[3] Kisah Cinta Alystia

9 0 0
                                    

"Alystia, aku ingin bicara padamu. Bisakah kita bertemu nanti sore di tepi danau?"

Ada apa? Bagaimana persiapan pernikahanmu dengan Akai, Ray?

Naraya menarik napas dalam. "Aku tidak akan menikah dengan Akai, Alystia."

Kenapa? Kenapa, Ray? Apakah Akai melakukan kesalahan? Bilang padaku.

"Tidak. Bukan Akai yang melakukan kesalahan. Akulah yang bersalah, Alystia."

Apa maksudmu, Ray? Aku tidak mengerti.

"Aku telah merebut Akai darimu, Alystia. Itulah kesalahan terbesar dalam hidupku. Harusnya aku sadar kalau seluruh cinta Akai dia habiskan untuk kamu seorang. Akai tidak akan pernah mencintai gadis lain sehebat dia mencintai kamu."

Alystia menggeleng kuat. "Tidak, Ray. Akai akan mencintai kamu sehebat dia mencintai orang-orang yang disayangnya. Percaya padaku bahwa semuanya akan baik-baik saja."

"Aku terlalu naif, Alystia. Awalnya aku pikir juga begitu, Akai akan mencintaiku seperti dia mencintaimu. Tapi tidak, Alystia. Akai memang marah padamu, Akai memang tidak bisa menutupi rasa kecewanya, tapi rasa cintanya untukmu melebihi kecewa itu sendiri. Kamu adalah segalanya untuk Akai, Alystia. Akulah yang terlalu cepat mengambil kesimpulan.

"Hidup Akai berubah sejak kamu tidak di sampingnya. Aku pikir bisa menggantikan sosokmu, tapi ternyata tidak. Kau melebihi apapun yan tidak bisa kudefinisikan dengan baik. Aku tidak tahu garis takdir Tuhan untuk kisah ini, Alystia, tapi melihat netra Akai saat menjamah madu di lesung pipimu sudah cukup memberiku pemahaman bahwa garis takdir cinta Akai ada pada dirimu, Alystia.

Naraya?

"Aku mengatakannya dengan kesadaran penuh, Alystia. Aku tidak sedang dideterminasi oleh pihak manapun. Kau mendengar kejujuran dan berhak untuk mempercayainya. Menikahlah dengan Akai. Kau akan lebih cocok menjadi pengantin tahun ini, Alystia. Aku masih punya impian yang belum terwujud tahun ini."

Tapi bagaimana dengan persiapan keluargamu dan keluarga Akai?

"Keluargaku akan menjadi urusanku, Alystia. Keluarga Akai akan menerimamu sebagaimana yang pernah mereka impikan."

Patah Hati Paling DisengajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang