Part 9

10K 743 114
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Sorry, baru bisa update karna dari tadi gagal terus pas publish😐

_________

Suasana di dalam mall begitu ramai. Para muda mudi berlalu lalang. Ada yang datang berpasangan, ada yang berkelompok, dan ada pula yang sendirian. Sekedar cuci mata, shopping, maupun menonton film.

Semua orang terlihat sangat bahagia. Menikmati akhir pekan setelah lelah beraktivitas. Canda tawa selalu menghiasi obrolan mereka. Melupakan ponsel yang biasanya menjadi teman sehari-hari.

Seorang gadis berambut pendek dan bertubuh mungil menjadi salah satu bagian dari keramaian. Dress pink selutut membuatnya tampak menggemaskan. Rambut cokelatnya dibiarkan terurai bebas sehingga membuatnya sedikit kerepotan. Berulang kali menyisipkan helaian rambut nakal ke belakang telinga setiap kali berjalan.

Iris hazelnya menajam. Menelisik keberadaan Bulan di dalam keramaian. Akibat mencari keberadaan Bulan, ia terlihat seperti anak ayam kehilangan induk.

"Ini dia beneran ada di lantai dua 'kan? Gak tiba-tiba nyimpang ke lantai lain?"

Alana menghentakkan kaki kesal. "Kebiasaan banget si Bulan." Lanjut mencari keberadaan Bulan.

Dughhh!

Gadis itu meringis sembari mengusap hidung mancungnya yang tak sengaja menabrak punggung kokoh seseorang.

Dia sedikit panik melihat bedaknya menempel di baju hitam sosok yang ditabrak. Hendak membersihkan bekas bedak tapi sosok itu lebih dulu berbalik. Hal tersebut sontak membuat Alana mundur beberapa langkah akibat merasa terintimidasi oleh tubuh tinggi kekar pria di hadapannya. Tinggi menjulang dan kekar seperti tubuh bos mafia.

Alana takut pria itu marah dan membantingnya ke lantai. Ughh!! Pasti sakit. "Maaf. Gue gak sengaja." Pintanya memelas.

"Hmm."

Jawaban cuek dari lawan bicara membuat Alana mendongak.

Rambut pirang dan iris biru mencolok Lucas langsung menyambut penglihatannya.

Lidah Alana terasa kelu seketika. Terlampau terkejut melihat Lucas.

Dari sekian ratus pengunjung mall, kenapa malah Lucas yang dia tabrak?

Sungguh kebetulan yang aneh.

"Sekali lagi, maafin gue." Alana bergerak gelisah.

"Ya."

Alana tersenyum sopan sebelum melarikan diri dari sana. Takut terjebak dalam suasana canggung. Reaksi dingin Lucas sungguh membuatnya mati kutu.

Alana kembali dibuat terkejut ketika melihat Sean berada tak jauh darinya. Lengkap dengan Hoodie hitam yang menutupi rambut. Seakan ingin menyembunyikan rambut pirang mencoloknya.

Pria itu berjalan sambil bermain ponsel. Bodo amat dengan keadaan sekitar. Mengabaikan tatapan kagum dari beberapa orang.

Lagi-lagi Alana mengalihkan pandangan ketika Sean mendadak mengangkat kepala dan menatapnya balik.

Alana salah tingkah akibat tertangkap basah. Memutuskan menjauh dari sana. Berpindah ke lantai tiga mall.

Secara kebetulan, Alana langsung melihat Bulan. Gadis itu bergegas mendekati Bulan. "Heh! Katanya Lo di lantai dua, kok malah di sini?! Lo tau gak kalau gue udah capek-capek nyariin Lo? Sumpah! Lo nyebelin banget, Lan!"

Bulan menyengir tanpa dosa mendengar omelan sahabatnya. "Sorry, Na. Tadi awalnya gue emang di lantai dua, tapi pas lihat Lucas di sini gue langsung nyusul dia ke sini. Sayangnya, Lucas malah hilang. Gue cariin kemana-mana tetap gak ketemu. Sedih gue."

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang