Semesta banyak sekali bercandanya. Bukankah akhir tahun kemarin sudah cukup lucu selorohnya, kenapa harus mengulang kembali di epilog Mei? Ah, aku bingung ingin menyalahkan siapa. Sistem dan aturan yang kerap membuat kita kelimpungan ini benar-benar menyiksa, ternyata.
***
Bagaimana menjelaskan ke Ayah tentang semuanya? Bukankah dia bangga sekali bilang ke siapapun bahwa dia punya anak gadis yang sebentar lagi akan wisuda. Tapi lihatlah, sistem dan aturan mutlak itu membuat harapannya di ujung tanduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patah Hati Paling Disengaja
PoetryAi, kamu mungkin bukan manusia sempurna. Aku tahu semua mata memandangmu sebagai sampah. Aku tahu sebenci apa kamu pada semua yang menganggapmu rendah. Tapi bagiku, kamu adalah sepotong senja yang Tuhan kirim lewat tirai jendela. Iris pekatmu menja...