Part 10

9.7K 689 117
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Berkeliling di mall seharian membuat tubuh Alana lelah bukan main

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berkeliling di mall seharian membuat tubuh Alana lelah bukan main. Meski begitu, Alana merasa sangat puas. Puas hunting makanan dan shopping. Puas dengan gaya dan warna rambut terbarunya.

Alana menghempaskan tubuhnya di atas kasur kala selesai mandi. Tanpa mengganti pakaian ataupun mengeringkan rambut. Lebih memilih bermain ponsel. Memposting salah satu foto yang diambilnya bersama Bulan ke sosial media.

Lama menatap layar ponsel membuat Alana perlahan mengantuk. Matanya mulai memberat. Nyaris tertidur jika saja tak mengingat ada sosok yang mengacaukan alam mimpinya.

Ting!!!

Alana terdiam melihat pesan masuk dari stalker. Ragu antara membaca pesan atau mengabaikan. Pada akhirnya tetap dibaca karena penasaran. Rasa penasaran mengalahkan keraguan Alana.

 Rasa penasaran mengalahkan keraguan Alana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alana mendecih sinis. Merasa stalker selalu mengetahui banyak hal tentang dirinya.

 Merasa stalker selalu mengetahui banyak hal tentang dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benarkah?

Benarkah kali ini dia bisa tidur tanpa gangguan stalker? Tanpa dihantui mimpi buruk?

Alana bergidik ngeri mengetahui stalker memotretnya diam-diam dari jarak dekat tanpa dia sadari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alana bergidik ngeri mengetahui stalker memotretnya diam-diam dari jarak dekat tanpa dia sadari.

Apakah dirinya setidak peka itu?

Gawat!

Bagaimana kalau suatu saat nanti stalker mengintai untuk menangkapnya?!

Bagaimana kalau suatu saat nanti stalker mengintai untuk menangkapnya?!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tertegun. Alana tertegun membaca pesan itu. Antara kaget dan terheran-heran.

"Kok dia tahu sih?" Jerit Alana tertahan.

"Apa mungkin dia masang kamera tersembunyi di kamar gue?"

Memikirkan hal itu, Alana menjadi overthinking. Pemikiran itu membuat Alana menjadi resah. Matanya melirik ke sana ke mari. Menebak dimana kamera disembunyikan.

Andai kata kamarnya memang dipasangi kamera tersembunyi, berarti stalker bisa melihat semua kegiatannya? Stalker melihatnya saat berganti pakaian?

Sekujur tubuhnya merinding memikirkan kemungkinan tersebut. Mengerikan. Sangat mengerikan.

Lantaran tak mau terjebak dalam overthinking, Alana pun memutuskan untuk begadang. Mengobrak abrik seisi kamar. Guna mencari keberadaan kamera tersembunyi. Berbekalkan pengetahuan dari tutorial menemukan kamera tersembunyi di YouTube.

"Lana, kamu ngapain?"

Gadis itu terlonjak kaget. Kemunculan mama mengejutkannya. Jantungnya berpicu begitu cepat akibat terlampau terkejut.

"Ini loh, ma. Aku cari buku." Cengirnya kemudian sembari mengambil asal buku di atas meja dan menunjukkan ke mama.

"Astaga. Mama kira ngapain. Ribut banget mama dengar."

"Maaf, ma. Aku ganggu tidur mama ya?"

"Iya. Kamu kan tau mama sensitif orangnya. Buruan tidur gih. Ini udah jam 1 pagi loh. Besok kamu kan ada jadwal kuliah pagi, ntar telat loh."

"Iya, ma. Ini udah mau tidur kok hehe."

"Oke. Good night, sayang. Semoga mimpi indah."

"Mimpi indah juga, ma."

Pintu kamar Alana kembali ditutup. Gadis berambut cokelat itu segera merebahkan tubuhnya di kasur. Langsung menuruti perkataan mama sebelum diciduk untuk kedua kalinya.

Jemari kecilnya saling bertaut satu sama lain. Banyak hal yang dipikirkan oleh otak kecilnya. Stalker, kamera pengintai, dan mimpi.

Ia menghela napas panjang. Merasa kehidupan perkuliahannya sangat suram. Padahal sewaktu SMA, kehidupannya selalu dipenuhi kebahagiaan.

Sebenarnya siapa yang menguntitnya?

Kenapa memilihnya sebagai target?

Apakah dia secantik itu sampai bisa membuat stalker tergila-gila?

Namun, ada banyak mahasiswi yang jauh lebih cantik darinya.

Kenapa tidak mereka saja?

Kenapa harus dirinya?

Apa yang spesial darinya?

.
.
.

"Akhirnya datang juga. Lo ngapain aja sih, kitten? Nguras laut dulu ya?"

Pertanyaan sarkas memasuki gendang telinga Alana. Membuat wajahnya menjadi datar seketika. Ia pikir stalker tak akan mengganggu sesuai isi pesan, tapi ternyata tetap diganggu.

Tatapan sinis menghunus stalker yang memakai topeng kelinci di hadapannya. "Katanya gak akan gangguin gue?!"

"Lah? Gue kan emang gak gangguin Lo, kitten."

Sepertinya, mengganggu versi mereka sangat berbeda. Ah, sudahlah! Salah Alana telah berharap.

Alana mendesah kesal. Kemudian, hendak keluar dari mimpi. Tapi, stalker menggagalkan niatnya.

"Eitss, mau kemana?"

Alana memberontak. Berusaha menarik tangannya dari cengkraman stalker. Usaha yang berakhir percuma. Dalam satu hentakan, Alana berakhir dalam pelukan pria itu.

"Kita udah lama gak ketemu dalam mimpi. Lo gak kangen sama gue?"

Bersambung...

25/6/24

Kuy spam komen gengs.

Minimal 100 komen baru lanjut (besok)💃

firza532

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang