Chapter 25

566 89 0
                                    

Bedfordshire, Inggris.

Pharita membuka e-mail yang masuk dari informannya dua minggu lalu. Membacanya ulang.

Dia mengingat kilas balik tentang bagaimana ia sangat begitu terganggu dengan kehadiran ruka. Sehingga tanpa sadar memutuskan bahwa pria lumpuh itu yang akan menikah dengannya.

Dua belas jam sebelum acara pemilihan calon suaminya dimulai waktu itu. Pharita menerima semua data tentang Ruka Peterson.

Orang kepercayaannya tanpa sepengetahuan Junet telah mengumpulkan informasi itu secara pribadi untuknya.

"Kakinya lumpuh karena kecelakaan Nona. Saat Tuan Ruka berusia 10 tahun beliau tertimpa reruntuhan kayu dari bangunan losmen kumuh yang terbakar di belakang Mall Center London. Losmen kumuh itu adalah rumah Tuan ruka dengan ibu kandungnya almarhum Nyonya Yuka Peterson. Nyonya Yuka berprofesi sebagai petugas kebersihan di lingkungan itu, beliau biasa menyapu tepian jalan raya dan membersihkan semua sampah di sekitar Mall."

Itu adalah penjelasan yang dikatakan informannya. Seluruh riwayat hidup ruka hampir semua pharita ketahui. Kecuali beberapa hal kecil yang bersifat pribadi seperti trauma laki-laki itu, makanan kesukaan ataupun makanan yang ruka benci.

Dan mungkin pharita juga mengetahui tentang penyiksaan yang dilakukan ani terhadap ruka di rumahnya sendiri.

"Tuan ruka bekerja menjadi guru pengajar SLB (Sekolah Luar Biasa) untuk special educational needs and disabilities (SEND)  Beliau bukan guru honorer Nona, hanya suka relawan. Saya dengar juga gajinya lebih kecil dari pada tukang parkir di restoran atau kafe."

Pharita melihat foto-foto ruka yang tersenyum saat membagikan makanan untuk anak-anak penderita SLB dan foto saat pria itu memungut setiap sampah di jalan yang ia temui.

Pemandangan sama dengan apa yang pharita lihat di malam ia bertemu ruka pertama kali di depan toko parfum saat pria itu memungut kaleng soda di trotoar.

"Dia memang bodoh, tapi kebodohannya membuat saya terus teringat dengannya," gumam pharita menutup e-mailnya.

Hal yang pharita maksud bodoh di sini, ruka - laki-laki itu seorang disabilitas, tapi dia justru mengajar anak-anak disabilitas juga bahkan memberi mereka makanan meski dia tidak digaji.

Kemudian hal bodoh lainnya, kaki ruka lumpuh dan ia tidak bisa berjalan normal. Namun, dia selalu menyempatkan diri untuk mengambil sampah yang ia temui di jalan.

Laki-laki itu suka menyulitkan dirinya,pharita heran. Kenapa ruka tidak membiarkan sampah itu begitu saja seperti pejalan kaki yang lain? Dia hanya menambah pekerjaan yang tidak perlu.

"Nona."

Panggilan Junet mengalihkan atensi pharita dari foto-foto ruka di galeri ponselnya. Perempuan itu segera menoleh menatap asisten Junet yang ada di sampingnya.

"Nona Rita, meeting kita akan segera dimulai. Tuan Takur sudah datang."

Takur salah satu klien pebisnis retail besar di Bedfordshire. Pharita ke mari ingin mengajak kakek tua itu untuk bekerjasama mengembangkan bisnis retailnya. Terutama apartemen luxury  yang kini sudah selesai renovasi dan siap untuk disewakan di London.

Mungkin setelah apartemen itu beroperasi, ia juga akan membawa ruka pindah ke Luxury untuk tinggal di sana dari pada kondominium miliknya.

Tanpa banyak bicara, pharita lekas beranjak dari kursinya. Kemudian keluar dari ruangan, dia akan menyelesaikan dengan cepat meeting ini agar bisa kembali ke London malam nanti.

"Pastikan tiket penerbangan saya ke London siap sebelum meeting kita berakhir."

"Iya Nona."

Junet mengekori pharita dengan tenang, Junet mengintip ponsel yang wanita itu matikan. Junet tersenyum tipis saat melihat foto ruka sebagai wallpaper ponsel nona presdirnya itu.

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang