Dia yang Kusapa Langit

4 0 0
                                    

Aku tidak akan memintamu untuk kembali, karena pada hakikatnya kau tidak pernah pergi. Tapi jika kau datang lagi hari ini, aku tidak akan menyangkal takdir Tuhan. Aku tidak akan memintamu mengulang kisah masa lalu. Karena pada kenyataannya kisah kita tidak pernah dimulai.

Jika kamu datang, aku akan menerimamu sebagai kisah baru. Bukan sebagai kenangan di masa lalu yang belum usai. Jika kamu datang, aku akan menemanimu sama seperti dulu. Saat pertama kali kau datang dengan langkah samar. Dan menjadikanku rumah sekaligus pelarian.

***

Hai, apa kabar, Tuan? Sudah lama kita tak bersua. Bagaimana hidupmu di tanah rantau? Sudahkah menemukan makna yang selama ini kau rindukan?

Masihkah kau mengingat aku sebagai kenangan? Atau lebih tepatnya kisah lama yang tidak pernah selesai? Aku baik-baik saja di sini.

Mungkin aku terlalu percaya jika semesta akan selalu membahagiakanmu. Sampai lupa jika sesungguhnya resah bisa kapan saja datang menghampirimu. Tapi aku tahu kau mampu menghadapinya.

Tentang mimpi kita yang sama-sama kandas dua tahun lalu. Ternyata sederhana sekali penjelasannya. Mimpi itu bukan milik kita. Tuhan punya cerita yang berbeda. Iya, kan? Dan yang sekarang kita jalani adalah takdir-Nya. Bukankah demikian, Tuan?

—Untuk Dia yang Kusapa Langit

—Bengkulu, 21 September 2022

Patah Hati Paling DisengajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang