"PHARITA!" Marco melompat dari sofa buru-buru menuju ke ranjang rawat ruka.
Saat dia mematikan televisi dan berniat mengecek kondisi ruka, justru ia melihat pharita yang sedang menindih ruka menciumi leher laki-laki itu.
Tangan Marco menarik bahu pharita memisahkan tubuh perempuan itu dari atas ruka.
"APA YANG KAMU LAKUKAN!" kesal pharita saat tiba-tiba ada seseorang yang mengganggunya.
"Kamu tidak bisa menciumi ruka seperti itu! Dia ini pasien yang masih sakit!"
Bukan karena ruka masih sakit, alasan Marco adalah uangnya akan hilang jika ia gagal menjalankan tugas dari Benjamin untuk memantau putrinya ini.
"Tuan marco, maafkan saya."
Ruka mencoba duduk, tapi tangan pharita segera mendorong laki-laki itu berbaring lagi.
"Jangan banyak bergerak ruka. Kamu harus istirahat."
'Dia menyuruh ruka istirahat? Tapi anehnya dia juga yang membuat ruka tidak bisa istirahat karena terus ia ciumi. pharita memang tidak waras!'
Tatapan mata Pharita berganti menatap tajam marco,
"Apa yang kamu lihat! Ruka adalah calon suamiku! Terserah saya, jika mau menciumnya!"
Marco mengusap wajahnya kasar. Pria bermata sipit itu memijat keningnya.
"Mau dia kekasihmu atau calon suamimu! Dia tetap pasien yang sakit! Aku tidak bisa membiarkan kamu menyerang orang sakit!"
Pharita melotot, ketika tangan marco dengan lancang mengancing kembali seragam rumah sakit ruka, menata bantalnya dan bahkan kini laki-laki berdarah Tionghoa-Eropa itu mengambil tempat tidur di samping ruka.
"MARCO!"
"Apa?"
Bibir pharita mengatup rapat, menahan gejolak amarah.
"Kamu ingin memecatku? Silahkan, tapi Tuan ruka tetap tidak bisa tidur denganmu. Tidur saja di sofa. Meski kamu perempuan, pharita. tapi aku tahu daya tahan tubuhmu kuat. Tidur di sofa tidak akan membuat kamu demam besok pagi!"
"SIAPA YANG MENGGAJIMU! Saya yang mempekerjakanmu! Kamu tidak bisa mengatur saya tidur di mana!"
Marco berpura-pura tidak mendengar omelan pharita, dia menarik selimut ruka lalu meminta laki-laki itu berbaring sementara tangan marco mendekap ruka memeluknya wkwkwk.
"Tuan marco," panggil ruka.
"Tidurlah Tuan ruka. Jangan pedulikan pharita, dia akan tidur di sofa."
Tangan pharita mengepal.
"KAMU DIPECAT!"
"Kita sudah menandatangani kontrak kerja, kamu tidak bisa memecatku tanpa alasan yang jelas. Di sini aku sedang melindungi Tuan ruka, memastikan kesembuhannya. Jadi tidak ada pasal di perjanjian kontrak yang aku langgar. Kecuali, aku ingin mencelakai Tuan ruka, maka kamu bisa memecatku."
pharita menatap tajam wajah marco yang tanpa berdosa tidur di samping ruka. Melihat tangan marco yang ada di atas perut ruka memeluknya.
"HAHAHA, pharita cepatlah tidur
di sofa. Besok pagi Tuan ruka akan menjalani check up rutin dengan Dokter. Jangan membuat Tuan ruka tetap bangun hanya karena khawatir memikirkan calon istrinya yang juga belum tidur..sana sana.. Cepat tidur...sheesh..sheesh.""Sekali kamu menyentuh kulit ruka, saya akan memotong gajimu."
*DEG!!
Gaji dipotong? Mata Marco yang terpejam urung menutup. Kembali melihat tangannya lalu memindahkan tangan nakal itu yang memeluk ruka. Jangan sampai dia jatuh miskin karena gajinya kurang. Itu tidak boleh terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) END
RomansaPharita yang berhati dingin seperti ular dipertemukan dengan Ruka laki-laki berhati hangat nan lembut seperti kelinci. Akankah cinta bisa tumbuh di hati keduanya?