"Kenapa kalian berdiri di sini?" Marco melihat Dr. Mukes, Bibi marry, dan suster yang ada di depan kamar rawat ruka. Terlihat gelisah mondar-mandir menengok ke arah lubang kunci.
"Tuan Marco, Nona pharita sedang memandikan Tuan ruka di dalam," sahut Bibi marry cemas.
Kedua bola mata Marco melotot terkejut.
"AISH! SEHARUSNYA KALIAN BILANG DARI TADI!" Seketika ketakutan Marco meningkat dua kali lipat.
'Ini sangat gawat! Kalau pharita menciumi ruka di kamar mandi dan mereka bertelanjang berdua! Tuan Benjamin tidak akan memberikan aku uang!' batin marco meronta-ronta. Menangis sedih karena pound nya akan menghilang.
"PHARITA! BUKA PINTUNYA PHARITA !" Marco menggedor pintu, karena mulai tidak sabar. Dia melirik Dr. Mukes di sampingnya.
"Dokter! Apa aku boleh mendobrak pintunya?"
Dr. Mukes memijat hidungnya. Jika saya boleh mendobraknya, sudah dari tadi saya lakukan. Tapi ini fasilitas rumah sakit. Saya tidak bisa mengizinkannya."
"Ahhh... Sial! Uangku hilang!" kesal Marco .
Anak buah Marco mendekat. " Tuan saya membawakan kunci cadangan."
Senyum Marco terbit seketika.
"Bagus, kamu tahu cara menjadi kaya. Aku akan mentraktirmu whisky nanti."
Anak buah Marco murung. Hanya whisky?
"Saya tahu, Tuan Marco mendapatkan jutaan pound dari Nona pharita. Setidaknya belikan aku berlian untuk istriku."
Marco melotot. "BERLIAN! Kamu ingin memeras bosmu sendiri ha! Itu uangku! Gajimu ada sendiri, aku tidak akan murah hati memberikan berlian sebagai bonus!"
"Cepat kuncinya!" Marco merampas kunci cadangan itu dari tangan anak buahnya.
Namun saat kunci itu akan digunakan, pintu kamar rawat telah dibuka. Pharita berdiri di ambang pintu bersedekap dada melihat wajah satu per satu dari mereka.
"Apa yang sedang kalian lakukan?"
Mata pharita menyelidik ke arah asisten barunya.
"Untuk apa kamu membawa kunci cadangan Marco ?"
Marco meneguk ludah, Bibi marry menundukkan kepala. Dr. Mukes berpura-pura hanya lewat lalu mengajak suster perawat segera pergi dari sana.
"Saya lupa Sus, kalau sekarang jam saya visit pasien."
Saat Dr. Mukes pergi bersama suster perawat, hanya Marco dan Bibi marry yang tersisa. Saling diam, tidak berani menjawab pharita. Namun, kepala mereka berdua mengintip ke dalam pintu ruang rawat mengecek ruka.
Ekor mata pharita berubah semakin tajam.
"Berhenti mengintip ruka. Dia sedang berganti pakaian."
"Maaf Nona."
Anak buah Marco yang melihat bosnya dimarahi hanya saling sikut satu sama lain.
"Kalau kamu punya istri, jangan cari yang seperti Nona pharita. Habis kamu terkena mental setiap hari. Lihat saja Tuan Marco, aku bisa melihat dahi Tuan mulai mengerut. Baru satu hari Tuan Marco bekerja dengan Nona pharita, darah tingginya sudah naik."
Disaat semua tegang menghadapi pharita. Helena dan Junet muncul memperparah keadaan.
Guratan kemarahan pharita makin terlihat jelas melihat mantan asisten dan sekertarisnya itu ada di sini.
"Nona pharita," panggil Junet. Mendadak
Pharita sudah menyambutnya dengan tatapan tajam. Padahal Junet berharap kalau dia akan bertemu ruka terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) END
RomansPharita yang berhati dingin seperti ular dipertemukan dengan Ruka laki-laki berhati hangat nan lembut seperti kelinci. Akankah cinta bisa tumbuh di hati keduanya?