"Kai, sehat-sehat, ya. Maksudku, Juni akan segera berakhir. Separuh tahun sebentar lagi selesai. Kau dan dia semoga dimudahkan sampai hari yang kau impikan. Apa katamu? Rumah di tepi danau dengan kebun kecil di belakang rumah untuk dia menanam mawar, kan?
Lalu deretan cat akrilik dan kuas nomor satu hingga dua belas di lemari kayu. Petikan gitar tatkala mentari pulang ke peraduan. Atau aroma soto favoritmu yang melintasi cela kamar di pagi yang hangat. Ya, apapun itu semoga kau bahagia—bersama dia. Kalau sempat akan kupinjamkan beberapa buku fantasi yang dulu amat kau suka."
Novel Fantasi untuk Kai
—Niken Karsella
Bengkulu, 29 Juni 2024***
Kai, sehat-sehat, ya. Bahagialah—bersama gadismu yang cantik itu. Kau amat serasi dengan dia. Aku tau kau bahagia tatkala raganya ada di sisimu. Kau menemukan rumah tempat pulang saat netranya menjamahmu, kan? Ya, aku tahu itu.
Senyummu menjelaskan segalanya. Semoga kau terus bahagia hingga tua nanti bersama Alystia. Soal aku? Lupakan, aku sudah terbiasa untuk memaklumi hal-hal yang tidak bisa dipaksakan. Doakan saja semoga aku juga bahagia, meski bukan kamu yang menemani hingga tua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Patah Hati Paling Disengaja
PoetryAi, kamu mungkin bukan manusia sempurna. Aku tahu semua mata memandangmu sebagai sampah. Aku tahu sebenci apa kamu pada semua yang menganggapmu rendah. Tapi bagiku, kamu adalah sepotong senja yang Tuhan kirim lewat tirai jendela. Iris pekatmu menja...