Chapter 77

443 84 57
                                    

Satu Bulan Kemudian.

***

"Ruka sedari tadi masih muntah?"

"Iya Nona."

pharita menjadi cemas, ia duduk di tepi ranjang menunggu suaminya keluar dari kamar mandi. Dia segera pulang ke luxury saat menerima telepon dari Bibi marry jika kondisi Ruka semakin parah.

Saat terdengar suara pintu kamar mandi dibuka, pharita bangkit dan melihat wajah pucat suaminya yang menggerakkan kursi roda.

"Ini sudah ke lima kalinya kamu muntah. Saya akan memanggil dokter untuk memeriksamu."

Ruka tersenyum lalu menggeleng tipis,

"Jangan khawatir, sayang. Saya tidak apa-apa, setelah minum obat. Mual saya akan segera berhenti."

"Tapi kamu sampai pucat seperti ini ruka."

"pharita, saya hanya perlu mengisi perut untuk pulih kembali."

Tangan Ruka mengusap pipi pharita sayang, sementara pharita memeluk laki-laki itu dari depan.

Ruka mencium aroma yang tidak mengenakkan dari tubuh pharita, seperti ikan asin yang dipanggang. Mual ruka kambuh lagi, perutnya bergejolak ingin muntah.

Tangan ruka mendorong tubuh pharita menjauh, langsung menggerakkan kursi rodanya ke kamar mandi.

"ruka! Buka pintunya!"

Pharita menatap pintu kamar mandi itu yang terkunci rapat,

"Saya akan memijat tengkukmu sayang! Buka pintunya!"

Namun laki-laki yang dia panggil hanya diam dan memuntahkan isi perutnya.

"Pergilah pharita!"

"Saya tidak akan pergi!"

"Kamu meninggalkan kantor hanya karena saya mual!"

Pharita mendengar lagi suara ruka yang muntah.

"Manu ke luxury sekarang. Ruka sakit, periksa dia!" pharita pada akhirnya memanggil manu ke mari. Meski dia tahu manu sibuk dengan operasi sebentar lagi, tapi dia tetap datang.

Sejak satu bulan yang lalu, hubungan manu dan pharita mulai membaik. Perlahan-lahan, manu tidak lagi bersikap kasar kepada ruka.

Dokter itu mencoba memperbaiki hubungannya dengan pharita setelah menerima paksaan dan pukulan dari marco setiap malam. Saat ia pulang dari rumah sakit, anak buah marco pasti akan menghadangnya di jalan lalu memukulnya.

"Dia sudah muntah berapa kali?"

Manu memeriksa perut ruka yang telah berbaring di ranjang.

"15 kali."

Manu memeriksa ruka dengan teliti, tapi tidak ada hal yang mencurigakan di Tubuh ruka, semuanya tampak normal, dan tidak menunjukkan gejala sakit.

"Bagaimana?"

"Mungkin asam lambungnya naik."

Pharita memicingkan alisnya tajam. "Hanya asam lambungnya yang naik?"

"Untuk saat ini hanya itu yang bisa saya simpulkan pharita. Jika tidak asam lambung yang naik, maka ruka hanya masuk angin."

"Apa kepekaanmu dalam medis mulai melemah ? Jelas-jelas ruka sakit parah. Kamu tidak lihat wajah pucatnya. Dia tidak bisa makan dari kemarin, lalu pagi ini dia selalu muntah, dan yang paling menjengkelkan dia tidak mau saya dekati!"

pharita mengingat kejadian 10 menit lalu sebelum Dokter manu datang, dia akan membantu ruka untuk berbaring di tempat tidur.

Tapi laki-laki itu menolaknya tegas, justru meminta bantuan Bibi marry. Saat pharita mencoba memaksa membantu, ruka kembali mual dan muntah bahkan lebih parah.

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang