Part 31

2.8K 314 111
                                    

Vote sebelum baca 🌟

‍Keheningan mendominasi di dalam kamar Alana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‍Keheningan mendominasi di dalam kamar Alana. Gadis itu tampak duduk termenung. Menatap barang belanjaan yang belum sempat disentuh sejak terakhir kali shopping di mall.

Dalam hening, Alana mulai bertanya-tanya. Tentang alasan Matthew begitu baik kepadanya. Bukan hanya membayar semua belanjaan, Matthew juga membayar makanan.

Apa mungkin Matthew menyukainya?

Alana bukan gadis polos yang tak mengerti dunia luar. Sebelum memasuki dunia perkuliahan, Alana memiliki banyak pengalaman berkencan. Suatu hal biasa baginya menilai perasaan seorang lelaki.

Tingkah Matthew belakangan ini terlihat seperti pria yang menyukai lawan jenis. Tidak, tidak. Jika dipikir-pikir lagi, Matthew sudah menunjukkan ketertarikan kepadanya sejak pertama kali bertemu.

Mustahil seorang pria berniat tulus membantu orang asing. Kecuali kalau dirinya mengalami kecelakaan. Wajar saja jika Matthew membantunya. Sementara saat itu, hanya sikunya yang terluka. Bukan luka besar yang dapat menarik simpati orang lain.

Alana mengusap dagu pelan. "Gue gak mau kegeeran, tapi tindakan dia emang kayak tertarik ke lawan jenis gak sih?" Monolognya sembari memainkan boneka beruang pemberian Matthew. Sebuah boneka putih lucu yang dibeli di tepi jalan saat perjalanan pulang.

"Trus perasaan gue sendiri gimana? Gue suka sama dia juga atau sekedar nyaman?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Trus perasaan gue sendiri gimana? Gue suka sama dia juga atau sekedar nyaman?"

Alana meremas boneka di tangannya gemas.

"Aihh! Gue gak boleh suka sama dia. Gue gak mau orang sebaik dia kenapa-napa." Alana masih waras. Mustahil Alana berani mengambil resiko. Mustahil Alana berani membuat Matthew berada dalam bahaya.

"Hampir aja gue lupa sama keberadaan stalker karena belakangan ini terlalu tenang. Btw, Matthew kok santai aja? Dia gak diteror atau terlalu bodo amat menanggapi teror dalam mimpi? Atau...."

"Alana." Mendengar namanya disebut, Alana refleks berhenti bermonolog dan menatap mama yang baru saja masuk ke dalam kamarnya.

"Mama dan papa mau ke panti asuhan. Kamu ikut gak?"

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang