Happy Reading 😊
"Rigel, kamu gak mau balik ke kelas?" Tanya Hendi.
"Ya sudah, Ren. Aku mau balik ke kelas dulu," pamit Rigel pergi meninggalkan kelas kedokteran menuju kelasnya.
"Kamu tahu gak, Rigel. Khai kenapa? Biasanya kamu paling peduli sama Khai, tapi sekarang kamu kayak cuek banget sama Khai?" Tanya Hendi.
"Enggak tahu aku, lagi pula bukan urusan aku. Sudah ayo ke kelas, sudah mau telat nih," ucap Rigel meskipun sebenarnya ia tidak tega bersikap seperti itu pada istrinya. Namun, Rigel sangat kesal pada Khai yang pergi hingga larut malam bersama seorang pria dan parahnya pria itu mengirimkan pesan romantis, seolah merasa kalau Khai dan Evan sangat dekat. Itulah yang membuat Rigel semakin kesal dan mungkin rasa cemburunya yang memang berlebihan pada istrinya itu membuat Rigel lebih cuek dan sok tidak peduli lagi sama Khai.
Khai terus berlari menuju gerbang kampus, ia memesan taksi dan menaikinya dengan tergesa. Evan yang baru saja masuk di halaman kampus terlihat bingung dengan sikap Khai yang pulang sebelum waktunya. Evan memarkirkan mobilnya dan segera menuju kelasnya. Sesampainya di kelas ia pun menanyakan tentang Khai kepada Vanya. Setelah mendengar penjelasan dari Vanya, ia langsung ke tempat duduknya karena dosennya sudah memasuki kelas. Vanya memberitahu pada dosennya perihal kepulangan Khai karena mendadak tidak enak badan.
***
Sementara itu di dalam taksi, Khai kebingungan karena tidak tahu akan kemana. Dia berhenti di sebuah taman tempat dia menghabiskan waktu jika dia sedang bersedih. Khai duduk di sebuah kursi tempat biasa dia menghabiskan waktunya bersama Rigel. Biasanya Rigel akan datang untuk menjahilinya dan menggodanya. Khai tersenyum dalam tangisnya saat mengingat kejahilan Rigel, dia juga mengenang kenangan manis bersama Rigel.
"Kenapa kamu berubah lagi, Rigel. Apakah kamu sudah tidak mencintaiku lagi hikz .. hikz .. aku takut kamu benar-benar akan meninggalkanku dan berpaling pada Renata. Kenapa Tuhan padahal baru sebulan saja aku merasakan kebahagiaan dan merasakan cinta dari suamiku, tapi kenapa kamu merenggutnya lagi." Khai melihat sekeliling taman sambil terus menangis, dia merasa hidupnya sebatang kara saat ini. Khai tidak berani pulang ke rumah mertuanya karena dia berpikir sudah tidak ada tempat untuknya sekarang dan dia juga tidak bisa pulang ke rumahnya karena orang tuanya pasti akan menanyakan kenapa dia sampai pulang sendirian tanpa ditemani Rigel.
Khai tidak berani berkata yang sebenarnya pada orang tuanya karena pasti mereka akan sedih mendengar kebenarannya, dia mulai terduduk di rerumputan. Kepalanya ia sandarkan di kursi yang ada di taman itu sehingga tidak ada yang tahu kalau ada seseorang di tempat itu. Khai sudah pasrah dengan hidupnya jika harus berakhir di taman itu. Khai seperti sudah kehilangan semangat hidupnya.
"Rigel aku mencintaimu apa kamu tidak tahu itu, aku benar-benar sangat mencintaimu, Rigel. Kenapa kamu tega padaku dengan memilih wanita lain. Aku akui Renata lebih cantik. Tapi apa kamu tidak melihat betapa besar cintaku untukmu, Rigel."
Khai kembali menangis dan memejamkan matanya karena lelah setelah terus-terusan menangis, Khai merasa hidup sendiri di dunia ini.
***
Sementara di kampus, Rigel terlihat gelisah. Tapi dia mencoba untuk bersikap biasanya di depan teman-temannya. Waktu menunjukkan pukul 16:00 sore akhirnya kelas sudah berakhir. Semua sudah akan kembali ke rumah masing-masing karena sudah waktunya untuk pulang.
"Rigel pulang, Bun," seru Rigel dengan malas karena ia tidak ingin bertemu dengan Khai saat ini. Rigel berpikir kalau Khai sudah berada di kamarnya dan istrinya itu sedang beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUARA CINTA KHAIDEEJAH
RomansaPACAR ADALAH MUSUH! MUSUH ADALAH PACAR! Begitulah prinsip dua orang yang saling bermusuhan ini. Jika ada tempat di mana membenci dan membutuhkan dapat dirasakan secara bersamaan maka di sanalah Khai dan Rigel akan di tempatkan. Seperti Tom and...