"Kamu tuh cemburuan. Pencemburu akut macam kamu tidak cocok dengan dia yang friendly dengan semua manusia. Mending kamu tidur sana. Berisik soalnya."
***
Hari ini kau berjanji kita tidak akan menjadi asing. Kau bilang semuanya akan baik-baik saja. Kau akan tetap jadi sesuatu yang amat berharga dalam hidupku. Tapi bukankah waktu bisa mengurai segalanya? Termasuk rasa dan juga raga. Aku takut kamu pergi, aku takut kamu jauh dan aku sering rindu. Aku takut kamu lupa padaku. Benar-benar lupa, Ai. Aku khawatir kisah kita selesai dan tamat tanpa pernah mampu aku ulang dari prolognya.
***
Ai, aku hanya takut kita menjadi dua insan yang asing. Maksudku, masa kita sebentar lagi akan berakhir. Kau akan punya kehidupan baru, bertemu dengan manusia-manusia lain, atau mungkin kau akan meninggalkan kota ini, Ai.
Kota tempat aku menemukanmu di antara ribuan manusia asing. Kota tempat aku menadah hujan yang kerap kali lekat denganmu. Kota yang dua tahun terakhir amat menyenangkan setelah aku mengenalmu.
Selepas segalanya, mungkin kota ini akan terasa berbeda. Jingga di pantainya mungkin tak akan lagi sama. Juga hujan dan riuhnya, aku khawatir banyak hal yang akan pergi, selain ragamu.
—Bengkulu, 18 Juli 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Patah Hati Paling Disengaja
PoetryAi, kamu mungkin bukan manusia sempurna. Aku tahu semua mata memandangmu sebagai sampah. Aku tahu sebenci apa kamu pada semua yang menganggapmu rendah. Tapi bagiku, kamu adalah sepotong senja yang Tuhan kirim lewat tirai jendela. Iris pekatmu menja...