Maaf, ya beberapa waktu terakhir aku banyak menghindari percakapan denganmu. Aku tidak lagi suka bercerita tatkala malam membusai isi kepala yang riuh rendah oleh khawatir. Juga tak berkisah tatkala pulang melintasi jalanan kota yang ramai. Juga tak menatap netra cokelatmu yang masih sama meneduhkannya seperti dua tahun lalu.
Aku hanya tidak ingin menumbuhkan perasaan yang susah payah kubunuh mati. Fakta bahwa kau tidak akan pernah menganggapku lebih dari teman sudah cukup membuatku sadar bahwa menyingkir dari peredaranmu adalah jalan yang benar.
Beberapa waktu terakhir jujur aku kualahan karena pertemuan itu tidak pernah bisa kuhindari. Kamu hanya tidak tahu bagaimana rasanya menahan diri untuk tidak kembali jatuh cinta pada sosok yang telah memberimu cinta di tengah abstraknya hujan. Bagaimana aku menahan diri untuk tidak menatapmu penuh cinta.
Setiap pertemuan itu, aku selalu mendoktrin kepala bahwa kamu tidak akan pernah menjadi sesuatu yang kusemogakan. Kubujuk hati ini agar tetap menatapmu sebagai teman-sebagaimana kamu menatapku.
-Bengkulu, 25 Juli 2024
Niken Karsella
KAMU SEDANG MEMBACA
Patah Hati Paling Disengaja
PoetryAi, kamu mungkin bukan manusia sempurna. Aku tahu semua mata memandangmu sebagai sampah. Aku tahu sebenci apa kamu pada semua yang menganggapmu rendah. Tapi bagiku, kamu adalah sepotong senja yang Tuhan kirim lewat tirai jendela. Iris pekatmu menja...