Chapter 87

607 93 93
                                    

Marco mengatur GPS-nya, menyesuaikannya dengan lokasi ponsel pharita.

"Sialan mereka menuju ke dermaga!"

Marco yang sebentar lagi akan sampai di studio Victory terpaksa membelokkan mobilnya ke jalur lain bermanuver ke arah dermaga lama yang sudah tidak dipakai.

Setelah lima belas menit lalu Marco menerima sinyal dari anak buahnya jika pharita dikepung gerombolan kelompok anak buah Ethan. Marco segera mengabari anak buahnya yang lain untuk datang membantu.

"Pindah ke dermaga sekarang!" perintah Marco lantang membelokkan mobilnya tajam dengan kecepatan tinggi.

"Hubungi organisasi yang lain! Kita membutuhkan mereka!"

Marco memacu mobilnya lebih cepat, diikuti oleh puluhan mobil di belakangnya. Marco telah terputus koneksi dengan empat anak buahnya yang menemani pharita ke studio Victory. Marco yakin keadaan mereka sedang buruk, karena itu koneksinya sampai terputus.

***

Di Dermaga .

Pharita dan ruka diturunkan dari mobil. Keduanya diseret anak buah Romanov tanpa ampun mendekati laut.

"Kau lihat, di sini. Aku akan menenggelamkan suamimu," kata Romanov di telinga pharita dingin.

Pharita tetap tajam memandang Romanov, laki-laki itu masih menjambak rambutnya.

"Bawa ruka ke mari!" Romanov meminta anak buahnya menyeret ruka, yang kedua kakinya berdarah terkena tembakan peluru.

"TENGGELAMKAN DIA!"

Ethan hanya melihat dan berjaga di luar, mengantisipasi situasi. Ani yang melihat anak lumpuh itu akan ditenggelamkan tersenyum senang. Dia puas melihat semua ini.

Sementara ben, pria itu masih terborgol tangannya hanya bisa menyaksikan saudaranya dimasukkan ke dalam sekoci putih mulai dibawa ke lautan.

"BRENGSEK KALIAN SEMUA!" umpat ben marah. Mencoba memberontak, tapi tenaganya tidak cukup mampu melawan tiga anak buah Ethan yang memeganginya.

Ani yang melihat putranya mencoba membuat ulah, mencoba mendekati ben lalu berdiri di depannya.

"Bu," panggil ben.

Setelah mendengar dari mulut ani sendiri, jika perempuan itu adalah ibunya ben berharap ani masih berbelas kasih. Tapi tenyata tidak, ani sama sekali tidak mendengarkannya.

"Kenapa kamu ikut marah melihat si lumpuh itu di tenggelamkan! Kamu seharusnya senang ben!"

"Bu, jangan seperti ini."

*Plakk!!

Ani menampar pipi ben dengan keras.

"Jangan seperti ini Bu. Aku mohon."

"APA MAKSUDMU BEN! Katakan pada ibu apa kamu menganggap Ibu telah bersalah karena ingin melihat ruka meninggal! Ibu tidak bersalah ben!"

"Sudah cukup Bu, Ibu telah buta
dengan dendam Ibu pada masa lalu ayah. Selama ini Ayah sudah berusaha mencoba menebus kesalahannya dengan meminta maaf kepada kita Bu."

"Ayahmu tidak pernah menebus kesalahannya! Dia hanya menambah luka baru untuk Ibu! Kamu tidak perlu ikut campur dan diam saja!"

Pharita yang melihat ruka mulai dibawa ke tengah lautan , mulai memanggil nama pria itu.

"RUKA..hiks !" panggilnya.

"Percuma kamu berteriak pharita!"

pharita merasakan sesak di dadanya, Ruka benar-benar di tenggelamkan di depan matanya.

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang