal di kamar.

  "Astaga ponselku ketinggalan di rumah. Dasar ceroboh kamu Khai! Beginilah kalau pergi terlalu terburu-buru, bagaimana ini," batin Khai dan ia mulai kebingungan karena lupa membawa ponselnya.
  •

  •

  •

  Sedangkan Rigel sedang sibuk menyisir rambutnya. Tiba-tiba ada suara ponsel berbunyi. Namun, saat ia melihat ponselnya tidak ada panggilan masuk di ponsel miliknya, dan dia melihat ponsel yang berada di sudut sofa.

  "Ponsel Khai, kenapa dia tidak membawa ponselnya," gumam Rigel dan mengambil ponsel Khai lalu membuka aplikasi kotak pesan masuk dan ia membacanya dari seseorang.

    Evan.

  'Cantik terima kasih ya sudah mau nemenin aku nyari buku dan makasih juga malam yang indahnya.'

  "Cih, apa-apaan ini? Khai benar-benar keterlaluan! Ternyata dia benar-benar sudah berani bermain di belakangku. Pantas saja dia tidak ingin memberitahu tentang status pernikahannya, ternyata agar kamu bisa dengan mudah dekat dengan pria lain, aku tidak yakin kalau kamu benar-benar mencintaiku. Baiklah kali ini kamu yang mulai, Khai. Jadi jangan salahkan aku, kalau aku juga bermain-main sepertimu!" Geram Rigel kesal sambil mengepalkan tangannya hingga buku-buku tangannya terlihat, Rigel melempar ponsel Khai ke sofa dan pergi ke bawah dengan wajah memerah menahan emosi.

  "Pagi Bun, Yah," sapa Rigel yang langsung duduk di dekat Tiara dan mengambil makanan untuk sarapan.

  "Kenapa sendirian kak? Kak Khai mana?" Tanya Tiara yang tidak melihat Khai kakak iparnya.

  "Entahlah dia tidak bilang padaku, kalau dia mau pergi lebih awal ke kampus," jawab Rigel sambil menyuapkan sesendok makanan ke mulutnya dengan lahap.

  "Kakak iparmu sedang ada urusan penting, Ra. Jadi dia pergi ke kampus duluan," ucap Karinda yang berhasil membuat Rigel menghentikan sarapannya.

  "Yah, Bun. Rigel berangkat duluan ya, sudah siang soalnya ada kelas pagi," pamit Rigel tergesa tanpa menghabiskan sarapannya.

  "Kak, sarapannya belum selesai loh. Habiskan dulu baru berangkat ke kampus," ucap Tiara saat melihat makanan yang masih tersisa banyak di piring kakaknya.

  "Kakak sudah kenyang, Ra. Sudahlah aku harus berangkat takut terkena macet." Rigel langsung bergegas pergi meninggalkan orang tua dan adiknya Tiara.

  "Ada apa dengan Khai dan Rigel ya? Sepertinya mereka sedang ada masalah," ucap Karinda setelah kepergian putranya.

  "Memangnya kenapa, Bun?" Tanya Rama yang tidak mengerti dengan perkataan istrinya itu.

  "Entahlah, dari mulai Khai yang tiba-tiba menyiapkan sarapan dari pagi buta dan sekarang Rigel yang sepertinya kurang semangat saat sarapan, tumben-tumbenan mau pergi ke kampus sepagi ini," jawab Karinda yang tidak mengerti dengan masalah yang dihadapi oleh putra dan menantunya.

MUARA CINTA KHAIDEEJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang