Part 44

3.5K 317 116
                                    

Mon maap baru bisa update karna kemarin² aku sibuk bgt. Jgn lupa vote sebelum baca 🌟

Tiada hal yang bisa dilakukan Alana selain memetik persik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiada hal yang bisa dilakukan Alana selain memetik persik. Mengalihkan sejenak pikiran dari hal rumit. Memperbaiki mood dengan melahap buah manis berwarna merah muda itu.

Alana duduk di bawah pohon. Menyandarkan punggungnya di batang pohon. Meluruskan kedua kakinya. Membiarkan cahaya matahari mengenai kedua kakinya.

Satu persatu, persik dihabiskannya sembari terus berpikir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu persatu, persik dihabiskannya sembari terus berpikir. Memikirkan bagaimana cara mempertemukan Matthew dan David. Memikirkan cara memperbaiki kesalahpahaman antara mereka tanpa menyakiti salah satunya.

Namun, daripada itu, anehnya Alana merasa tak terima dengan fakta tersebut. Alana tidak bisa menerima Matthew sebagai sepupunya. Alana tidak bisa menerima Matthew sebagai keluarga barunya.

Alana menggigit jari frustasi. Bingung terhadap perasaannya sendiri. Bingung atas perasaan aneh yang mengganggunya.

"Apa mungkin gue juga suka sama dia?" Ucapan itu keluar begitu saja dari mulutnya.

Mungkinkah dia jatuh cinta karena terbiasa?

Enam bulan bukanlah waktu sebentar.

Banyak hal yang telah mereka lalui bersama. Baik suka maupun duka.

Selama kurun waktu itu, tak pernah sekalipun Alana merasa tidak nyaman bersama Matthew. Tingkah Matthew selalu berhasil membuatnya tersenyum dan tertawa bahagia. Setiap perhatian yang diberikan Matthew selalu menghangatkan hatinya.

Alana menghela napas pelan. "Mending gue jjs daripada terjebak pikiran rumit terus," gumamnya.

Secara kebetulan, Om dan Tantenya sedang pergi keluar. Ia hanya mengabari lewat chat supaya keduanya tidak panik. Setelah mendapat balasan, Alana bergegas masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaian. Mana mungkin ia lari menggunakan mini dress.

Alana memakai baju kaos, celana panjang, dan sepatu. Tak lupa pula mengikat rambutnya yang terurai bebas supaya tidak kepanasan.

Kemudian menyusuri jalanan dengan berlari kecil.

Terus berlari hingga keringat membasahi kening dan pakaiannya.

Lelah berlari, Alana memutuskan duduk di salah satu bangku dengan napas ngos-ngosan dan kaki yang berdenyut sakit. Tapi, ia puas karena Matthew enyah dari pikirannya.

Alana mengipasi wajahnya menggunakan telapak tangan. Iris hazelnya melirik ke sana ke mari. Mencari tempat penjual minuman.

Bibir tipisnya tertekuk sebal kala tak melihat apapun di sekitar. Alana mendesah pasrah. Lantas, menyandarkan kepalanya di sandaran bangku dan memejamkan mata lelah.

Angin sore berhembus pelan. Suasana di sekitar begitu tenang dan damai. Alana nyaris tertidur jika saja seseorang tidak menempelkan minuman dingin ke pipinya.

Alana terlonjak kaget. Menatap kesal si pelaku. Omelan yang hendak keluar dari mulutnya terpaksa tertahan melihat sosok yang dikenalinya sekaligus sosok pengganggu pikirannya.

Mulutnya kembali tertutup rapat. Tanpa kata, mengalihkan pandangan ke arah lain. Mengabaikan sosok pria berambut pirang di sampingnya.

Oke, Alana benci mengakui bahwa dia berdebar melihat sosok itu.

"Ciee, ngambek ya?" Ledek Matthew seraya mencolek pipi Alana.

"Sorry. Gue gak maksud ngagetin Lo." Cengirnya, sementara Alana menatap Matthew malas.

"Nyebelin. Gue kaget tahu."

"Iya, iya. Maaf. Nih, minum dulu. Kayaknya Lo haus banget."

Alana menerima dengan senang hati. Tapi, gagal saat membuka tutup botol minuman. "Bukain. Tenaga gue abis karena lari." Pintanya seraya menyodorkan botol minuman.

Matthew tersenyum geli. "Iya, sayang. Gue bukain."

Alana menatap Matthew kaget.

Panggilan 'sayang' dari Matthew mengejutkannya.

Antara heran dan salah tingkah, Alana menerima botol minuman yang sudah dibuka Matthew. Meneguknya perlahan lantaran menyadari Matthew sedang menatapnya. Bertingkah sok anggun. Pencitraan!

"Btw, katanya demam? Udah turun demamnya?"

Entah kenapa, Alana merasa Matthew bertanya sarkas kepadanya.

"Udah dong. Soalnya udah minum obat dan istirahat seharian," sahut Alana bohong.

"Meskipun udah sembuh, seharusnya Lo istirahat aja di rumah."

"Gue bosan."

"Lo bisa video call gue kalau bosan."

Alana menggigit pipi bagian dalamnya. Ada-ada saja bantahan Matthew untuknya. "Oh ya, kok Lo bisa ada di sini?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Tadi gue habis belanja dan lihat Lo di sini. Jadi, gue samperin deh." Matthew menunjukkan paper bag di tangannya. "Mau cokelat gak?"

"Mauuu!!"

Siapa sih yang bisa menolak cita rasa cokelat?!

Alana rasa, tidak akan ada.

Cokelat itu manis, lembut, dan membuat mood naik.

"Nih, ambil aja semuanya. Buat cemilan Lo pas nanti malam." Matthew meletakkan paper bag berisi cokelat di atas pangkuan Alana. Sontak membuat mata Alana berbinar senang.

"Beneran nih?"

"Iya."

"Thanks." Alana tersenyum manis. Tak berusaha menolak karena terlalu menyukai cokelat.

Matthew ikut tersenyum melihat wajah ceria gadis di sampingnya. "Mau mampir ke toko dessert dulu? Kebetulan tadi gue lihat ada di sekitar sini."

"Mau dong."

Matthew berdiri lebih dulu, lalu menyodorkan tangannya ke Alana. Disambut baik oleh Alana.

Di saat Alana sudah berdiri tegap, ia berniat melepaskan genggaman tangannya dari Matthew. Namun, Matthew tak membiarkan hal tersebut terjadi.

Matthew menggenggam erat tangan Alana seolah tidak akan pernah melepaskannya.

"Ayok! Mobil gue di sana," ujarnya bersemangat hingga Alana enggan menginterupsi bahwa tangan mereka masih saling menggenggam satu sama lain.

Alana diam-diam melirik tangan mereka. Dimana tangannya tenggelam dalam tangan besar Matthew. Memberikan kehangatan dan rasa nyaman.

Sial, kenapa Alana malah berdebar digenggam oleh Matthew?!

Bersambung...

Berhubung aku udah gak sibuk, aku mau update gila-gilaan lagi nih klw targetnya tembus💃

Tembus 100 komen, ntar ku kasih double up💋💋💋

5/9/24

firza532

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang