Ibu: Sempurna

2 0 0
                                    

Ibu tak selamanya milik kita. Aku setuju dengan kalimat ini, Ai. Ya, kau benar, selagi masakannya masih bisa dimakan, makanlah apapun keadaannya. Karena nanti kau akan mengerti perihnya makan nasi berlauk air mata.

***

Mungkin kau benar, Ai. Salah satu alasan kenapa aku selalu gagal menuliskan puisi tentang Ibu karena tidak ada satu diksi pun yang mampu melukiskan kebaikannya. Juga tidak ada satu paragraf pun yang bisa mendeskripsikan betapa hebatnya dia.

Ibu adalah sesuatu yang tidak bisa diserupakan dengan apapun, juga terlalu sederhana untuk direpresentasikan dalam bentuk prosa. Ia adalah 'ia' dengan seluruh kesempurnaannya.

Patah Hati Paling DisengajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang