Chapter 94

529 98 27
                                    

Pharita memandang wajah ruka yang ada di depannya. Memperhatikan setiap inci yang ada pada ruka,

"Kenapa sayang?" ruka membantu membuka kancing kemeja Pharita satu persatu.

"Apa yang sedang istriku pikirkan?"

tangan pharita masih membelai wajah tampan suaminya memperhatikannya lebih dalam. Pharita menempelkan hidunganya di bibir ruka, lalu mengalungkan tangan di leher pria itu.

"pharita," panggil Ruka lembut.

"Saya tidak menyangka kalau kamu masih hidup ruka." ruka tersenyum mengambil kedua tangan Pharita menciumnya, selanjutnya menggendong pharita dari kursi roda perlahan membawanya ke kamar mandi.

ruka mendudukkan Pharita ke dalam bath up, lalu mengisi bath up itu menggunakan air hangat mengatur suhu panas agar nyaman di kulit pharita.

ruka melihat perut Pharita yang memiliki bekas jahitan panjang.

"Terima kasih karena sudah melahirkan si kembar."

Pharita meraih tengkuk ruka lalu menciumnya, ruka tersenyum menyambut ciuman pharita.

"Saya mencintaimu istriku," kata ruka di sela-sela ciumannya menahan kepala pharita agar tidak membentur dinding, mencium leher pharita dengan memuja meninggalkan bekas kemerahan.

ruka tersenyum lalu menuangkan sabun di kedua kaki Pharita, mulai menggosok jari jemari kaki pharita perlahan, menciuminya.

"Saat saya lumpuh, kamu selalu merawat saya. Sekarang giliran saya yang merawatmu sayang."

pharita tersenyum tipis menarik kaos Ruka untuk mendekat. "Kalau begitu mandikan saya setiap hari, suamiku."

Ruka tertawa lalu mengangguk mengecup kening pharita.

"Mandi bersama?"

"Iya," jawab pharita tegas.

Menarik bahu ruka mencium telinganya. "Pangku saya di bath up."

Ruka tersenyum saat pharita menarik tubuhnya untuk masuk ke dalam bath up, lalu mencium dada ruka yang masih terbungkus kaos. RRuka memeluk pinggang pharita membalas ciumannya.

"I love you Ma."

"Saya juga mencintaimu Pa."

Mereka kembali berpagutan cukup lama, saling menyentuh hingga air bath up tumpah ke lantai.

***

Si kembar sangat rewel malam ini, mereka tidak mau diam. Rora dan Chiquita menangis, sementara rami terus merengek tidak mau tidur.

Ruka yang mendengar tangisan ketiga putrinya, langsung mendorong kursi roda pharita menuju ke kamar si kembar.

"Tuan ruka, mereka rewel Tuan, "

Suster Anna menggendong Rora yang menangis memegangi dot susunya.

"HUWAAAAA...MAMMAA..."

"Berikan Rora pada saya Sus."

Suster Anna menyerahkan rora ke pangkuan pharita. Rora yang tadinya menangis kini langsung terdiam, tertawa dan menumpahkan dot susunya di baju pharita.

"Mamaaa, maaamaa," ocehnya cadel tertawa.

Pharita mencium pipi anak nakal itu. Ruka mencubit pipi Rora gemas.

"Ternyata putri Ayah menangis karena ingin digendong mama?" Rora memeluk leher pharita erat.

Setelah Rora tenang dengan pharita, giliran ruka menggendong rami yang rewel.

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang