Telat dikit gak ngaruh wir~ ̄³ ̄
Maapkan, author kalian ini tiba-tiba ada kegiatan penting yg gak bisa ditunda😃 (apalagi klw bukan nyari narasumber -,-)
Vote sebelum baca 🌟
___________Tap! Tap! Tap!
Suara ujung heels bertemu lantai terdengar begitu jelas. Menggema di koridor kampus nan sepi. Terus melangkah tanpa ragu walau suasana di sekitar terasa mencekam.
Ruang-ruang kelas mulai tertutup. Lampu-lampu dalam kelas sudah mulai dimatikan. Koridor mulai sepi.
Alana menelan saliva kasar. Sejujurnya, gadis itu sedikit takut. Takut tiba-tiba dihadang seseorang. Takut tiba-tiba diganggu penunggu kampus.
Ini semua karena perutnya mendadak sakit. Alhasil, dia terpaksa mendekam di toilet selama berjam-jam. Menyebalkan. Entah apa yang dia makan sampai sakit perut segitunya.
"Berhenti ngikutin gue! Harus berapa kali sih gue bilang?!"
Suara bernada tinggi dari balik tembok membuat langkah Alana terhenti lantaran takut terjebak situasi canggung.
"Harus berapa kali juga gue bilang kalau gue suka sama Lo!"
Bibir Alana sedikit terbuka. Terkejut mengenali suara yang sangat dikenalinya. Suara Bulan.
Sesaat kemudian, Alana duduk di salah satu kursi karena penasaran dengan percakapan selanjutnya.
"Emang gak boleh perjuangin perasaan gue? Gue gak boleh berusaha membuat perasaan gue terbalaskan? Gue harus diam aja gitu sampai perempuan lain merebut Lo?"
Apa ini?!
Kenapa Bulan sangat berani?!
Mengingat sebelumnya, Bulan sangat penakut.
Apakah karena terlanjur ketahuan, jadi Bulan sekalian saja menjadi cegil?
Sungguh, tingkah Bulan membuat Alana menggelengkan kepala heran.
"Gue udah punya cewek yang gue suka. Sampai kapanpun, gue gak akan pernah suka sama Lo. Jadi, stop! Stop ngikutin gue!" Dari nada suara Lucas terdengar keputusasaan dan keresahan. Terdengar sangat terganggu oleh perbuatan Bulan. Membuat Alana merasa kasihan karena dia tahu jelas bagaimana rasanya diikuti oleh seseorang.
"Siapa sih cewek yang Lo sukain?"
"Lo gak perlu tau. Yang jelas, dia lebih baik daripada Lo!"
"Pasti gak lebih cantik dari gue, 'kan?"
"Cantik aja gak cukup. Untuk apa cantik kalau murahan?! Udah gitu, penguntit gak tau malu pula." Balas Lucas kejam.
"Ih, Lo kok gitu sih." Rengek Bulan manja sedangkan Lucas berlalu pergi.
"Lucas!! Tungguin gue!!"
Suara langkah kaki mereka terdengar menjauh. Meninggalkan Alana yang terdiam mengetahui kegilaan Bulan. Ternyata Bulan sudah terjatuh terlalu jauh ke dalam pesona Lucas sehingga menjatuhkan harga dirinya.
Alana meniup poni gusar. Lantas, berdiri. Melanjutkan jalannya menuju halte. Bermaksud menunggu ojol di sana. Lebih aman menunggu di sana daripada menunggu di area kampus yang sudah sepi.
Gadis itu terlonjak kaget ketika bahunya dipegang oleh seseorang. "Aaaaa!!!" Jeritnya kaget.
"Ini gue, Na! Matthew!"
Alana mengusap dada lega. Lalu, berbalik dan memukul lengan Matthew sekuat tenaga. Balas dendam atas tindakan menjengkelkan Matthew.
"Lo buat gue kaget, njir! Gimana kalau gue jantungan? Lo mau tanggungjawab?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER
Teen FictionKehidupan tenang Alana perlahan terganggu oleh kehadiran seorang stalker. Membayangi kehidupannya siang dan malam. Menjajah mimpi-mimpinya. Menanamkan keresahan di setiap langkahnya. Siapakah pria yang menjadi stalkernya? Apa alasan pria itu mengang...