Mei mulai tinggal di luxury untuk merawat ruka, tabib itu menempati kamar di samping Bibi marry. Setiap pagi, ruka menjalani terapi bersama tabib muda itu. Setiap hari juga pharita menahan diri untuk tidak mengusir Mei, karena selalu memegang kaki suaminya.
"Apa Tuan ruka sudah merasakan sesuatu?"
Mei mencabut jarum akupuntur di titik-titik jemari kaki ruka. Ruka menggeleng, Mei menekan kedua jempol kaki ruka lalu menanamkan jarum akupunktur yang lain.
pharita terus menatap prosesi penusukan jarum itu sambil menggulir layar tabletnya. Junet sudah ada di sini untuk menjemput ruka ke pabrik.
Mei mengelap keringatnya.
" Tuan ruka harus melakukan pemeriksaan otot saraf."
Pharita memandang tabib itu tajam.
"Kamu tidak bisa menyembuhkan kaki suamiku?"
"Bukan begitu Nona, tapi saya butuh hasil rontgen kaki Tuan ruka. Seperti posisi tulangnya dan detil saraf yang tersumbat."
Junet paham, lalu mengusulkan sesuatu.
"Nanti sore biar saya yang mengantarkan Tuan ruka periksa ke rumah sakit."
Pharita melirik Junet dingin.
"Pagi ruka harus terapi, siang dia bekerja di pabrik, dan sore dia ingin menjalani pemeriksaan di rumah sakit. Kenapa seolah-olah satu hari penuh kalian mencuri ruka dari saya? Kapan saya bisa bersama dengan ruka hanya berdua?"
Marco yang datang melemparkan buah Apel ke pangkuan pharita.
"Hahaha, Tuanku hanya dicuri selama satu hari. Dan kamu sudah mengeluh pharita?"
"Satu hari itu sangat lama," protes pharita.
Marco tertawa dan Junet menahan diri agar tidak tersenyum di samping nonanya.
"Jadi bagaimana kalau aku menculik Tuanku selama tiga hari?"
Pharita menelisik wajah Marco. Pialang saham itu mengambil kursi pinus meminum teh buatan Bibi marry.
"Satu minggu lagi akan ada pameran kain di Cumbria. Aku berencana mengajak Tuan ruka untuk ikut melihat. Tuanku adalah pebisnis tekstil. Sudah seharusnya dia menghadiri acara seperti ini."
Marco kembali memprovokasi agar pharita setuju.
"Kau tahu biasanya pameran kain akan dihadiri banyak model, artis, dan desainer terkenal. Mereka pasti membutuhkan suplai kain dengan kualitas terbaik untuk pakaian mereka. Jadi tidak ada salahnya, jika Tuan ruka mencoba membangun koneksi dari sana."
Wajah pharita yang menggelap, membuat marco tertawa. Junet pun setuju dengan usulan marco. Memang ini hal yang baik bagi ruka, untuk mulai berbaur dalam lingkungan bisnis.
"Tuan marco benar Nona."
Pharita menoleh, menatap Junet sengit.
"Kalian hanya memikirkan tentang bisnis, tapi tidak dengan keselamatan suamiku."
pharita masih khawatir dengan ani, selama ani belum ditangkap oleh polisi dan berkeliaran di luar sana. Maka pharita tidak akan membiarkan ruka pergi terlalu jauh apalagi keluar dari kota London.
Selama pharita, Junet, dan marco
terlibat dengan obrolan. Mei telah menyelesaikan terapinya. Kini Mei mendorong kursi roda ruka pergi menuju ke kamar mandi untuk merendam kaki.***
pharita memilihkan kemeja yang akan Ruka kenakan untuk setelan ke kantor hari ini. Saat pintu kamar mandi terbuka pharita melihat suaminya yang menggerakkan kursi roda mendekat padanya. Laki-laki itu masih menggunakan kimono mandi dengan rambut basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) END
RomancePharita yang berhati dingin seperti ular dipertemukan dengan Ruka laki-laki berhati hangat nan lembut seperti kelinci. Akankah cinta bisa tumbuh di hati keduanya?