Part 50

3.8K 328 181
                                    

Halo friend!

Gak terasa, Stalker udah sampai part 50 aja🥳

Jangan lupa selalu mendukung cerita ini.

Misalnya, Vote sebelum baca 🌟

Acara makan malam yang bertujuan menghubungkan Matthew dan David terpaksa tertunda selama enam hari.

Bukan tanpa alasan ditunda, melainkan karena Alana mendadak sakit.

Terlalu bersemangat bertemu Bulan dan bersenang-senang dengan Bulan di siang hari membuat tubuh Alana drop pada malam harinya. Ah, tidak. Lebih tepatnya terlalu banyak mengkonsumsi ice cream dan minuman dinginlah yang membuat Alana sakit.

Awalnya Alana merasa sakit kepala biasa. Lama kelamaan sekujur tubuhnya panas. Pandangannya berkunang-kunang. Dunia seakan berputar. Obat bahkan tidak mempan. Terpaksa Alana mendekam berhari-hari di dalam kamar.

Selama kurun waktu itu, Matthew tidak pernah menjenguk Alana. Hanya mengirimkan buket bunga dan pesan. Berharap Alana cepat sembuh serta meminta maaf karena tidak bisa menjenguk langsung.

Sedikit demi sedikit, Alana mulai sadar bahwa Matthew sangat enggan masuk ke dalam rumah Tante Fitri dan David. Mulai menebak bahwa Matthew sudah mengetahui semuanya.

Biasanya, Matthew selalu muncul dengan ceria di rumahnya. Ikut sarapan bersama dan terkadang menghabiskan waktu libur di rumahnya. Akan tetapi sekarang malah menghindar bak orang anti sosial. Matthew bahkan enggan memasuki pagar rumah. Cuma mengantar Alana sampai depan gerbang.

Memikirkan itu, Alana kian gelisah. Takut Matthew sangat membenci David. Takut Matthew membencinya karena sok ikut campur.

Walaupun begitu, janji tetaplah janji. David tetap menagih. Alana terpaksa mempertemukan David dan Matthew.

Dan, di sinilah Alana sekarang. Di sebuah restoran ternama. Duduk anggun di dekat jendela.

Iris hazelnya melirik sekeliling. Tak ada seorang pun di lantai dua. Berdecak kagum di dalam hati mengetahui David mampu membooking satu lantai restoran.

Dari luar David memang terlihat sederhana, namun ternyata David orang kaya.

"Ahh!! Bodo amat. Mau dia kaya kek, miskin kek. Kenapa harus libatin gue segala sih?" Jerit Alana tertahan.

"Huh! Nyebelin! Lebih nyebelinnya lagi, gue gak bisa nolak." Alana membuang pandangan ke luar jendela. Meratapi nasib buruknya. Berharap Matthew tak membencinya setelah ini.

"Alana! Maaf telat. Tadi mobil gue mogok." Matthew datang dengan napas memburu. Menarik perhatian Alana. Gadis itu menatap Matthew seraya tersenyum manis.

"Gapapa. Gue juga baru datang kok," sahutnya menenangkan, padahal aslinya sudah menunggu sekitar 15 menit.

Matthew duduk di hadapan Alana. "Udah pesan makanan, Na?"

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang