Ai, Agustus usai dan besok sudah September. Hujan, bukankah ini epilog Agustus yang menyenangkan? Hujan membasuh kota, menebar aroma petrikor di jalanan, dan menyamarkan debur ombak dalam dada. Aku tau bagaimana kamu mencoba memperbaiki semua yang rusak tapi sia-sia.
Bagaimana kamu bertahan melawan badai isi kepalamu yang tidak istirahat. Aku tahu sekacau apa hari-harimu setelah berdebat panjang dengan sesuatu yang mati-matian kau pertahankan. Bagaimana kau tetap waras menerima benturan di setiap langkahmu, aku tahu, Ai.
Tapi semoga kau baik-baik saja hinggga tahun ini selesai, hingga harap redupmu menemukan nyala terang. Aku akan tetap di sini, Ai. Di tempat pertama kali kamu menemukanku dalam gamang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patah Hati Paling Disengaja
PoetryAi, kamu mungkin bukan manusia sempurna. Aku tahu semua mata memandangmu sebagai sampah. Aku tahu sebenci apa kamu pada semua yang menganggapmu rendah. Tapi bagiku, kamu adalah sepotong senja yang Tuhan kirim lewat tirai jendela. Iris pekatmu menja...