Junet membeku di tempatnya saat pharita membuang dokumen rumah sakit Weymouth Street. Tatapan mata pharita membuat Junet menelan saliva susah payah. Berdiri dengan kaku.
"No-na pharita."
"Saya tidak butuh penjelasan. Kamu telah mengecewakan saya. ruka sudah menghilang dari kemarin, tapi kenapa kamu tidak mengatakan apa pun pada saya!"
"Saya bisa jelaskan Nona!"
"Kirim surat pengunduran dirimu ke bagian HRD. Saya akan mencari asisten baru. Saya tidak butuh orang yang tidak bisa dipercaya! Dan lambat bekerja!"
"Tolong jangan pecat saya Nona ! Berikan saya kesempatan sekali lagi! Saya terpaksa berbohong pada Nona karena saya takut Nona akan menutup kondominium! Pihak kondominium hanya lalai sedikit Nona. Saya mohon!"
"Saya tidak akan sampai menutup bisnis mereka kalau kamu sudah menceritakan tentang Ruka sejak kemarin! Sekarang ruka kritis di rumah sakit!"
Junet menundukkan kepala. Dia memang bersalah. Junet hanya takut pharita lepas kendali. pharita memang memiliki tempramental yang menakutkan.
Junet pun bingung jika pharita sudah marah. Dia bahkan tidak bisa menanganinya. Hanya ruka satu-satunya pria yang berhasil membuat pharita tenang dan mengontrol emosinya.
"Saya minta maaf Nona. Saya benar-benar minta maaf."
Junet menyesal, dia berdiri di depan pharita dengan kepala tertunduk tanpa berani melihat nona presdir itu.
"Bisnis keluarga Hogward akan gulung tikar."
Junet membeliak, mendengar kabar ini. Apa yang ditakutkan jauh lebih menyeramkan daripada sekelas kondominium itu ditutup. Kepala manajer kondominium merupakan putra keluarga Hogward.
"Tunggu Nona ! Anda tidak bisa melakukan ini Nona! Tuan Benjamin pasti tidak akan menyukai ini! Tuan ruka menghilang memang karena mereka lalai. Tapi di sini mereka tidak bisa disalahkan sepenuhnya Nona! Saya juga bersalah! Saya yang menyuruh mereka tutup mulut!" protes Junet mencoba membuat pharita menarik kembali keputusannya.
pharita tidak mendengarkan keluhan Junet dan berlalu begitu saja. Saat pharita berjalan cepat menaiki lift, Junet merogoh saku ponselnya dengan tangan gemetar.
Semalam baterai ponselnya habis karena dia mengumpulkan informasi tentang ruka. Saat Junet menyalakan ponselnya, dia melihat notif panggilan tidak terjawab dari Benjamin. Junet mendesah berat membaca pesan-pesan yang dikirimkan Benjamin.
[Junet saya dan pharita sudah ada di resto.]
[Junet, kamu di mana? Ini sudah lebih dari dua jam kami menunggu!]
[Kamu menjemput ruka atau tidak?]
[Tidak perlu datang! Putri saya sudah terlalu lama menunggu ruka!]
[Angkat telpon saya! Jangan mengabaikan saya kalau kamu tidak ingin di pecat! pharita sudah menunggu Ruka sampai pagi! Sudah cukup! Kalau kamu tidak bisa bekerja! Saya akan dengan senang hati mencarikan orang lain untuk menggantikanmu!"]
Tangan Junet gemetar, bahkan Benjamin yang Junet kenal sebagai laki-laki murah senyum dan sangat sabar sampai marah sebesar ini. Junet yakin dia memang tidak bisa lagi menyelamatkan kariernya. Dia akan di pecat sebagai asisten pharita.
Junet menekan nomor ponsel Benjamin, menghubunginya. Ada satu hal yang ingin Junet minta dari pria paruh baya itu. Meski Junet akan menjadi pengangguran, tapi Jun berharap keluarga Hogward tidak harus mengalaminya.
"Halo, Tuan Benjamin."
"Hem."
Benjamin yang biasanya menjawab panjang kini hanya berdehem singkat. Sudah bisa Junet tebak jika Benjamin menyimpan amarah untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) END
RomansaPharita yang berhati dingin seperti ular dipertemukan dengan Ruka laki-laki berhati hangat nan lembut seperti kelinci. Akankah cinta bisa tumbuh di hati keduanya?