"Habis kamu mau ngapain coba kayak tadi? Mau nekat ya cium aku? Gak akan bisa dedemit! Ciuman pertama princess Khai hanya cuma buat cowok yang bisa bikin Khai jatuh cinta dan klepek-klepek sama dia," ucap Khai sambil bangun dari duduknya.
"Emang ada yang mau sama cewek jadi-jadian kayak kamu? Bisa rugi mereka nanti, habis tangan kamu enteng banget. Aku mau bilang ke tante Jihan, agar tangan kamu di rukiyah," ujar Rigel yang kini buru-buru bangun dari duduknya saat melihat Khai membulatkan matanya dengan tatapan tajam.
"Iiihh ... serem. Aku kabur dulu, sebelum kepalaku gegar otak karena di pukulin cewek jadi-jadian yang kalau tidur kayak kebo."
Setelah mengatakan itu, Rigel bangkit berdiri dan bermaksud untuk keluar dari kamar Khai.
"RIGEEL! keluar kamu dari kamar aku dedemit!" Ketus Khai yang sudah kesal dengan ulah Rigel.
"Okeh-okeh, aku keluar. Lagian aku kesini karena tante Jihan yang nyuruh bangunin kamu, dan suruh kamu turun ke bawah karena acaranya sudah mau selesai. kalau gak di suruh mana aku mau, aku pergi dulu. Bye cewek jadi-jadian," ucap Rigel dan keluar dari kamar Khai.
"Iihh ... amit-amit deh, punya calon suami kayak si dedemit. Gak ada bagus-bagusnya sama sekali, ini lagi cincin kenapa susah banget sih, di lepasnya sebal banget pokoknya sama si dedemit gila!"
Khai yang sedang kesal berusaha melepaskan cincin tunangannya dari jari manisnya. Namun, tetap tidak bisa ia melepasnya. Sebenarnya cincin itu memang akan susah dilepaskan Jihan dan Karinda memilih cincin yang ukurannya lebih kecil dari ukuran jari Rigel dan Khai, agar tidak ada drama melepaskan cincin pertunangan pada saat mereka bertengkar nanti.
Pintar sekali kedua wanita itu.
Kini Khai sudah kembali ke pesta dan ikut menikmati pestanya kembali, orang tua Khai dan Rigel kini sedang asik berbincang-bincang. Mungkin mereka sedang membicarakan tentang pernikahan Khai dan Rigel.
Sementara Rigel dan Khai mereka sedang asik dengan ponselnya masing-masing. Rigel duduk di dekat jendela sedang Khai duduk di sudut jendela dekat pintu, entah apa yang sedang mereka lakukan dengan ponsel mereka sehingga terlihat begitu serius dengan ponsel mereka masing-masing.
*****
"KHAAIII ...!" Teriak Vanya yang baru saja tiba di kampus. Dia melihat Khai sedang berjalan di koridor kampus.
"Aduh Vanya, kamu itu bisa gak kalau teriak suaranya dikecilkan sedikit. Sakit tahu telingaku dengar kamu teriak. Aku kasian sama telingaku yang kena syok terapi dari kamu," ucap Khai sambil berjalan santai.
"Ah, Khai sih gitu. Gak asik banget, dikira suara Vanya apaan, terompet kali." Protes Vanya pada Khai.
"Berhenti merajuk, Van. Kamu kayak bocah aja, gimana cowok mau deketin kamu kalau tingkah kamu aja masih kayak bocah, dasar jones," Omel Khai sambil terus berjalan beriringan dengan Vanya yang berada disampingnya.
"Iihh ... Khai kok gitu sih! Apa Khai gak ingat? Kalau Khai juga jomblo."
Sadar perkataannya menyinggung Khai, Vanya kini menundukkan kepalanya. Khai menatap tajam ke arah Vanya dan menghentikan langkahnya.
"Ya ampun Vanya, aku lupa kalau aku juga jomblo hahaha ..." Bukannya marah Khai malah tertawa sambil menepuk pelan keningnya. Dia masih tertawa karena ucapannya sendiri, Vanya pun ikut tertawa karena melihat tingkah lucu sahabatnya itu. Namun, tiba-tiba mata Vanya kini tertuju pada cincin di jari manis Khai. Membuat Vanya bertanya dengan cincin itu, karena kemarin Khai belum memakainya.
"Sebentar Khai ini apa? Kok kamu memakai cincin di jari manis? Perasaan kemarin kamu belum pakai cincin, tapi sekarang pakai cincin?" Tanya Vanya, membuat Khai gugup karena tidak tahu harus jawab apa. Karena dia takut sahabatnya kecewa kalau dia sudah bertunangan dengan Rigel, pria yang Vanya sangat sukai. Khai akhirnya memutuskan untuk merahasiakan pertunangannya dengan Rigel.
"Itu ... Emm ... Itu ... Anu -"
"Cincin tunangan," sela Rigel yang tiba-tiba sudah berdiri dibelakang Khai, dan memotong ucapan Khai sambil menunjuk cengiran khasnya. Khai membalikkan badannya menghadap Rigel dan menatap tajam pria itu.
"Kenapa menatapku seperti itu, aku emang tampan jadi biasa aja dong lihatnya kayak baru lihat cowok ganteng aja," lanjutnya yang kini kembali terkekeh karena tatapan Khai.
"Ini maksudnya apa sih, Vanya gak ngerti deh," ujar Vanya yang masih bingung dengan apa yang Rigel katakan.
"Iya sama aku juga gak ngerti, Rigel coba jelaskan," ucap Hendi yang ikut mendengar obrolan mereka dan menuntut penjelasan dari Rigel.
"Jadi aku sama Khai udah tunangan, Hen. Kedua orang tua kita yang maksa. Sebenarnya aku gak mau tunangan sama Khai. Tapi karena aku sayang sama fasilitas yang di dapat orang tuaku, ya udah aku terima. Beruntung banget cewek jadi-jadian dapat cowok kayak aku yang gantengnya kebangetan dan paling populer di kampus ini," ucap Rigel menyombongkan diri.
"Aahh ... bodoh amat dedemit, gila kamu ya! Kenapa kamu bilang sama mereka? Hancur deh gelar jomblo aku," ucap Khai dengan menghentak-hentakan kakinya karena kesal.
"Ya ampun, gak salah tuh cewek jadi-jadian? Justru malah reputasiku yang hancur, karena aku punya tunangan kayak kamu cuma punya gelar jones aja udah bangga. Dasar cewek jadi-jadian benar-benar aneh," ujar Rigel yang kini kesal karena ucapan Khai telah membuatnya tersinggung.
Sementara itu Vanya dan Hendi mereka malah berkenalan ditengah perdebatan antara Khai dan Rigel, tanpa mempedulikan pertengkaran dua sahabatnya itu.
"Em ... Vanya yang cantik dari pada kita lihat Romeo dan Juliet bertengkar mending kita ke kantin, mau gak? Aku traktir deh," Ajak Hendi yang kini tersenyum pada Vanya membuat wajah Vanya bersemu merah.
"Tapi Hendi masih jomblo kan? Belum punya cewek kan? Vanya gak mau loh, dibilang pelakor sama ceweknya Hendi," ujar Vanya dengan wajah polos.
"Tentu saja aku jomblo cantik, kamu tenang saja gak akan ada yang berani bilang sama kamu kayak gitu, bikin gemes deh kamu. Ayo, aku udah lapar nih biarin aja Khai dan Rigel berdebat, mereka kalau udah kumat kayak Tom and Jerry, mereka gak akan peduli tempat dan orang lain."
Hendi yang memang sering melihat Khai dan Rigel bertengkar tidak merasa aneh lagi begitu pun dengan Vanya. Namun, baru kali ini Hendi bertemu dengan Vanya karena baru kali ini Hendi menghampiri Rigel di kelas Khai.
Vanya dan Hendi pergi meninggalkan Khai dan Rigel yang masih saja berdebat tanpa mempedulikan orang sekitarnya. Sedangkan Hendi dan Vanya sudah pergi meninggalkan mereka untuk membeli sarapan di kantin.
"Kamu tuh bikin ilfil tahu gak! Dasar dedemit, sok kegantengan padahal gak laku buktinya kamu jomblo kan sampai sekarang," ejek Khai mengolok-olok Rigel, Khai gak sadar padahal dia juga sama jomblo.
"Kamu gak merasa kalau kamu juga jomblo, helo nona Khaideejah Artisya Najwa, kamu gak sadar kalau kamu juga jomblo. Emang dasar jones malah ngatain orang," ketus Rigel.
"Helo tuan Rigel Harsya Pradipta, sesama jomblo jangan saling menghina ngerti! Udah ah, Khai capek berdebat sama dedemit macam kamu. Aku lapar ayo, Van kita ke kan-" Khai menggantungkan kalimatnya saat menyadari sahabatnya sudah tidak ada dibelakang.
"Nah loh, kemana tuh anak udah ngilang aja?" Kini Khai kebingungan mencari Vanya.
"Hahaha ... kasian deh kamu. Teman kamu aja gak mau nemenin kamu kan? Aku dong, ayo Hen .... Hendi. Kemana tuh anak kok ngilang juga sih? Ngilangnya barengan lagi sama Vanya. Sialan pasti mulai lagi deh, Hendi paling gak bisa lihat cewek cantik dikit, langsung main deketin aja. Dasar playboy cap buaya," gerutu Rigel yang juga kewalahan mencari Hendi yang sudah tidak ada juga dibelakang.
"Hahaha ... kasian deh loh, kemana bang temannya hilang juga ya?" Giliran Khai yang kini tertawa terbahak-bahak.
"Udah jangan tertawa kamu, tutup tuh mulut. Nanti lalat masuk baru tahu rasa! Sial Hendi pasti jiwa playboynya kumat, dia pasti ngajakin Vanya sahabat kamu." Ketus Rigel pada Khai.
"Apa? Ini gak bisa dibiarin pasti mereka ke kantin sekarang." Mendengar apa yang dikatakan Rigel, Khai berjalan ke arah kantin terlebih dulu di ikuti Rigel dibelakang.
Bersambung ♥️
Awal yang bikin kesel 😄
Jangan lupa like bunga dan kopinya 🌷☕
![](https://img.wattpad.com/cover/370974536-288-k333250.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MUARA CINTA KHAIDEEJAH
RomancePACAR ADALAH MUSUH! MUSUH ADALAH PACAR! Begitulah prinsip dua orang yang saling bermusuhan ini. Jika ada tempat di mana membenci dan membutuhkan dapat dirasakan secara bersamaan maka di sanalah Khai dan Rigel akan di tempatkan. Seperti Tom and...