Chapter 86

401 80 82
                                    

Puluhan mobil Bentley mengepung hotel Delight. Ethan beserta anak buahnya telah sampai di lobi lalu segera memasuki lantai dua di mana Romanov telah menunggu.

"Tuan Besar semua sudah berkumpul di sini."

Rafi beserta ani pun juga datang. Romanov duduk di kursi kebesarannya sambil menghisap rokoknya.

"Malam ini kita akan melenyapkan pharita," kata Romanov dingin. Menatap para anak buahnya.

"Amankan studio Victory dari gangguan para polisi ataupun anak buah marco."

Romanov beranjak dari duduknya lalu menghampiri ani.

"Kau bebas untuk menghabisi ruka."

Ani tersenyum, "Ini adalah waktu yang aku tunggu. Aku pasti akan menikam si lumpuh itu dengan pisauku."

Romanov berdiri gagah dengan jas yang tersampir di pundaknya. Matanya yang tajam dan luka sayatan di mata kirinya membekukan semua orang yang berkumpul untuk melenyapkan pharita.

"Siapa saja yang berkhianat malam ini dan tidak melontarkan pelurunya pada pharita! Maka aku akan menembak kepala kalian sebagai gantinya!"

"Kami tidak akan berkhianat Tuan Besar!"

Romanov berjalan keluar lebih dulu diikuti rombongan anak buahnya. Suara desing mesin mobil mulai bersahutan keluar dari hotel Delight. Mereka melaju dengan kecepatan tinggi menuju ke studio Victory tempat konser Gs. Missery.

***

Di luxury, Marco baru saja kembali dari perjalanannya. Dia masuk ke apartemen itu ingin menemui pharita.

"Tuan Marco!" sapa Vellani.

"Di mana pharita?"

"Nona pharita sedang menonton konser Gs. Missery dengan Tuan ruka."

Marco menghubungi anak buahnya, tapi mereka tidak mengangkat panggilannya. Marco berdecak lalu kembali ke luar dari luxury.

"Tuan Marco akan pergi lagi?"

"Aku menerima informasi jika ani sudah ada di London. Aku harus memberitahukan ini pada pharita dan menyuruhnya lebih berhati-hati!"

Vellani tidak bisa mencegah kepergian Marco, pialang saham itu beserta beberapa anak buahnya yang lain segera menuju ke studio Victory untuk menjaga keamanan pharita.

***

Alice mengumpat karena dia justru bertemu dengan ben di sini.

Saat akan meninggalkan gedung konser, ben tiba-tiba muncul entah dari mana lalu menahan lengannya. Menarik alice ke belakang penjual stand makanan.

"LEPAS BEN!" teriak alice marah. Ben mencekal tangannya dengan kasar, tidak membiarkan perempuan itu memberontak.

"JAWAB GUE SEKARANG! APA YANG LO LAKUIN DI SINI! DAN KENAPA LO TERUS MENGAWASI RUKA!"

"Aku tidak mengawasi ruka! Ini tempat umum! Aku ingin melihat konser Gs. Missery! Jadi apa salahnya!"

Ben tidak akan percaya begitu saja.

"Gue tahu lo pandai berbohong alice! Jadi jawab gue sekarang!"

"Sudah aku bilang! Aku hanya ingin menonton konser!"

"Gue gak percaya!"

"Terserah ben! Aku tidak peduli kamu percaya atau tidak! Yang pasti aku mau kamu lepasin tangan aku sekarang!"

Alice menggigit lengan ben, tapi ben tidak menyerah. Dia terus mengunci alice kuat-kuat agar tidak bisa lari.

Sementara itu, ruka dan pharita baru saja keluar dari area konser. pharita merasa pening dan mual. Ia melihat punggung Ruka yang ia dorong kursi rodanya lamat-lamat.

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang