Part 48

1.6K 197 107
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Tak jauh berbeda dengan Alana, Matthew juga salah tingkah sendiri mengingat tindakan beraninya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak jauh berbeda dengan Alana, Matthew juga salah tingkah sendiri mengingat tindakan beraninya. Ia bahkan tak bisa tidur nyenyak semalaman.

Selama mengenal Alana, baru kali ini dia berani mengecup pipi Alana. Entah setan apa yang merasukinya sehingga berani melakukan hal tersebut.

Matthew mengacak rambut resah. Takut Alana menghindarinya setelah ini. Takut Alana menganggapnya mesum. Takut Alana ilfeel.

Sia-sia saja dong perjuangannya?

Akankah citra baik, lembut, dan perhatian yang ditunjukkannya ke Alana akan lenyap begitu saja?!

Huh! Ini semua karena teringat masa lalu.

Dimana dirinya cuma bisa berandai-andai bertemu. Mendambakan Alana dalam kurun waktu lama. Mencari Alana tanpa kenal lelah.

Di sela-sela kesibukan sebagai siswa tingkat akhir, dia selalu meluangkan waktu untuk pergi ke rumah sakit, berselancar di sosial media, dan mengunjungi beberapa sekolah. Semua itu dilakukannya demi menemukan Alana.

Namun, apa akhirnya?!

Dia tetap tidak bisa menemukan Alana.

Alana seolah berada di tempat yang tak bisa dijangkau olehnya.

Ingatan masa lalu itulah yang membuat Matthew bertindak impulsif. Mencium Alana tanpa ragu. Lalu, menyesali tindakannya setelah itu.

Perhatian Matthew teralihkan kala benda pipih di atas meja bergetar. Diambilnya ponsel tersebut, guna melihat si pengirim pesan. Sudut bibirnya tertarik ke atas melihat Alana lah yang mengirim pesan.

Senyum Matthew mengembang sempurna mendapat ajakan makan malam dari gadis impiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum Matthew mengembang sempurna mendapat ajakan makan malam dari gadis impiannya.

Senyum Matthew mengembang sempurna mendapat ajakan makan malam dari gadis impiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matthew menjerit kegirangan. Tertawa lepas. Mencium hpnya berulang kali akibat terlampau senang. Sangat bersyukur ketakutannya sejak malam tidak terjadi. Alana tidak menghindarinya. Alana bahkan mengajaknya makan malam lebih dulu.

"Kitten ... Perasaan gue gak bertepuk sebelah tangan 'kan?"

Sejujurnya, Matthew dapat menyadari bahwa Alana mulai menyukainya. Alana sering terlihat salah tingkah setiap kali ditatap intens. Alana sering bersemu merah setiap kali dipuji, meski tak disadari oleh gadis tersebut. Alana sering gugup setiap kali dia modus.

Terbiasa memperhatikan Alana membuat Matthew menyadari setiap gerak gerik Alana. Entah itu saat senang, sedih, gugup, gelisah, ataupun takut.

"Untung aja gue memberanikan diri muncul setelah Lo nyuruh gue muncul langsung dihadapan Lo daripada menjadi penguntit."

Ya, Matthew memberanikan diri muncul dihadapan Alana karena Alana menyuruhnya muncul dan berjanji tidak akan menjauh.

Ia selalu berusaha mencari moment paling tepat untuk menyusup masuk ke dalam kehidupan Alana secara alami.

Satu kesempatan datang kepadanya. Ia melihat luka Alana kembali terbuka. Kemudian, memberanikan diri mendekat dan menawarkan sebuah bantuan.

Semenjak saat itu, secara alami mereka menjadi dekat sehingga Matthew mulai berhenti muncul di dalam mimpi Alana lantaran takut dikenali.

Matthew juga mulai berhenti mengirimkan pesan. Berniat membuang jauh-jauh identitas stalker karena ia tahu sikapnya membuat Alana kesal dan takut.

Matthew selalu berusaha bersikap tenang dan ramah dihadapan Alana karena takut Alana melarikan diri darinya.

Dan, sejujurnya Matthew lebih bahagia bersama Alana daripada saat menguntit Alana.

Sementara itu, di sisi lain, di sebuah rumah minimalis. David menatap Alana penuh harap. Tatapan yang membuat Alana merasa terbebani.

"Udah nih, om." Alana memamerkan layar ponselnya ke David yang duduk resah di sampingnya.

"Makasih, Na."

Alana tersenyum paksa. Baru beberapa hari di Sydney, namun ia sudah terpaksa terlibat di dalam drama keluarga orang lain.

Sebenarnya ingin menolak ikut campur, tapi mustahil mengingat dia tinggal di rumah David.

Kalau begini ceritanya, lebih baik Alana pulang ke Indonesia. Melanjutkan liburannya di negara kelahirannya daripada ikut pusing memikirkan masalah orang lain.

Tidak, bukannya Alana enggan. Hanya saja, Alana takut dibenci Matthew. Alana takut dicap sebagai tukang ikut campur sok tahu.

Selain itu, sebenarnya Alana masih canggung bertemu Matthew. Dia selalu teringat perbuatan Matthew tadi malam. Perbuatan yang masih membuatnya salah tingkah hingga detik ini. Perbuatan yang membuatnya berdebar hingga detik ini.

Bersambung...

Tembus 100 komen, ku kasih double up💋💋

6/9/24

Follow kuy firza532

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang