Vote sebelum baca 🌟
_________
Lagi-lagi Alana mengalami lucid dream. Kali ini, dia berada di taman bunga mawar. Bukan lagi berada di ruang gelap dan hampa.
Sejauh mata memandang, hanya bunga mawar berbagai warna yang terlihat. Pemandangan itu membuatnya menghela napas lega. Lega terbebas dari stalker.
Perlahan mulai rileks. Menyandarkan punggungnya di sandaran bangku. Berharap sosok pengganggu itu lenyap selamanya. Sungguh tenang hidup tanpa pengawasan orang lain. Sungguh indah mimpi tanpa kehadiran orang lain.
Mulutnya sedikit terbuka ketika malam menggantikan siang begitu cepat. Disusul oleh ledakan kembang api yang terlihat cantik di langit. Tanpa sadar, senyuman lebar terbit di bibirnya.
Hilang sudah rasa takut dan was-was. Berganti euforia kebahagiaan. Andaikan saja ada ponsel di sini, pasti ia akan mengabadikan moment saat ini dalam galeri supaya bisa melihatnya berulang kali.
"Gimana? Suka?"
Jantung Alana seakan mencolos ke bawah. Kaget dipeluk secara tiba-tiba oleh seseorang. Tanpa melihat pun, ia langsung mengetahui siapa si pelaku.
Keindahan view kembang api mendadak terlupakan. Tergantikan oleh ketegangan dan kecemasan. Ia bahkan takut bergerak.
Menyadari hal tersebut, pria itu tersenyum geli. Diusapnya puncak kepala Alana. Berlagak menenangkan. Padahal dialah sumber ketakutan Alana. "Anggap aja gue gak ada, kitten."
Bagaimana bisa Alana mengabaikan kehadiran seorang pria berbahaya yang jelas-jelas sedang memeluknya erat?!
"Sebenarnya Lo kenapa sih gangguin gue terus?" Keluh Alana memberanikan diri bersuara.
"Kenapa ya? Mungkin karena cantik Lo kelewatan?"
"Gue serius!"
"Gue juga serius."
"Hah! Please. Gak usah ganggu gue. Masih banyak cewek cantik di luaran sana yang bisa Lo ganggu."
"Sayangnya, cuma Lo yang menarik perhatian gue."
Alana menggigit bibir bawah geram. "Kapan kita pernah bertemu sampai Lo segitunya sama gue?"
Pertanyaan Alana diabaikan. Membuat Alana kian geram.
"Hah! Lo sadar kelakuan Lo ini gak normal? Gue bisa aja jeblosin Lo ke penjara."
"Emang ada bukti?"
Alana kicep seketika. Memang benar bahwa tak ada bukti. Kebetulan CCTV di teras rumahnya sedang rusak atau mungkin stalker itu lah yang merusak?
"Tenang aja, Kitten. Gue gak akan nyakitin Lo. Gue malah udah bertekad membahagiakan Lo."
Bullshit!
Membahagiakan apanya?!
Alana memberanikan diri menatap wajah pria aneh pembual di belakangnya, tapi matanya lebih dulu ditutup.
"Jangan mencari tau siapa gue sebenarnya. Yang perlu Lo tahu, gue selalu ada di sekitar Lo. Gue suka sama Lo."
Bertepatan dengan itu, Alana terbangun dari lucid dream.
Gadis cantik itu mengusap wajah kasar.
Sial, ia mulai penasaran seperti apa wajah si stalker sampai dicegah untuk melihat. Mungkinkah buruk rupa atau sudah tua?
Tidak, tidak. Suara stalker terdengar seperti suara anak muda, bukan suara kakek-kakek atau bapak-bapak. Tubuh stalker juga kekar dan tinggi, bukan bungkuk dan renta.
"Lain kali gue harus lihat wajahnya biar bisa ngenalin dia di dunia nyata," gumam Alana penuh tekad.
Dengan mengetahui wajah si stalker, Alana bisa berhati-hati dan berlari sejauh mungkin.
Bersambung....
Sekilas info:
Lucid dream adalah sebuah kondisi dimana seseorang sadar bahwa dia sedang bermimpi. Istilah lucid dream diciptakan oleh psikiater dan penulis Belanda Frederik Van Eeden.
Seseorang yang mengalami lucid dream akan mengingat setiap detail mimpi yang dialaminya dan seolah-olah mengalami kejadian dalam mimpinya tersebut.
Hal inilah yang memungkinkan seseorang untuk mengontrol lucid dream yang dialaminya.
Sumber: google.
Jadi, dalam cerita ini ... Lucid dream versi Alana bisa mengendalikan mimpi sedangkan lucid dream versi stalker +bisa masuk ke dalam mimpi orang lain.
Okayy, sekian penjelasan dariku.
Tembus 100 komen, besok aku update lagi💃
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER
Teen FictionKehidupan tenang Alana perlahan terganggu oleh kehadiran seorang stalker. Membayangi kehidupannya siang dan malam. Menjajah mimpi-mimpinya. Menanamkan keresahan di setiap langkahnya. Siapakah pria yang menjadi stalkernya? Apa alasan pria itu mengang...