"Kash, kayaknya gue mutusin untuk nggak nikah aja, deh."
"Hah? Gila lo, Nat!" Bola mata Akash membulat sempurna dengan wajah tidak percaya. Apa yang Natya pikirkan?
Natya mengernyitkan dahi, menatap Akash heran. "Kenapa? Apa yang salah? Gue cuma nggak pengen nikah, Kash. Bukan pengen bunuh orang."
Akash mengusap rambut hitam berantakannya, menghela napas pelan dan menatap wajah Natya yang seolah tanpa dosa. "Lo kenapa sampai kepikiran untuk nggak nikah?" tanyanya serius.
Natya tampak berpikir sejenak. Mengalirkan seluruh fokusnya pada soal sederhana Akash yang jika dirunut akan menemukan penyebab utama kegelisahannya.
"Hmm, pertama, gue ngerasa gue belum selesai sama diri gue sendiri. Gue nggak yakin bisa jadi istri yang baik. Kedua, sampai saat ini gue belum nemuin laki-laki yang gue pengen. Gue ngerasa pernikahan nggak terlalu gue butuhin, Kash." Natya berhenti sejenak sembari memalingkan wajah.
"Ditambah lagi banyak banget kasus KDRT dan perselingkuhan, gue takut hal itu terjadi sama gue dan gue nggak pernah siap sama hal itu," sambungnya menjelaskan.
Akash menghela napas berkali-kali. "Nat, dengerin gue. Pertama, nggak semua laki-laki sama, nggak semuanya bakal selingkuh dan KDRT. Lo pikir dunia sesempit itu? Kedua, lo masih punya waktu untuk nyelesaiin diri lo sendiri. Lo nggak sendiri, Nat. Gue yakin lo bisa berdamai sama diri lo. Ketiga, nggak ada orang yang benar-benar siap untuk menikah, tapi seiring berjalannya waktu, lo akan bisa. Lo cuma perlu ngelibatin waktu, Nat untuk siap."
Natya menggeleng tegas. "Gue nggak mau, Kash."
KAMU SEDANG MEMBACA
Patah Hati Paling Disengaja
PoetryAi, kamu mungkin bukan manusia sempurna. Aku tahu semua mata memandangmu sebagai sampah. Aku tahu sebenci apa kamu pada semua yang menganggapmu rendah. Tapi bagiku, kamu adalah sepotong senja yang Tuhan kirim lewat tirai jendela. Iris pekatmu menja...