"Kamu inget nggak? Dulu, waktu kita lagi ngejalanin salah satu tugas kuliah kita di tempat yang sama. Di bawah pendar bulan sabit yang memesona, kamu menawariku sepotong jaket untuk berlindung dari dinginnya malam, tapi aku tolak.
Malam itu kita juga ngobrolin hal-hal sederhana yang buat aku bahagia. Aku nggak nyangka kalau sekarang bukan hanya jaket yang bisa kamu tawarkan, tapi rumah sehangat mentari pagi di tepi danau yang paripurna. Bukan hanya cerita singkat yang bisa aku dengarkan darimu, tapi aku bisa milikin kamu seutuhnya. Milikin cinta kamu sepenuhnya."
***
"Kamu inget nggak? Dulu kamu mainin lagu Sampai Jadi Debu pakai keyboard. Indah banget. Aku suka. Hari itu aku mikir, "Apa bisa instrumen itu kudengar setiap hari, setiap bangun tidurku yang lelap?"
Sampai akhirnya Tuhan jawab pikiran itu lewat kisah nyata hidupku. Kamu benar-benar mainin lagu itu setiap pagi, di bawah jendela kamar kita yang tersiram cahaya hangat mentari dari ufuk timur."

KAMU SEDANG MEMBACA
Patah Hati Paling Disengaja
PoetryAi, kamu mungkin bukan manusia sempurna. Aku tahu semua mata memandangmu sebagai sampah. Aku tahu sebenci apa kamu pada semua yang menganggapmu rendah. Tapi bagiku, kamu adalah sepotong senja yang Tuhan kirim lewat tirai jendela. Iris pekatmu menja...