Junet menyenggol sikut Sofia, yang melamun beberapa detik setelah mendengar syarat yang diajukan pharita.
"Cepat jawab! Nona menunggu keputusanmu!" bisik Junet melotot pada mantan asisten manajer alice itu di sebelahnya.
Sofia yang tersadar mendongak, lalu mengangguk cepat saat meneliti wajah pharita yang terlihat datar.
"Iya, saya bersedia Nona! Saya tidak akan memakai make up maupun berpakaian ketat saat bekerja dengan Tuan ruka!"
Napas Sofia tersengal, dia merasakan nyawanya hampir melayang. Jika ia cermati dari syarat yang diberikan pharita, terlihat jelas jika nona presdir itu cemburu padanya.
"Soal gaji, Helena akan menjelaskannya."
Sofia tersenyum tipis lalu berterima kasih.
"Nona Sofia, bisa ikut dengan saya untuk penjelasan kontraknya."
"Terima kasih Nona pharita! Saya janji akan bekerja dengan giat!"
Setelah sekertaris Helena keluar bersama Sofia, ruangan itu menjadi lenggang hanya menyisakan pharita dan Junet yang saling diam.
"Nona."
Junet meneguk ludah kasar, "Apa Nona akan mengajak Tuan ruka ke acara lelang amal hari ini?"
"Saya akan mengajaknya."
Jun lekas menambahkan. "Kalau begitu saya dan Sofia akan segera mempersiapkan Tuan ruka."
Junet berpikir hari ini juga Jessy harus bekerja, memilihkan setelan pakaian terbaik untuk ruka.
Langkah Junet segera berbalik akan pergi. Namun, Junet terhenyak kaget saat kursi putar pharita berderit.
Nonanya beranjak dari duduk berjalan tegas mendahuluinya.
"Nona," panggil Junet gugup.
Pharita tidak bicara, tapi dari sorot matanya Junet bisa menebak. Nonanya pasti akan ikut pergi ke kondominium Tuan ruka.
***
Bibi marry melihat seratus bunga Lili yang mulai layu perlahan-lahan. Sangat disayangkan bunga Lili indah itu harus layu seperti ini.
"Seandainya kita punya banyak vas bunga Tuan."
Ruka menatap tangkai bunga Lili itu yang kering.
"Pharita tidak menyukai bunga Bibi."
"Tuan belum tahu kesukaan Nona?"
ruka menggeleng tipis. "Dia perempuan yang sulit ditebak. Saya bahkan tidak tahu makanan apa yang pharita suka."
Wajah sendu tuannya membuat Bibi marry memikirkan seseorang tiba-tiba.
"Tuan ruka, bagaimana jika Tuan bertanya pada Papanya Nona pharita tentang semua hal yang Nona pharita suka."
Ruka tidak sampai berpikir ke arah sana. Senyum ruka langsung terbit mengangguk mengiyakan.
"Tuan ingin menelpon Tuan Benjamin? Atau bertemu secara langsung dengannya?"
"Bibi tahu di mana rumah pharita?"
Bibi marry memegang tengkuk lehernya bingung.
"Saya belum pernah ke rumah Nona. Tapi kalau menurut banyaknya cerita yang saya dengar. Kediaman keluarga Wilson ada di Royal Palace. Itu kawasan elite orang-orang kaya tinggal Tuan."
Ruka sejenak ragu-ragu, dia ingin mengunjungi rumah pharita. Tapi dia juga takut hanya akan mempermalukan calon istrinya itu jika datang ke sana.
"Lebih baik, kita pergi dengan pharita saja Bibi," putus ruka pada akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) END
RomancePharita yang berhati dingin seperti ular dipertemukan dengan Ruka laki-laki berhati hangat nan lembut seperti kelinci. Akankah cinta bisa tumbuh di hati keduanya?