Vote sebelum baca 🌟
_______Matahari semakin condong ke ufuk barat. Segala kegiatan perkuliahan berakhir. Para mahasiswa berbondong-bondong meninggalkan area kampus.
Hari panjang nan melelahkan akhirnya usai. Banyak hal yang telah terjadi hari ini. Menguras habis tenaga dan emosi Alana.
Pertengkaran dengan Bulan, tatapan penasaran orang lain, dan ikut campur orang lain dalam permasalahannya.
Semua hal tersebut terasa sangat mengganggu. Mengikis habis semangatnya. Terbukti dari langkah kaki lunglai tak berdaya.
Alana terduduk lelah di halte. Lelah digempur keadaan. Lelah berpura baik-baik saja di hadapan orang lain di saat perasaannya sedang kacau balau.
Hembusan napas kasar keluar dari mulutnya. Ingin segera pulang dan beristirahat di rumah. Tempat pelarian terbaik dari pahitnya kenyataan.
Matanya terus tertuju ke layar ponsel. Memantau pergerakan ojol pesanannya. Berharap driver segera datang.
Perhatian Alana teralihkan kala seseorang duduk di sampingnya. Aroma mint segar tercium begitu jelas dari sosok di sampingnya. Aroma segar nan menenangkan. Membuat Alana sedikit rileks.
Akan tetapi, hal tersebut berlangsung sementara. Saat menyadari siapa sosok itu, Alana menjadi tegang dan kaku.
Alana beringsut menjauh tanpa sadar. Menjauhi salah satu sosok tersangka. Sean.
Alana bahkan tidak berani menatap Sean. Bertingkah sok sibuk main ponsel. Padahal hanya buka tutup aplikasi.
Tercipta keheningan di antara dua sosok insan manusia itu. Keheningan yang mencekam. Hingga sosok di samping Alana bersuara ... "Gue heran sama Lo, Alana."
Suara bariton Sean memasuki gendang telinga Alana. Mengejutkan Alana untuk kedua kalinya. Ia menatap Sean hati-hati. "Heran kenapa?" tanyanya pelan. Menuntut jawaban dari sosok yang menatapnya heran sekaligus kesal.
"Gue heran melihat Lo selalu tegang pas lihat gue. Emangnya gue pernah berbuat jahat sama Lo?"
Pertanyaan itu menghunus tepat sasaran. Membuat Alana terdiam seribu bahasa. Bingung harus bereaksi bagaimana.
"Emang Lo kenal gue sejak kapan? Gue perhatiin, Lo selalu terlihat ketakutan dan gelisah waktu pas-pasan gue. Gue ada salah apa sama Lo?" Cerca Sean.
Alana tertawa canggung sebagai reaksi. "Perasaan Lo aja kali. Kita aja gak kenal, gimana ceritanya gue takut dan gelisah karena Lo?"
Sean menatap Alana intens. Membiarkan keheningan mengambil alih untuk sejenak.
Sean mendengus pelan melihat ekspresi sok polos Alana.
"Lo gak bisa bohongin gue dengan jawaban kaku Lo itu, Alana."
Pria itu mencondongkan tubuhnya ke Alana, menatap Alana penuh selidik. Sedangkan Alana kembali beringsut menjauh sembari menelan saliva kasar. Merasa terintimidasi oleh tatapan dan tindakan Sean.
"Maaf sebelumnya, tapi tingkah aneh Lo itu mengganggu gue banget. Asal Lo tahu, gue bukan orang jahat yang harus dihindari. Jadi, bisa gak berhenti membuat gue merasa menjadi orang jahat?"
Bersambung...
2/8/24
Komen kalian penyemangat updateku 💃💃
Makin banyak komen, makin cepat update🌱
By: firza532
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER
Teen FictionKehidupan tenang Alana perlahan terganggu oleh kehadiran seorang stalker. Membayangi kehidupannya siang dan malam. Menjajah mimpi-mimpinya. Menanamkan keresahan di setiap langkahnya. Siapakah pria yang menjadi stalkernya? Apa alasan pria itu mengang...