Memangnya kau mau masuk rumahku yang berisik itu? Bukan hanya berisik, tapi kadang gelap dan hampa udara. Lalu, kau akan menemukan darah berceceran dimana-mana, amisnya menusuk hidung.
Belum selesai, bagian terburuknya, rumahku juga siap runtuh kapan saja—dan kau tidak akan bisa berlari. Mengerikan, bukan? Jadi, sebelum menyesal, lebih baik kamu pulang. Pergilah dari teras rumahku yang serupa taman surga itu. Kau telah menemukan tipuan paling nyata di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patah Hati Paling Disengaja
PoetryAi, kamu mungkin bukan manusia sempurna. Aku tahu semua mata memandangmu sebagai sampah. Aku tahu sebenci apa kamu pada semua yang menganggapmu rendah. Tapi bagiku, kamu adalah sepotong senja yang Tuhan kirim lewat tirai jendela. Iris pekatmu menja...