Pharita membuka mata dan melihat dirinya masih dalam selimut yang sama dengan ruka. Suaminya itu masih tertidur pulas di sampingnya setelah menghabiskan malam panjang kemarin. pharita beranjak duduk melihat pakaiannya yang berserakan di lantai jauh dari jangkauan.
'Malam pertama itu sakit sayang.'
Pharita mengingat tentang perkataan mamanya, tapi saat dia mengingat apa yang sudah dia lakukan di atas tubuh ruka. Pharita tersenyum tipis mengintip seprei putih yang ternoda darah miliknya.
'Itu jauh dari kata sakit, tapi nikmat.'
pharita menoleh ke sisinya, memperhatikan wajah tampan dari lelaki yang dia cintai. Tangan pharita berlabuh di kening ruka, kemudian mengecup keningnya.
"Terima kasih untuk yang semalam, ruka."
Segera tangan pharita menyibak selimut, menatap tanda kiss mark merah, gigitan dari gigi ruka dia pucuk payudaranya.
"Dia melakukannya dengan sangat lembut. Sehingga saya terbuai, menginginkannya lagi."
Pharita mengusap wajahnya kasar, melirik bibir ruka yang merah ranum begitu menggoda untuk dia cium. Kaki pharita turun dari ranjang, berjalan pelan mengambil jas pakaiannya di lantai menuju ke kamar mandi.
Pharita memang merasa berbeda saat berjalan, tapi itu tidak begitu sakit seperti tembakan peluru yang pernah dia terima dulu.
ruka yang baru saja membuka mata memindai seluruh ruangan pondok.
"Pharita?"
ruka ingat nona presdir itu tidur di sebelahnya, tapi sekarang ranjang yang ditempati Pharita sudah kosong. Hanya menyisakan bantal dan selimut yang tersingkap.
ruka mencoba meraih kursi rodanya perlahan akan turun dari ranjang, namun suara shower dari kamar mandi yang tiba-tiba mati diiringi pintu kamar mandi itu terbuka, membuat pergerakan ruka berhenti.
"Kamu sudah bangun?"
Wajah cantik istrinya jauh lebih segar setelah keramas. Rambut panjangnya tergerai indah sampai ke punggung. pharita cuma mengenakan kimono mandi hitam tanpa memakai dalaman. Dia berjalan ke ranjang memegang kursi roda Ruka menjauhkannya dari jangkauan sang suami.
Ruka tersenyum dan memeluk pinggang pharita yang kini sudah ada di depannya.
"Apa kamu ingin kita tidur lagi suamiku? Saya bisa menciummu lebih lama dari semalam?"
Ruka terkekeh lalu mengecup perut pharita yang tertutup kimono mandi.
"Saya tidak mau istriku lelah. Semalam sudah sangat lama sayang. Kita sudah mengulanginya berulang kali."
Pharita menyentuh dagu ruka lantas memiringkan kepalanya, mencium bibir ruka mesra. Menjalarkan tangannya ke tengkuk Ruka mencumbunya. Mengecup dan menggigit bibir suaminya yang manis
"Saya menyukai setiap sentuhanmu ruka."
Bibir pharita menyesap lidah ruka lalu mengkulumnya.
"Haruskah kita mandi bersama?"
"Tapi pharita sudah mandi?
"Saya bisa mandi seratus kali."
Ruka tertawa lalu mencubit hidung pharita gemas.
"Kamu bisa masuk angin, sayang. Jangan mandi lagi, saya tidak mau membuat istri ku mual dan muntah karena kedinginan."
Jari lentik pharita menyentuh bibir ruka lalu mendorong dada pria itu jatuh ke ranjang. Ruka menyunggingkan senyum lebar saat pharita mulai kembali naik di atas tubuhnya
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) END
DragostePharita yang berhati dingin seperti ular dipertemukan dengan Ruka laki-laki berhati hangat nan lembut seperti kelinci. Akankah cinta bisa tumbuh di hati keduanya?