"Di mana suamimu?"
Lelaki tua itu menatap Ani dengan angkuh, memberikan tekanan. Ani duduk tetap tenang meski dalam hatinya tidak.
"Untuk apa Ayah ke mari?"
"Kamu masih bertanya! Saya ke mari ingin memperingatkan Henry. Dia sudah melewati batas kali ini!"
"Henry tidak ada di rumah! Jadi lebih baik Ayah pergi! Aku tidak ingin berdebat jika Ayah cuma membahas masalah pabrik yang diberikan Henry untuk ruka!"
"Kamu bilang cuma! Meski hanya 1 pabrik tapi itu tetap aset keluarga! Henry tidak berhak memberikan aset apa pun pada anak yang tidak memiliki garis darah keturunan keluarga! Si cacat itu bukan darah daging kita! Dia orang asing! Dalam tubuhnya mengalir darah kotor seorang pembantu!" tegasnya membuat Ani tertampar dua kali oleh kenyataan bahwa suaminya telah berselingkuh.
"Ya! Aku tahu jika dia anak pembantu! Aku sadar kalau si lumpuh itu aib keluarga kita! Tapi Ayah tidak perlu mengingatkannya berkali-kali! Seolah-olah Ayah menyalahkan aku karena membiarkan Henry jatuh ke tangan wanita dari kasta rendah seperti si pelacur itu!"
"Itu memang salahmu! Karena kamu membiarkan suamimu menanam benih di rahim pembantu kalian! Coba kalau kamu mencari pembantu yang usianya lebih tua, yang buruk rupa! Pasti suamimu tidak akan terdorong untuk meniduri wanita sialan itu!"
Hati ani serasa ditikam pisau belati bertubi-tubi setiap kalimat yang dilontarkan Dariel menyakitinya sampai ke sumsum tulang belakang.
"Saya sudah bilang untuk kalian bercerai! Saat ben masih kecil! Saya sudah memintamu berpisah dengan Henry! Tapi apa? Ha? Kamu justru tetap bertahan hidup dengan pria brengsek yang sudah mengkhianatimu! Kamu bahkan diminta untuk mengasuh anak cacat hasil perselingkuhannya! Sekarang lihat akibatnya! Perlahan-lahan Henry ingin menggantikan posisi putramu ben yang akan mewarisi harta keluarga berpindah tangan menjadi milik Ruka!"
Dariel menatap putri pertamanya itu tidak kalah intens. Ingin menyalahkan semua kekacauan yang terjadi sekarang kepada putrinya itu.
Keputusan bodoh ani yang tidak segera bercerai dengan Henry, dan membiarkan laki-laki bajingan itu untuk memegang kendali membuat nama baik keluarganya dipermalukan seumur hidup.
Kini publik sudah tahu aib terbesar dari menantunya. Dan nama keluarganya sebagai salah satu keluarga terpandang mulai tidak dihargai oleh masayarakat.
Dariel dan Ani sama-sama diam, tapi tersirat jelas aura permusuhan di antara mereka. Hubungan ani dengan kakek ben itu memang sudah lama retak sejak ani tidak kunjung bercerai dengan Henry dua puluh tahun yang lalu.
"Saya tidak mau tahu, pabrik dan semua aset yang dimiliki keluarga Graham harus jatuh ke tangan ben bukan anak cacat itu!"
"AKU JUGA INGIN HAL YANG SAMA SEPERTI AYAH! TAPI MAU BAGAIMANA LAGI! HENRY MEMILIKI HUTANG DI BANK! DAN 50% HUTANGNYA DILUNASI OLEH PHARITA! HUTANG HENRY BARU DIANGGAP LUNAS JIKA PABRIK TEKSTIL ITU DISERAHKAN PADA RUKA!"
Ani mengatur napasnya yang memburu setelah berteriak. Baik suara Dariel maupun saling menggema di rumah besar itu bersahutan. Keduanya bungkam beberapa menit setelah mengerti situasi yang mereka hadapi.
"Satu pabrik saja, aku minta Ayah tidak lagi mempermasalahkannya. Bukan Henry yang menyerahkan pabrik itu cuma-cuma pada ruka. Tapi karena pharita, Ayah tahu sendiri bagaimana keluarga Wilson. Pharita bukan sembarangan orang yang bisa kita hadapi dengan mudah. Dia sulit dilawan. Lebih baik kita diam dan mengalah untuk sekarang."
Tatapan mata Dariel masih tajam, terbalut emosi. Namun, pria itu terpaksa menahannya.
"Hanya satu jalan yang tersisa. Bercerai lah dengan Henry. Dan minta suamimu mengalihkan hak warisnya untuk Ben!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) END
RomansaPharita yang berhati dingin seperti ular dipertemukan dengan Ruka laki-laki berhati hangat nan lembut seperti kelinci. Akankah cinta bisa tumbuh di hati keduanya?