Vote sebelum baca 🌟
Terbangun di sebuah kamar asing membuat Alana terhenyak kaget. Refleks menyibak selimut. Memeriksa kondisi tubuhnya. Kemudian, menghela napas lega melihat pakaian masih melekat di tubuhnya.
Alana memijit kepalanya yang sedikit pusing akibat langsung duduk saat terbangun. Bibirnya sedikit terbuka melihat ke luar jendela. Dimana langit sudah menggelap sempurna.
Alana beranjak dari kasur. Buru-buru merapikan rambutnya. Meraih ponsel di atas meja dan memasukkan ke dalam saku celana. Mengintip dari celah pintu kamar sebelum keluar.
Alana menelan saliva kasar melihat punggung lebar Matthew dari belakang. Sosok itu sedang sibuk memasak. Tak sadar diperhatikan olehnya.
Matthew tampak sangat cekatan dan ahli dalam memasak. Gerak geriknya begitu lincah. Layaknya chef profesional.
Entah kenapa, Alana merasa malu keluar dari kamar. Malu tertidur di mobil saat perjalanan pulang. Malu menunjukkan sisi jeleknya.
Ini semua karena terlalu kelelahan dan kekenyangan makan kue. Ditambah lagi semalam kurang tidur. Makanya, Alana bisa tertidur pulas di mobil Matthew.
"Ishh! Kenapa gue harus tertidur segala sih di mobilnya?!"
Alana mendumel pelan. Merutuki tindakannya. Bergerak gelisah di dekat pintu.
"Udah bangun, Na?"
Alana terlonjak kaget mendapat pertanyaan Matthew. Padahal pria tersebut tak berbalik. Masih tetap sibuk memasak.
Bagaimana bisa Matthew sadar? Ataukah suaranya yang terlalu keras?
"Udah hehe."
"Duduk dulu, Na. Bentar lagi masakan gue mateng."
Alana mengiyakan. Duduk dengan patuh di meja makan. Dimana buah, alat makan dan minuman sudah tersedia di sana.
Alana bertopang dagu. Menyaksikan Matthew memasak dari belakang. Keahlian Matthew dalam memasak membuatnya berdecak takjub. "Lo masak apa, Matt?"
"Nasi goreng seafood. Lo gak alergi seafood 'kan?"
"Gak kok. Gue pemakan segalanya." Kikik Alana sehingga Matthew ikut tertawa.
"Berarti Lo juga makan rumput?" Ledek Matthew.
"Iya. Biasanya gue makan selada, bayam, brokoli, dan kangkung."
Matthew menatap Alana gemas. "Itu sih sayuran, bukan rumput."
"Sama aja. Sama-sama hijau." Tawa Alana.
Matthew menghela napas pasrah. "Iya deh. Sama."
Beberapa detik kemudian, Matthew menghidangkan masakannya di hadapan Alana. Dihias sedemikian rupa. Warna dan aroma nasi goreng turut menggugah selera Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER
Teen FictionKehidupan tenang Alana perlahan terganggu oleh kehadiran seorang stalker. Membayangi kehidupannya siang dan malam. Menjajah mimpi-mimpinya. Menanamkan keresahan di setiap langkahnya. Siapakah pria yang menjadi stalkernya? Apa alasan pria itu mengang...