"Marry!"
Bibi marry melihat ke arah sumber suara itu berasal. Sosok laki-laki dengan setelan seragam keamanan terlihat berdiri seraya memegang tongkat pemukul kasti. Itu adalah satpam penjaga keamanan rumah yang sedang mengecek ke dalam.
"Marry, apa yang terjadi dengan Tuan Ruka? Apa Nyonya Ani?"
Satpam itu memang mendengar keributan dari semalam. Tapi ia tidak berani ikut campur masalah majikannya jika tidak ingin dipecat. Terlebih ia baru bekerja tiga bulan di sini.
"Bantu saya Pak, Tuan Ruka harus dibawa ke rumah sakit."
Melihat wajah Ruka yang membiru penuh lebam, membuat penjaga keamanan itu tidak tega. "Apa, Nyonya masih tidur?" "
Bibi marry mengangguk, "Tuan Muda ben juga pingsan di gudang.
"Saya tadi terpaksa memukul punggung Tuan Muda."
"Astaga, marry?"
"Saya tidak punya pilihan. Saya tahu, Nyonya bisa saja melaporkan saya ke polisi setelah tahu saya memukul putranya. Tapi saya tidak bisa hanya diam melihat Tuan Ruka dianiaya. Bapak harus membantu saya, sekali ini saja. Bantu saya keluar dari rumah dengan aman dan panggilkan taksi agar saya bisa mengantar Tuan ruka ke rumah sakit."
Satpam itu melihat Bibi marry dan Ruka bergantian. Wajah pucat Ruka yang terlihat lemah penuh luka sedikit mendatangkan rasa iba.
Seharusnya dia tidak boleh ikut campur dengan apa yang terjadi di rumah ini. Ia bisa kehilangan pekerjaannya lagi jika Ani mengetahui kalau dia membantu asisten rumah tangga itu.
Namun saat melihat Ruka yang duduk di kursi roda, dengan kedua kaki yang penuh goresan serpihan kaca membuat ia cemas.
"Kaki Tuan Ruka?"
"Tuan ben pasti yang melakukannya, Pak," ujar Bibi marry.
"Marry, ini bisa menimbulkan infeksi dan meninggalkan bekas luka ."
"Karena itu, Bapak tolong bantu saya."
Pandangan ruka dan satpam itu bertemu, ruka hanya tersenyum tipis. Napas nya mulai terdengar berat, keringat dingin mengucur deras di kening dan lehernya.
"Tuan kenapa?"
"Bibi, saya... "
"Tuan! Pak cepat bantu saya! Demam Tuah ruka makin tinggi!"
Satpam itu ikutan panik, melihat Ruka yang menutup mata dengan muka memerah. Terlihat menahan sakit yang luar biasa.
"Marry! Biar saya yang dorong kursi rodanya!"
Bibi marry menyerahkan ruka pada satpam itu sementara dia mengecek kondisi Ani, yang terlihat belum keluar dari kamarnya.
Bibi marry mengikuti satpam itu yang dengan cekatan mendorong kursi roda Ruka sampai ke depan gerbang lalu memindahkan ruka ke dalam mobil taksi hati-hati saat taksi itu tiba.
Tanpa bantuan dari satpam itu, mungkin Bibi marry tidak akan bisa membawa Ruka keluar dari rumah dengan selamat.
🦥🦌
Ani yang terbangun segera mengecek kamar Bibi marry untuk memastikan sesuatu. Pintu kamar yang masih terkunci dari luar membuat ani berpikir bahwa asisten rumah tangga itu masih ada di dalam.
"Marry, segera buatkan saya sarapan."
Namun saat Ani membuka pintu kamar pembantu itu, dia hanya melihat sisi ranjang yang kosong tanpa penghuninya.
"MARRY! KAMU DI MANA?" Langkah kaki ani berkeliling mengecek sisi kamar.
Tidak ada siapapun di sana. Ani mengepalkan tangan saat melihat posisi almari, yang bergeser tepat ada di bawah jendela ventilasi udara.
![](https://img.wattpad.com/cover/375359415-288-k188407.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) END
RomancePharita yang berhati dingin seperti ular dipertemukan dengan Ruka laki-laki berhati hangat nan lembut seperti kelinci. Akankah cinta bisa tumbuh di hati keduanya?