Huaaa!! Sorry baru up. Soalnya kemarin² sibuk ngurus berkas buat sempro + pelatihan ICT + periksa 150 puisi + periksa 90 Biografi.
Apa gak menyalah otak dan tubuhku?!!🔥 But, seru sih, berasa jadi orang paling sibuk sedunia haha.
Seorang gadis berpakaian kasual menuruni tangga penuh semangat. Rambut cokelatnya diikat tinggi. Menunjukkan leher jenjang nan putih mulus.
Senyuman indah terbit di bibirnya melihat dua sosok paling berjasa dalam hidupnya sedang bersantai di ruang tamu. Mama menyandarkan kepala ke bahu papa sedangkan tangan papa memeluk pinggang mama posesif. Sementara pandangan mereka terfokus ke layar televisi yang menampilkan tayangan drama Korea.
Kapan terakhir kali Alana melihat orangtuanya bersantai di ruang tamu?
Entahlah. Alana sudah lupa saking lamanya sosok papa menghilang dari keseharian mereka.
Sekarang, papa selalu pulang tepat waktu. Layaknya para pekerja kantoran pada umumnya. Masuk jam 08.00, pulang jam 16.00. Sarapan bersama dan makan malam bersama sembari mengobrol santai. Saling berbagi kisah dan pengalaman.
Alana sungguh merindukan moment kebersamaan mereka.
"Ma, pa."
Alana memeluk keduanya dari belakang setelah puas memperhatikan.
"Astaga! Ngagetin aja kamu, Na. Untung mama gak jantungan."
Tawa kecil terdengar pelan dari mulut Alana sebagai reaksi.
"Masa kamu gak sadar Alana berdiri lama di belakang kita, sayang?" tanya papa ikut tertawa. Menertawakan tingkah istrinya.
Mama berdecak pelan akibat ditertawakan. "Ish, mana mungkin aku sadar ada Alana kalau dianya gak bersuara."
"Makanya ma, kalau nonton itu gak usah fokus-fokus banget. Gimana kalau ada maling masuk? Bisa-bisa mama juga dikarungin." Ledek Alana.
"Jangan sampai! Papa gak mau kehilangan mama kamu. Apa jadinya hidup papa tanpa mama, Na? Kayaknya papa gak bisa melanjutkan hidup deh."
Alana mengulum senyum melihat senyuman malu-malu muncul di bibir mama. "Udah ah, Lana pergi keluar dulu ya, ma, pa."
"Mau kemana, Na?"
"Gak tau, pa."
"Lah? Gimana ceritanya?"
"Aku mau keliling buat nyari jajanan, pa. Siapa tahu nanti ada yang menggugah selera." Cengir Alana.
"Ya udah. Lana punya uang gak?"
"Sebenarnya sih punya, tapi kalau papa mau ngasih, Lana terima dengan lapang dada."
Jawaban Alana membuat mama dan papa tertawa geli. Merasa terhibur melihat tingkah lucu putri mereka. Putri kesayangan mereka.
"Nih, jajan aja sepuasnya. Jangan ragu-ragu buat beli makanan yang kamu suka." Papa memberikan lima lembar uang seratus ribu. Disambut penuh senyuman oleh Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER
Teen FictionKehidupan tenang Alana perlahan terganggu oleh kehadiran seorang stalker. Membayangi kehidupannya siang dan malam. Menjajah mimpi-mimpinya. Menanamkan keresahan di setiap langkahnya. Siapakah pria yang menjadi stalkernya? Apa alasan pria itu mengang...